8 Karakteritistik dan Ciri Parental Burnout, Hati-Hati Parents Mengalaminya!
Ketika Parents kelelahan & jenuh mengasuh buah hati
Apakah Parents pernah merasa lelah atau bahkan jenuh saat mengasuh buah hati? Tenang, Parents tidak sendirian, kok. Rasa lelah dan jenuh yang Parents alami bisa jadi tanda kondisi parental burnout.
Parental burnout merupakan kondisi yang wajar dalam perjalanan orang tua mengasuh dan membersamai buah hati. Sebab, peran mendidik dan membesarkan anak merupakan salah satu tanggung jawab terbesar orang tua.
Sindrom Kelelahan atau Burnout Tak Hanya Dialami Pekerja Kantoran
Banyak yang mengira sindrom kelelahan atau dikenal dengan burnout banyak dialami oleh para pekerja kantoran. Faktanya sindrom tersebut pun banyak dialami oleh para orang tua, yang biasa disebut dengan parental burnout.
Menjadi orang tua memang hal yang menyenangkan, tetapi banyak yang merasa kelelahan bahkan jenuh saat menjalankan peran serta tanggung jawabnya. Oleh karena itu, kondisi parental burnout sangat mungkin dialami oleh para orang tua.
Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog, seorang psikolog keluarga dan Co Founder 3 Generasi, menyebutkan bahwa parental burnout adalah kondisi kelelahan yang sangat intens dalam menjalankan pengasuhan. Sehingga orang tua merasa jauh secara emosional dengan anak bahkan meragukan kemampuan dirinya.
“Banyak orang tua yang mengabaikan kondisi ini, sebab mereka hanya tahu rasa lelah saja. Namun, jika kondisi tersebut dibiarkan tanpa ditangani, akan sangat membawa dampak buruk kepada pola asuh bahkan kondisi emosi ibu,” ungkap Saskhya.
Artikel terkait: Waspada Burnout Syndrome, ketika Parents Merasa Terlalu Lelah dengan
Mengenali Karakteristik Kondisi Parental Burnout
Parents perlu mengenal ciri atau karakteristik dari kondisi parental burnout. Menurut Saskhya, ada beberapa karakteristik yang perlu dikenali agar bisa diatasi sedini mungkin dan tidak berdampak buruk bagi kehidupan pengasuhan ke depannya.
1. Kelelahan Fisik dan Mental
Faktor kelelahan merupakan ciri paling mendasar pada kondisi Parents yang mengalami parental burnout. Di mana saat Parents mengalami kelelahan fisik maupun mental, Anda tidak mampu berpikir jernih, bahkan meski sudah istirahat, rasa lelah itu tak kunjung hilang.
2. Tidak Lagi Menemukan Motivasi Mengasuh Anak
Jika Parents sudah sampai pada tahap hilang motivasi bahkan kesenangan dan kebahagian dalam mengasuh anak, perlu sangat diwaspadai. Baiknya, langsung datang ke pakar seperti psikolog ataupun tenaga ahli lainnya.
3. Merasa Gagal dan Tidak Bisa Menjadi Ibu yang Baik
Sering kali ketika Parents sudah sangat lelah, emosi pun menjadi tidak terkendali, bahkan anak bisa menjadi sasaran kekesalan dan kemarahan. Akhirnya sering kelepasan membentak bahkan memukul atau mencubit anak.
Pada tahapan tersebut, saat emosi sudah mulai mereda atau saat si kecil tidur, rasa bersalah dan merasa gagal menjadi ibu yang baik kerap melanda.
Artikel terkait: Pentingnya Menjaga Kesehatan Fisik dan Psikis Ibu dengan Memenuhi
4. Menjauhkan Diri secara Emosional dari Anak dan Membatasi Interaksi
Saat Parents merasa nyaman berada jauh dari si kecil, baiknya segera datang ke tenaga ahli. Sebab, jika hal itu terus berlanjut dan berlarut-larut akan sangat membawa dampak buruk kepada tumbuh kembang si kecil.
Ketika Parents merasa jenuh dan lelah, memang perlu waktu untuk mengasingkan diri. Namun jika Anda merasa ingin menjauhkan diri dan membatasi interaksi dengan anak menjadi sebuah kenyaman, itulah yang perlu diwaspadai.
Tidak jarang juga para orangtua yang mengalami parental burnout selalu ingin mengasingan diri dari orang-orang sekitar.
Ciri Lain Kondisi Parental Burnout
Selain empat karakteristi di atas, ada beberapa tanda ataupun ciri lain dari kondisi parental burnout, di antaranya yaitu:
- Mengalami gangguan tidur
- Mengalami gangguan makan
- Sering tersinggung
- Selalu merasa cemas
Tips Mengatasi Kondisi Parental Burnout yang Bisa Dilakukan
Ada beberapa tips yang disarankan oleh Saskhya agar Parents bisa mengatasi rasa kelelahan dalam pengasuhan, yakni:
- Manajemen emosi dengan baik. Sering lakukan afirmasi positif pada diri ataupun relaksasi
- Mengatur rutinitas. Bisa membuat list kegiatan Parents dengan mengerjakan yang paling prioritas
- Menjaga lifestyle. Hal ini menjadi penting, karena mulai dari pola makan dan pola hidup bisa memengaruhi emosi seseorang
- Latihan menyadari emosi yang terjadi pada diri kita
- Sediakan waktu untuk me time
- Perkuat support system
- Eksplorasi panca indra untuk membantu regulasi emosi
Artikel terkait: Psikolog: Mengenali Perbedaan Stres dan Burnout serta Cara Menanganinya
Parents, itulah penjelasan mengenai parental burnout. Saskhya pun menyampaikan pesan di akhir sesi sharing-nya untuk semua orangtua, “Please take a BREAK (Be kind to yourself, Reunite with your friends, Explore fun and flow activities, Ask for help, Keep your daily routine).”
Semoga informasi seputar kondisi parental burnout bermanfaat bagi Parents.
Baca juga:
Parents, Ini yang Perlu Diketahui tentang Niat dan Keutamaan Puasa Syaban
10 Arti Mimpi Melahirkan Anak Laki-laki yang Perlu Parents Ketahui