Hati orang tua manapun akan patah saat melihat seorang anak hampir mati karena malnutrisi. Namun, tak semua orang seperti keluarga Morse yang mampu melakukan perjalanan melewati daerah konflik yang berbahaya dan menghadapi birokrasi pemerintahan berbelit demi seorang anak di belahan negara lain.
Priscilla Morse dari Tennnesse melihat sebuah foto yang mengejutkan di Facebook di tahun 2015. Foto tersebut menunjukkan seorang anak lelaki yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan Bulgaria.
Kondisi Ryan saat baru saja diadopsi
Anak bernama Ryan itu kelaparan dan tubuhnya dipenuhi dengan rambut dikarenakan kekurangan gizi. Saat itu juga, Priscilla tahu bahwa dia harus menyelamatkan Ryan. Suaminya -David- langsung setuju.
Tubuh Ryan yang saat itu berusia tujuh tahun kurus kering, rambutnya tipis dan kulitnya pucat. Dia sekarat.
Perjuangan mengadopsi Ryan yang malnutrisi
Sebelumnya, Priscilla telah mengadopsi seorang anak perempuan bernama McKenzie yang menderita down syndrome dan cacat jantung bawaan. Saat itu, ia bersedia dan merasa mampu untuk memberikan kehidupan yang layak untuk Ryan.
Bulgaria memiliki jumlah anak yatim piatu dengan angka tertinggi dari seluruh negera di Eropa. Ryan, seperti halnya anak yatim piatu yang lain, adalah keturuanan Romawi. Dia dianggap seorang gypsi, yaitu kumpulan pengembara yang tak punya rumah.
Dia menghabiskan tujuh tahun awal kehidupannya berbagi boks bayi yang kecil dengan anak yatim piatu lain. Ia menderita kelaparan secara sistematis seperti banyak anak yatim piatu lainnya.
Priscilla pertama kali datang ke Bulgaria untuk menemui Ryan pada bulan Juli tahun 2015. Tiga bulan kemudian, pada bulan Oktober 2015, dia kembali ke Bulgaria untuk membawa Ryan ke Amerika.
“Di Bulgaria, banyak sekali yatim piatu yang hanya ditempatkan pada sebuah ruangan kecil. Hanya sedikit orang di sana yang mengurus mereka,” kata David Morse.
Priscilla dan Ryan
Kelaparan dan kondisi yang tak terurus selama bertahun-tahun membuat Ryan mengalami banyak masalah kesehatan seperti malnutrisi. Selain itu, ia juga menderita masalah psikologis dan institusional.
Ryan menghirup udara banyak-banyak hanya untuk membuat dirinya merasa kenyang. Dia juga memasang ekspresi muntah agar seolah-olah sedang menyantap makanan.
“Ia melakukan hal itu semata-mata hanyauntuk bertahan hidup.” ujar Priscilla. Ia melanjutkan,”Kami harus mengabaikan banyak aturan sebelum semuanya berhasil.”
Saat awal ditemukan oleh Priscilla, ukuran Ryan tampak seperti bayi usia 10 bulan. Kakinya berhenti mengalami pertumbuhan karena tidak pernah digunakan, tubuhnya mengalami malnutrisi yang parah.
Selama ini, ia bertahun-tahun ia tinggal di boks bayi. Ryan juga menderita cerebral palsy serta scoliosis. Ia tidak pernah menjalani perawatan maupun terapi sebelumnya..
“Dia berumur tujuh setengah tahun, tapi tubuhnya tampak seperti balita,” ujar David.
“Sekarang dia lebih montok dibandingkan saat aku membawanya ke sini,” kata Priscilla.”Dia melalui jalan yang panjang. Dia harus menunggu selama 7 tahun untuk mendapatkan perawatan. Semoga tidak memerlukan waktu 7 tahun untuk membuat tubuhnya normal seperti anak lain.”
Panggilan hati untuk mengadopsi anak yang kurang beruntung
Priscilla dan David yang sudah telah lebih dulu memiliki dua anak kandung yakni Dylan (12 tahun), dan Jonathan (6 tahun). Anak lain yang mereka adopsi dari Rusia adalah McKenzie (6 tahun). Dulunya, McKenzie diadopsi saat berusia tiga setengah tahun.
David dan Priscilla bersama Ryan yang masih dalam masa penyembuhan
Dengan semua tekanan yang meliputi perjalanan ke Bulgaria, tagihan rumah sakit, dan biaya pemeliharaan anak. David dan Priscilla sangat menghargai dukungan dari keluarga dan teman-teman mereka.
Salah satu dari teman mereka membuat halaman GoFundMe untuk membantu semua biaya yang dibutuhkan.
Pasangan ini menghabiskan 37 ribu dolar (481 juta rupiah) untuk bisa mengadopsi Ryan. Mereka juga menghabiskan lebih dari 60 ribu dolar (780 juta rupiah) untuk mengadopsi McKenzie yang juga harus mendapatkan perawatan untuk operasi jantung tiga tahun lalu.
David dan Priscillia dengan anak-anak adopsi dan anak kandungnya.
“Secara finansial memang sangat melelahkan. Namun kau tahu bahwa semua ini sepadan,” jelas Priscilla.
Priscilla yakin bahwa mereka akan berhasil melewatinya. Apapun tantangan yang terjadi.
“Anak-anak memiliki apa yang mereka butuhkan. Mereka punya makanan dan rumah untuk bernaung. Kami tidak hidup di rumah besar dan mungkin tidak akan pernah pergi ke Disneyland, tapi setidaknya mereka punya keluarga,” tambah Priscilla.
Perbedaan besar jelas terlihat sebelum dan sesudah Ryan diadopsi keluarga Morse. Kini Ryan telah memiliki berat badan yang normal, jauh dari kategori malnutrisi. Ia juga terlihat jauh lebih sehat dan berisi dibandingkan setahun lalu.
Kondisi Ryan sekarang
Bibir Ryan mulai memerah, ia juga bisa tersenyum, dan menggerakkan tubuhnya sendiri. Lebih dari itu semua, kini Ryan juga memiliki keluarga yang mencintainya dengan sepenuh hati.
Apa yang dilakukan keluarga Morse sangatlah luar biasa, mereka memiliki jiwa besar untuk menyelamatkan seorang anak dari ancaman kematian. Semoga kita semua bisa meneladani mereka.
Referensi: jacksonsun.com, littlethings.com, thesun.co.uk
Baca juga:
Anak ini Bantu Transplantasi Ginjal Ayahnya dengan “Meme Anak Sukses”
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.