Kecelakaan di Kolam Renang, Gadis Ini Tak Lagi Punya Usus

Mengerikan! Hisapan katup kolam terlalu kuat, usus kecilnya sampai ketarik keluar! Simak kisahnya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Peristiwa kecelakaan di kolam renang yang mengerikan membuat seorang gadis berusia 16 tahun tidak memiliki usus dan tidak dapat makan selama 10 tahun terakhir.

Adalah Salma Bashir, seorang gadis berusia 16 tahun yang sangat menyukai makan makanan laut, dan penggemar makanan asin. Sayangnya, Salma kini tidak bisa makan secara normal selama lebih dari 10 tahun.

Pasalnya, Salma kini tidak memiliki usus kecil, usus besar, atau kandung empedu, dan ada luka terbuka di perutnya yang membuat dia harus membersihkan luka tersebut setiap hari untuk membuat fungsi ekskresinya tetap terjaga.

Meski tak lagi bisa makan secara normal, Salma yang tinggal bersama ibu dan dua adik laki-lakinya di Pittsburgh, masih bisa mengunyah makanan dan mencicipi masakan ibunya di rumah.

Dia akan dengan hati-hati membungkus makanan yang sudah dikunyah dengan handuk kertas, memasukkannya ke dalam kantong plastik di dekat kakinya dan membuangnya. Hal itu terus dialaminya.

Dengan kondisi tersebut, Salma kini bersedia membayar berapa pun harganya untuk memulihkan pola makan normalnya.

Seperti apa kisah Salma Bashir yang mengalami kecelakaan di kolam renang hingga membuatnya tidak bisa makan normal? Mari simak selengkapnya seperti melansir dari littlethings.com.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kisah Gadis Kecelakaan di Kolam Renang

Mengapa Salma Kehilangan Ususnya Saat Kecelakaan di Kolam Renang?

Gadis Kehilangan Ususnya Saat Kecelakaan di Kolam Renang (DailyMail)

Salma kehilangan ususnya dalam kecelakaan saat berlibur bersama keluarganya di Alexandria, Mesir.

Salma yang saat itu baru berusia 5 tahun ingin bermain di baby pool, sedangkan ibunya yang sedang hamil menjaga adiknya di kolam besar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Dia pergi lagi dan kembali, dia pergi lagi, sangat dekat dengan saya, saya bisa melihatnya. Ketika dia pergi ke kolam untuk ketiga kalinya, dia tidak pernah kembali," kenang sang bunda.

Saat itu, Salma ternyata duduk di dekat katup isap kolam renang yang membuat kecelakaan tersebut terjadi. Karena hisapan katup itu terlalu kuat, membuat usus kecilnya ketarik keluar sebelum ada orang yang membantu menariknya keluar kolam renang.

"Saya hanya ingin berenang, dan kemudian tidak sengaja duduk di atasnya (katup isap kolam renang). Saya tahu penjaga ingin menarik saya keluar, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena isapannya terlalu kuat.

Ayah saya juga berusaha melakukannya. Saya berhenti. Belakangan saya mengetahui bahwa beberapa orang akhirnya menyelamatkan saya, dan ketika saya diselamatkan, saya merasa hampir mati," cerita Salma.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Awalnya, ibunya melihat Salma mengenakan baju renang berwarna merah dan mengira usus kecil putrinya adalah baju renangnya yang robek.

"Aku menemukan seseorang menggendongnya. Semua ususnya terlepas dari tubuhnya. Aku tidak percaya usus anakku yang digendongnya. Awalnya kupikir itu baju renang," jelas sang bunda.

"Itu mengerikan. Tapi untungnya, bahkan jika situasinya buruk, saya sudah lama pingsan dan tidak bisa melihat apa-apa," sambung Salma.

Artikel terkait: Bocah 7 Tahun Jadi Korban Tabrak Lari di Kelapa Gading Saat Olahraga

Jalani Operasi Setelah Kecelakaan di Kolam Renang

Jalani Operasi Setelah Kecelakaan (DailyMail)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan kondisi yang dialaminya, Salma didiagnosis hanya bisa hidup beberapa minggu. Mendapati kondisi tersebut, orang tua Salma membawa Salma dan anggota keluarga lainnya ke Pennsylvania untuk menjalani operasi.

