Anja Ringgren Loven, perempuan asal Denmark mendirikan The African Children’s Aid Education and Development Foundation (ACAEDF). Lembaga tersebut ia dedikasikan untuk menolong anak-anak terlantar yang ada di Nigeria Utara.
Anja dan timnya ACAEDF bekerja untuk menyelamatkan lusinan ‘anak penyihir’ di Nigeria. Anak-anak yang disiksa oleh keluarganya sendiri, kemudian dibuang atau ditelantarkan hingga mati di jalanan, hanya karena sebuah keyakinan pada takhayul bahwa anak mereka tiba-tiba berubah jadi iblis.
Dua tahun lalu, Anja menerima sebuah telepon tentang bocah laki-laki berusia 3 tahun yang telah ditelantarkan oleh keluarganya. Anak tersebut dicap sebagai penyihir, dan ditinggalkan untuk mati di jalanan.
“Saat kami dengar bahwa anak itu masih balita, kami tidak ragu. Anak sekecil itu bertahan dalam waktu lama di jalanan. Kami segera menyiapkan misi penyelamatan,” ujar Anja.
Pada 31 Januari 2015, Anja menyelamatkan seorang anak lelaki yang telah luntang-lantung di jalanan selama delapan bulan. Anak yang kemudian diberi nama Hope itu memiliki kondisi yang amat menyedihkan.
Kondisi Hope saat ditemukan oleh Anja. sumber: Huffington.post.co.uk
Hope menderita malnutrisi dan cacingan yang membuat perutnya buncit. Tubuhnya pun dipenuhi rambut yang menandakan bahwa dia sudah sekarat.
Anja membawa Hope untuk segera mendapatkan pertolongan medis. sumber: inspired.org.au
Hope segera diberi perawatan penyakit cacingan dan juga transfusi darah. Anja hampir kehilangan harapan bahwa Hope bisa bertahan hidup, namun keajaiban terjadi.
Setelah mendapat perawatan, kondisi Hope mulai stabil. sumber: boredpanda.com
Perlahan-lahan kondisinya mulai stabil dan berat badannya pun bertambah. Hope kini menjadi anak yang periang dan sehat, ia tinggal di panti asuhan yang dikelola oleh Anja.
Hope yang kini telah sehat bermain bersama saudara-saudaranya di panti asuhan The Land of Hope. sumber: inspired.org.au
Artikel terkait: Perjuangan Ryan, Malnutrisi di Panti Sehat setelah Diadopsi
Hope hanya salah satu anak yang ditolong oleh Anja. Sejak tiga tahun lalu, Anja memutuskan mendedikasikan hidupnya di Nigeria untuk menolong anak-anak yang dituduh penyihir di sana.
“Saya berkunjung sendirian ke Nigeria dimana saya bertemu dengan anak-anak yang disiksa dan dipukuli hingga hampir mati, hanya karena mereka dituduh sebagang penyihir. Oleh karena itu, mereka dibuang ke jalanan.” Anja bercerita.
“Apa yang saya saksikan sangatlah barbar dan mengerikan, dan itu meninggalkan kesan mendalam di diri saya. Itulah mengapa saya memutuskan untuk menjual semua yang saya miliki di Denmark dan mencurahkan waktu serta hidup saya untuk menolong ‘anak-anak penyihir’ di Nigeria,” tambahnya.
Di Nigeria, Anja bertemu dengan David Emmanuel Umem yang kemudian menjadi suaminya. David adalah mahasiswa hukum yang telah memperjuangkan HAM di Nigeria sejak umurnya 15 tahun.
Bersama David, pada tahun 2014 Anja mendirikan sebuah Panti Asuhan untuk menampung dan merawat anak-anak yang dituduh sebagai penyihir di Nigeria. Kini, Panti Asuhan tersebut telah menampung 50 anak terlantar dari usia 6 hingga 18 tahun.
Anja bersama anak-anak asuhnya. sumber: inspired.org.au
Anja dan David, serta putra mereka yang berusia 2 tahun, Junior tinggal bersama di dalam bangunan yang berkapasitas 200 orang tersebut. Panti asuhan yang diberi nama Land of Hope ini juga menampung 10 orang staff yang membantu Anja dalam berbagai misi penyelamatan anak-anak di Nigeria.
Anja bermain bersama putranya, Junior dan dua orang anak asuhnya. sumber: boredpanda.com
Anja mengatakan, “Saat anak-anak disiksa dan mengalami kekerasan, kemudian ditinggalkan sendirian di jalanan, hal itu memberikan trauma besar yang mereka tanggung dalam diri mereka.”
“Ditolak oleh keluargamu sendiri adalah perasaan paling menyedihkan yang bisa dialami oleh seorang anak, dan saya tidak yakin siapapun bisa membayangkan bagaimana rasanya,” tambah Anja.
The ACAEDF, lembaga yang dicetus oleh Anja bekerja untuk memastikan bahwa semua anak di Nigeria Utara memiliki kesempatan untuk bersekolah.
Anja bersama staff dan beberapa anak asuhnya. sumber: inspired.org.au
“Kami bekerja dalam kemanusiaan, setiap anak di dunia berhak atas makanan dan pendidikan, serta memiliki hidup yang layak.”
Apa yang dilakukan Anja tentu saja mendapat tantangan dari penduduk sekitar, banyak yang menghalangi dia dan timnya saat melakukan misi penyelamatan. Bahkan seringkali, misi penyelamatan yang ia lakukan terlambat.
Anja sering merasa putus asa saat gagal menyelamatkan anak-anak yang membutuhkan pertolongan. Mereka keburu meninggal karena dibiarkan kelaparan, dibakar hidup-hidup, ditenggelamkan di sungai, digantung di atas pohon, bahkan dibacok dengan kapak.
Namun Anja tetap tidak menyerah menyelamatkan anak-anak yang masih mampu ia berikan pertolongan. Salah satunya Hope yang ia kira tidak akan bisa bertahan hidup, namun ternyata bisa sembuh dan menjadi bukti nyata atas semua harapan-harapan Anja.
Hope yang berhasil selamat dari kondisi sekarat, menjadi simbol dari harapan-harapan Anja yang tak pernah putus untuk menolong anak-anak Nigeria yang terlantar dan membutuhkannya. sumber: boredpanda.com
Anja merasa takjub dengan kemampuan anak-anak asuhnya untuk pulih dari hal mengerikan yang terjadi dalam hidup mereka.
Karena itu, Anja tidak pernah berhenti berharap bahwa tradisi mengerikan di Nigeria ini bisa dihapus dengan pendidikan, pengertian dan juga cinta.
Apa yang dilakukan Anja Ringgren Loven sangatlah menginspirasi. Dia rela meninggalkan semua kenyamanan hidupnya di Denmark, demi menyelamatkan anak-anak terlantar yang mengalami penyiksaan di Nigeria.
Semoga semakin banyak orang-orang seperti Anja di dunia ini.
Baca juga:
Kisah Kriti Bharti, Perempuan yang Berjuang Menghapuskan Pernikahan Anak di India
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.