Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi diabetes yang ditandai dengan jumlah kadar keton yang tinggi di dalam tubuh. Keton adalah asam yang dihasilkan ketika tubuh mulai bakar lemak untuk menghasilkan energi, bukan glukosa atau karbohidrat.
Ketoasidosis diabetik muncul jika seseorang tidak menghasilkan cukup banyak insulin untuk membuat sel tubuh menyerap glukosa. Jika tidak ditangani dengan baik maka ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan koma sampai dengan kematian.
Melansir laman Alodokter, berikut gejala, penyebab, diagnosa, dan pengobatan ketoasidosis diabetik.
Gejala Ketoasidosis Diabetik
Sama seperti penyakit pada umumnya, ketoasidosis juga bisa memunculkan gejala sebagai berikut:
- Tingkat gula darah tinggi
- Sering buang air kecil
- Merasa haus yang berlebihan
- Tingkat keton dalam urine tinggi
- Mual atau muntah
- Nafas cepat dan dalam
- Nyeri perut
- Linglung
- Mulut dan kulit kering
- Lelah
- Bau nafas yang khas, seperti bau buah yang manis
- Penurunan kesadaran sampai pingsan
- Dehidrasi
- Mual dan muntah
- Otot nyeri dan kaku
Artikel terkait: Gejala awal diabetes yang seringkali tidak disadari, waspada!
Penyebab Ketoasidosis Diabetik
Glukosa adalah sumber energi yang utama bagi tubuh. Insulin akan membantu glukosa untuk masuk ke dalam sel untuk kemudian diolah menjadi energi.
Ketika mengalami diabetes, seseorang akan mengalami kekurangan insulin atau cukup insulin namun tidak bisa bekerja dengan normal. Ini menyebabkan glukosa di dalam darah menumpuk atau tidak bisa digunakan sedangkan sel-sel tubuh tetap membutuhkan bahan makanan agar bisa menghasilkan energi.
Agar bisa memenuhi kebutuhan energi, sel tubuh akhirnya mengolah lemak. Salah satu hasil dari pengolahan lemak ini yaitu keton atau zat yang bersifat asam. Jika ini terus terjadi maka keton akan menumpuk dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih asam.
Penyebab paling umum antara lain:
- Tidak menjalani terapi insulin dengan baik
- Mengalami infeksi atau penyakit lain yang menyebabkan tubuh memproduksi hormon tingkat tinggi seperti adrenalin
- Penyalahgunaan obat dan zat terlarang, terutama kokain
- Kehamilan
- Obat-obatan seperti steroid
- Kecanduan alkohol
- Trauma fisik atau emosional
- Serangan jantung
- Stres
Artikel terkait: Faktor-faktor Penyebab Diabetes Tipe 2 Pada Anak
Faktor Risiko Ketoasidosis Diabetik
Penderita diabetes melitus 1 lebih beresiko mengalami ketoasidosis diabetik daripada penderita diabetes melitus 2. Tetapi tidak semua penderita diabetes melitus akan mengalami ketoasidosis diabetik. Ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang terjadinya ketoasidosis diabetik:
- Mengalami penyakit infeksi, seperti flu, infeksi saluran kemih, atau pneumonia
- Lupa menyuntik insulin atau menggunakan dosis insulin yang terlalu rendah
- Tidak mengikuti program pengobatan diabetes yang diberikan oleh dokter
- Mengalami serangan jantung
- Mengalami cedera atau trauma emosional
- Mengalami kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA, terutama kokain
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan diuretik
- Sedang hamil dan menstruasi
Diagnosis Pasien
Jika pasien datang dengan kesadaran yang menurun, dokter akan menanyakan riwayat dan gejala pada orang yang datang dengan pasien. Sambil melaksanakan pemeriksaan secara menyeluruh untuk menentukan kondisi umum pasien, mengalami dehidrasi, kondisi aroma nafas yang seperti buah, maka dokter akan melakukan pertolongan pertama.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berikut ini untuk memastikan diagnosis:
- Rontgen dada, untuk melihat kemungkinan infeksi, seperti pneumonia
- Tes elektrokardiogram (EKG), untuk melihat apakah kondisi pasien disebabkan oleh serangan jantung
- Tes darah, untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton darah, tingkat keasaman darah (analisis gas darah), dan kadar elektrolit darah
- Tes urine, untuk melihat kadar keton urine dan kemungkinan infeksi saluran kemih
Artikel terkait: Apakah penderita diabetes mellitus dilarang hamil karena berisiko?
Pengobatan Ketoasidosis Diabetik
Pengobatan untuk ketoasidosis diabetik biasanya melibatkan berbagai kombinasi untuk menormalkan kadar gula darah sekaligus terapi insulin. Jika Parents mengalami ketoasidosis, namun pernah mendapatkan diagnosis diabetes, maka dokter akan melakukan perawatan supaya kondisi ini tidak berulang.
Infeksi juga bisa meningkatkan resiko terjadinya diabetes jenis ini. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi Parents adalah akibat infeksi bakteri, maka dokter juga akan memberikan antibiotik.
Beberapa pengobatan ketoasidosis diabetik antara lain:
1. Terapi Insulin
Penderita akan mendapatkan terapi insulin melalui pembuluh vena. Ketika kadar gula sudah berada pada tingkat 200 mg/dl dan darah sudah tidak asam lagi, maka kemungkinan penderita bisa menghentikan terapi insulin. Setelah itu, Parents tetap bisa melanjutkan terapi suntik insulin biasa.
2. Penggantian Cairan
Penderita akan mendapatkan cairan baik melalui mulut atau pembuluh vena sampai dehidrasi hilang. Cairan akan menggantikan cairan yang hilang lewat buang air kecil yang berlebihan dan membantu mengeluarkan keton dari darah.
4. Elektrolit
Elektrolit merupakan mineral di dalam darah. Ada yang membawa muatan elektrik seperti klorida, kalium. Ketiadaan insulin bisa menurunkan kadar elektrolit dalam darah. Penggantian elektrolit bisa dilakukan lewat pembuluh vena agar jantung, saraf dan otot bisa berfungsi dengan normal.
Itulah berbagai gejala hingga cara mengobati Ketoasidosis diabetik. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
17 Makanan Minuman untuk Penderita Diabetes, Bantu Jaga Kadar Gula Darah
Tak Cuma Beri Aroma Masakan, 8 Rempah Ini Bisa Turunkan Gula Darah