Tahan Dulu! 7 Kondisi yang Bikin Bunda Dilarang Berhubungan Intim

Parents wajib tahu nih, ada waktu tertentu di mana Anda dilarang untuk berhubungan seks karena dianggap berbahaya dari segi medis. Kapan saja?

Tak hanya menyenangkan, penelitian membuktikan seks juga bermanfaat bagi kesehatan. Mulai dari meningkatkan kekebalan tubuh hingga menyehatkan jantung. Namun perlu diketahui, kalau ada beberapa kondisi dilarang berhubungan badan karena bisa berbahaya. Mengapa demikian?

Dokter kandungan Heather Rupe, DO dalam laman WebMD menjelaskan setidaknya enam waktu yang harus dihindari untuk melakukan hubungan intim. Kapan saja?

Berikut 7 Waktu Dilarang Berhubungan Badan 

1. Sebelum Pap Smear

Sebelum melakukan prosedur pap smear, Bunda disarankan tidak berhubungan intim selama 2-3 hari. Meskipun teknologi pap smear semakin canggih tetapi tetap saja melibatkan analisis sel individu di bawah mikroskop.

Sementara itu, air mani dapat dapat membuat Pap smear menjadi kurang sensitif sehingga akan mempersulit dokter saat pemeriksaan 

2. Sebelum Tes HSG, Salah Satu Kondisi Dilarang Berhubungan Badan

Sama seperti pap smear, sebelum melakukan tes HSG (Histerosalpingografi) Parents juga diminta dokter puasa hubungan intim selama 2-3 hari.

Hal ini dimaksudkan dokter untuk memastikan bahwa saat pemeriksaan dilakukan Bunda  tidak dalam kondisi hamil.  Jika terjadi konsepsi setelah berhubungan seks, cairan kontras yang dipakai saat tes HSG dapat mengganggu kehamilan. 

Artikel terkait: 8 Efek Berhubungan Seks pada Tubuh Anda, yang Normal dan Tidak

3. Pendarahan atau Nyeri pada Vagina yang Tidak Dapat Dijelaskan

Sebagian besar wanita sesekali akan mengalami bercak darah atau nyeri saat ovulasi dan hal ini normal. Namun, jika Bunda mengalami nyeri atau pendarahan yang terus-menerus, Anda harus menghindari hubungan seksual sementara waktu.

Nyeri saat berhubungan seksual atau pendarahan setelah berhubungan bisa menjadi tanda kelainan pada serviks dan harus segera mengunjungi dokter.

4. Saat Mengalami Komplikasi Kehamilan Bunda Dilarang Berhubungan Badan

Apakah boleh tetap berhubungan badan saat hamil? Biasanya pertanyaan ini sering diungkapkan Parents saat pemeriksaan kehamilan. Jika kehamilan Bunda tidak bermasalah, Anda bisa berhubungan intim sejak konsepsi sampai ketuban pecah. 

Namun perlu diingat, jika Bunda mengalami nyeri atau pendarahan yang tidak dapat dijelaskan, Anda harus menghentikan aktivitas di kamar tidur dan segera mengunjungi dokter.

Komplikasi kehamilan seperti plasenta previa dan persalinan prematur dapat diperburuk oleh hubungan seks, jadi hubungan seksual juga harus dihindari dalam situasi tersebut.

5. Pasca Melahirkan (Nifas)

Setelah operasi caesar dan persalinan pervaginam, Bunda disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai 6 minggu pasca persalinan atau yang biasa disebut dengan masa nifas. Bahkan dalam ajaran agama Islam pun diharamkan berhubungan suami istri saat nifas.

Dalam enam minggu tersebut, tubuh Bunda akan mengalami perubahan, yaitu adaptasi dari masa kehamilan dan melahirkan, sampai berangsur-angsur kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil atau sembuh secara normal.

Kebanyakan perempuan akan mengalami robekan setelah persalinan normal, dan bahkan pasien yang cukup beruntung untuk menghindari jahitan sering kali mengalami lecet pada labia mereka yang bisa sangat sensitif.

Melakukan hubungan intim sebelum vagina benar-benar sembuh dapat menyebabkan luka terbuka kembali dan meningkatkan risiko infeksi, belum lagi rasa sakit yang luar biasa.

Artikel terkait: Laser Vagina Pasca Melahirkan, Benarkah Bisa Mengencangkan Miss V?

6. Saat Mengalami Infeksi Vagina, Berhubungan Badan Tidak Boleh Dilakukan

Gejala infeksi panggul atau vagina antara lain vagina gatal yang parah, rasa terbakar, atau nyeri panggul. Jika Bunda mengalami gejala tersebut, sebaiknya hindari berhubungan seks sampai Anda memeriksakan diri ke dokter

Berhubungan seks dengan infeksi vagina tidak hanya menyakitkan, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi menyebar ke organ panggul dan menjadi lebih parah. Jika itu adalah infeksi menular, pasangan juga dapat terpapar.

7. Pasca Operasi Bunda Dilarang Berhubungan Badan

Yang ini mungkin tampak masuk akal, tetapi dokter Rupe mengatakan pada beberapa kesempatan, pasien yang datang dengan komplikasi besar setelah histerektomi yang disebabkan oleh hubungan seks yang terlalu cepat.

Teknologi bedah masa kini yang canggih memang memungkinkan pasien pulih lebih cepat dan merasa kembali normal lebih cepat dari sebelumnya. Namun, terkadang meski seseorang merasa baik-baik saja, organ dalam masih melakukan proses penyembuhan. Oleh sebab itu, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai waktu yang tepat untuk melanjutkan seks.

***

Dari sudut pandang medis, sebenarnya tidak banyak kondisi yang membuat perempuan dilarang melakukan hubungan intim dengan suami, selama ia dalam keadaan sehat. Namun demikian, jika Bunda mengalami nyeri, pendarahan, atau baru saja melahirkan atau menjalani operasi, sebaiknya waspada.

Jika Bunda memiliki masalah medis lain, tanyakan kepada dokter. Ya, mendiskusikan seks mungkin tidak nyaman bagi banyak orang termasuk Anda, tetapi itu penting untuk dibahas. Demi kesehatan dan kenyamanan Bunda serta suami. 

****

Baca juga: 

7 Masalah Seks yang Kerap Dialami Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Inilah beberapa kondisi penderita kanker payudara yang dilarang menyusui bayi

Vagina Kentut Saat Bercinta? Ini yang Perlu Anda Ketahui