Parents, masih ingat dengan Arya Permana, anak obesitas asal Karawang? Arya menjadi sorotan media pada pertengahan tahun 2016 karena berat badannya mencapai hampir dua kwintal hingga dijuluki sebagai anak dengan badan paling besar sedunia. Kisah anak obesitas ini menyedoy banyak perhatian.
Dilansir dari BBC Indonesia, Rokayah, Ibu Arya, bercerita bahwa anaknya lahir dengan berat badan normal pada 15 Februari 2006, mulai suka makan ketika berusia 5 tahun. Pada usia 8 tahun, berat badannya bertambah dengan sangat drastis dan mengalami obesitas.
Dikutip dari Kompas, Rokayah menuturkan bahwa Arya makan sampai lima kali sehari dan sekali makan dua piring. Kalau tidak diturutin, dia akan marah dan menangis. Rokayah yang tidak tega melihat anaknya menangis pun mengalah dan selalu menuruti permintaannya.
Artikel terkait: Anak Anda terlalu gemuk? Dokter memberikan 3 tips jitu untuk mengatasinya!
Kisah anak obesitas: Berat badan 190kg membuat Arya tidak bisa ke sekolah
Puncaknya ketika berusia 10 tahun (2016), berat badan Arya sudah mencapai 192 kg sehingga membuatnya susah bernapas dan sulit berjalan. Alhasil, Arya tidak bisa pergi ke sekolah meski jarak sekolah ke rumahnya hanya sekitar 30 meter.
Padahal Arya dikenal pintar dan berprestasi di sekolah. Ia selalu ranking satu ketika duduk di bangku kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar.
Kondisi ini tentu memprihatinkan, terutama bagi sang ibunda. Rokayah sering bersedih jika anaknya bertanya apakah ia bisa kembali berjalan kaki ke sekolah nanti.
Kisah anak obesitas: Perjuangan Arya menurunkan berat badan dibantu dokter dan Ade Rai
Mengetahui kondisi Arya tersebut, dokter puskesmas setempat membantunya menjalankan program diet super ketat demi menurunkan berat badan. Dokter Bubun Bunyamin, yang rutin datang mengecek kesehatannya setiap pekan.
Pola makan Arya diubah, makan tidak boleh di atas jam 6 sore dan harus mengurangi makan mi instan, air dingin serta makanan yang mengandung gula dan minyak. Selang sebulan kemudian, berat badan Arya pun berangsur turun menjadi 188.
Arya menjalani operasi penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera pada April 2017. Operasi ini menyisakan lambung sebesar 50% dari ukuran semula sehingga Arya mudah kenyang. Yang tadinya makan sampai 5 kali sehari dengan porsi besar, menjadi 3 kali sehari dengan 4-5 suap saja. Selain itu, ia juga minum susu protein sesuai anjuran dokter.
Artikel terkait: Cegah obesitas anak, lakukan sederhana yang disarankan dokter ini!
Dua tahun kemudian (Juli 2018), berat badan Arya berkurang. Bobotnya berhasil turun menjadi 101 kg. Akibat berat badan yang turun drastis tersebut, tubuh anak ini pun bergelambir hingga harus dioperasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk menghilangkannya.
Selain upaya di atas, Arya juga melakukan olahraga dibantu oleh Ade Rai. Binaragawan berdarah Bali tersebut menawarinya untuk datang ke ruang olahraganya di Bandung. Arya memenuhi permintaan tersebut dan mulai berolahraga dari yang ringan seperti angkat kabel dan push up di tembok. Semuanya ia lakukan tanpa paksaan.
Dilansir dari Kompas, Ade mengatakan;
“Sebenarnya saya dan keluarga Arya itu support system. Kita bersama-sama mendukung Arya supaya ia mempunyai pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya,”
Penampilan berubah, Arya lebih percaya diri dan ingin menjadi pilot dan pemain bola
Turun sebanyak 110 kg, kini berat badan Arya sudah menjadi 83 kg. Ia sudah bisa berjalan, berlari dan bermain seperti teman-teman seusianya. Bahkan, siswa SMP Negeri 2 Pangkalan ini pun aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler basket di sekolahnya dan rutin berlatih 3 kali seminggu.
Pipi yang dulu menutupi sebagian besar wajahnya sudah lebih tirus. Meski masih menyisakan sedikit gelambir, kini tubuh Arya sudah jauh lebih baik. Anak yang dulunya obesitas ini sekarang menjadi remaja yang lebih sehat dan percaya diri.
Arya juga mengaku bercita-cita menjadi pilot dan pemain bola. Karenanya ia gigih menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan.
Bahaya obesitas pada anak, Apa yang harus Parents lakukan untuk mencegahnya?
Berkaca dari kasus anak obesitas Arya Permana, Ade Rai berpesan agar ini menjadi pelajaran bagi semua orang. Pesan ini ia sampaikan melalui akun Instagramnya.
A post shared by Ade Rai (@ade_rai) on
Artikel terkait: Penelitian: Anak dari Orang Tua Obesitas Cenderung Lambat Belajar
Obesitas pada anak dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti;
- Penyakit jantung
- Diabetes melitus tipe 2
- Sleep apnea
- Asma
- Masalah hormonal
- Masalah pada otot dan tulang
Langkah pencegahan apa yang bisa Parents lakukan untuk si kecil?
- Memilih susu rendah gula
- Mengevaluasi pola makan, memberikan nutrisi yang seimbang
- Mendorong anak aktif bergerak
- Mengurangi asupan makanan yang mengandung gula dan minyak
****
Semoga kisahanak obesitas Arya Permana menjadi contoh bagi para orang tua untuk menghindarkan anak dari bahaya obesitas.
Sumber: Kompas, Hellosehat
Baca juga:
Mengapa Arya Permana Bisa Mengalami Obesitas Hingga 190 Kilogram?