Perihal keuangan dalam pernikahan dapat menjadi masalah berkepanjangan jika tidak disikapi dengan baik, misalnya pasangan cenderung tertutup soal keuangan. Pasalnya, menikah tak hanya berbicara mengenai diri sendiri namun ada dua kepala yang terlibat di dalamnya. Salah satu Bunda, sebut saja Bunda Rasti membagikan keluh kesahnya dalam forum aplikasi theAsianparent Indonesia mengenai tabiat sang suami soal keuangan. Seperti apa kisahnya?
Cerita Bunda Rasti: ”Aku nggak tahu gaji suamiku sendiri”
Parents, pernahkah pasangan Anda keberatan atau cenderung abai saat ditanyakan keuangan? Jika jawabannya adalah ya, Anda tidak sendirian. Belum lama, Bunda Rasti mengeluhkan kesedihannya yang tak pernah tahu menahu tentang keuangan sang suami.
“Apa salah jika seorang istri bertanya tentang gaji suaminya? Setiap awal bulan kalo aku tanya udah gajian apa belum, jawabannya pasti belum. Besokannya kutanya lagi eh jawabannya berubah, katanya belum dibayar full. Lah terus mana uangnya?,” ungkap Bunda Rasti memulai ceritanya.
Padahal, aku tuh cuma mau tau dan bukan mau merampas gajinya kok. Soalnya suamiku kerja setiap hari, sering lembur, bahkan hari libur pun tetap kerja tapi kok aku gak pernah tahu apa dan berapa hasil yang dia dapat.
Aku juga nggak pernah lho minta uang gajinya, pertimbanganku aku masih kerja dan cari penghasilan sendiri. Aku sering dengar cerita dari orang terdekat, setiap suami mereka gajian semua uangnya diserahkan ke istrinya. Kenapa aku nggak seperti itu ya?
Adakah Bunda yang mengalami kisah serupa dengan Bunda Rasti?
Bagaimana cara tepat membicarakan keuangan dalam pernikahan?
Tak bisa dipungkiri, relasi dalam pernikahan tak selamanya berjalan mulus. Ada suatu kondisi Bunda dan suami harus membicarakan aspek yang tidak menyenangkan, salah satunya tentang keuangan. Berhubung ini adalah isu yang sensitif, tak jarang situasi bisa berubah tegang jika sudah membicarakan uang.
Kendati begitu, tetap saja harus ada keterbukaan mengenai keuangan dalam pernikahan agar tidak menimbulkan masalah di masa mendatang.
Brianna McGurran, ahli keuangan di NerdWallet menyebutkan bahwa salah satu kriteria hubungan yang sehat adalah ketika pasangan saling mendukung keinginan pasangan satu sama lain dan saling terbuka mengenai kondisi finansial yang sebenarnya.
Hal ini diperkuat dengan studi yang dipublikasikan Jeffery Dew di Utah State University, bahwa pasangan yang bertengkar tentang uang lebih dari sekali seminggu 30% lebih rentan bercerai.
Lantas, bagaimana cara berdiskusi finansial dengan pasangan tanpa menimbulkan keributan?
-
Luangkan waktu untuk melakukan ‘Money Date’
Sesibuk apapun Anda dan pasangan, cobalah meluangkan waktu untuk membahas masalah keuangan. Jika biasanya Parents merancang kencan romantis, tak ada salahnya kali ini menyediakan sesi khusus membahas finansial seperti anggaran bulanan, investasi, atau sejauh apa persiapan dana pendidikan anak.
Kalau bisa, Parents sudah menentukan siapa manajer keuangan dalam keluarga yaitu ia yang cerdas mengatur keuangan. Dengan begitu, Anda sudah mengetahui dengan pasti alur pembicaraan tanpa adanya distraksi topik lain. Jadikan ini kebiasaan untuk memastikan masa depan keuangan kalian.
- Simpan argumen untuk hal penting
Jika di awal pembicaraan keluhan semacam ‘duh ilah, kamu boros banget sih sayang emang buat apa saja uangnya?’, wajar kalau pasangan akhirnya enggan membicarakan topik ini untuk selamanya.
Mulailah pembicaraan keuangan dengan target finansial secara individu, atau tujuan keuangan apa yang ingin dicapai dalam waktu dekat semisal berlibur ke destinasi impian.
Jika sudah menentukan tujuan, selanjutnya tentukan seperti apa metode menabung dan komitmen investasi seperti apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan tersebut. Bagi Parents yang sulit menahan diri belanja online, bisa mulai membuka rekening belanja masing-masing agar tidak mengganggu arus keuangan.
-
Libatkan anggota keluarga
Jika Parents sudah memiliki anak berusia sekolah, jangan ragu melibatkannya dalam diskusi keuangan ini. Misal membicarakan seputar rencana liburan keluarga, atau adakah impian anak mengikuti les tertentu.
Tak hanya mengajarkan anak melek keuangan sejak dini, ia pun akan berani mengutarakan pendapat dalam segala hal kala dewasa.
Tahanlah untuk mengkritisi, belajar mendengarkan adalah kunci jika ingin sesi diskusi keuangan berjalan lancar sesuai harapan. Misalnya pasangan sangat boros perihal hobi, dengarkan alasannya dan caritahu apakah solusi masuk akal yang bisa dilakukan.
Langsung menyerang pasangan soal kebiasaan keuangan hanya akan membuatnya terpojok dan pada akhirnya membicarakan keuangan dalam pernikahan hanya tinggal impian.
***
Sumber: The Balance, Forum aplikasi theAsianparent
Baca juga :
Kisah Bunda yang Memiliki Suami Malas Bekerja, "Aku Dipaksa Mencari Nafkah untuk Keluarga"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.