Saat itu, Salma masih dalam daftar tunggu untuk transplantasi organ. Setelah satu setengah tahun menunggu, Salma yang mendapatkan penggalangan dana US$300.000 untuk menjalani bedah akhirnya bisa melakukan operasi.

Keluarga Salma meyakini bahwa langkah itu akan menyelamatkan nyawa Salma selama sisa hidupnya. Namun, transplantasi usus halus ditolak.

Enam bulan kemudian, usus besar dan kandung empedu Salma harus dikeluarkan, pada saat yang sama perutnya harus tetap terbuka.

"Perut saya sangat terbuka, saya hampir bisa melihat organ dalam saya. Kesembuhan ini terasa sangat lambat. Tapi sekarang tidak sembuh lagi. Ada kain kasa di dalam usus saya. Jaringan tubuh manusia sudah hilang, tetapi luka ini masih harus (terbuka), makan dan buang air besar 24 jam sehari, tujuh hari seminggu," ungkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Tragis! Ibu Tak Sengaja Tabrak Anak Kandung Hingga Tewas

Masih Suka Makan

Masih Suka Makan (DailyMail)

Dalam sebuah wawancara dengan Barcroft TV, Salma mengaku masih suka makan dan tak bisa menghentikan kebiasaannya itu.

"Saya bukan tipe anak yang hanya bisa berkata, 'Ya Tuhan, es krim!' Saya suka hal-hal yang enak, saya suka daging, saya suka makanan laut. Selalu bisa makan seafood, saya tetap suka seafood!" kata Salma.

Meski tak butuh makan, tetapi Salma tetap selalu ingin mengunyah karena selalu merasa lapar.  

"Sebenarnya, saya tidak perlu makan, tapi entah mengapa saya masih merasa lapar. Mungkin ini masalah otak, mungkin ini masalah psikologis. Saya tidak tahu. Akan lebih bagus jika Anda bisa menikmati perasaan menelan makanan lagi," akunya.

"Ini pada dasarnya adalah tas berisi cairan, dengan semua nutrisi yang Anda butuhkan, seperti kalsium, natrium, glukosa, semua vitamin, dan semua yang Anda butuhkan," ungkapnya.

"Saya sekitar empat kaki tiga inci (sekitar 1 meter), jadi saya kecil. Alasan saya tidak makan makanan adalah karena saya tidak punya usus sama sekali. Jadi jika saya makan, tidak ada tempat untuk dicerna," lanjut dia.

Artikel terkait: Duh! Seorang Nenek Suapi Cucu Pakai Hand Sanitizer karena Dikira Camilan

Kondisi Salma Saat Ini

Kondisi Salma Saat Ini (Dailymail)

Gerakan Salma terbatas karena luka di perutnya harus sering dibalut. Salma pun sekolah di rumah dan berjalan-jalan menggunakan kursi roda.

Dia jarang pergi ke unit gawat darurat (IGD) selama sebulan. Sebab, biaya perawatan setiap kali dia pergi ke rumah sakit sangat tinggi. 

"Semuanya ada harganya. Harga setiap masuk mahal. Perawatannya di rumah sakit sekitar US$1.000 per minggu, dan TPN-nya sekitar US$ 300 per dosis," jelas ibunda Salma.

Keluarga Salma tinggal di Amerika Serikat dengan visa pengunjung, yang berarti dia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan publik, dan tidak ada perusahaan asuransi yang memberinya asuransi.

Karena alasan yang sama, ibunya, sebagai seorang dokter yang memenuhi syarat di negaranya sendiri, tidak dapat bekerja di Amerika Serikat.

Dokter menyarankan agar Salma menerima transplantasi organ lagi, yaitu mengganti lima organ yang terdiri dari usus kecil, usus besar, hati, lambung, dan pankreas.

Saat ini tidak ada jaminan bahwa operasi ini akan berhasil, dan perkiraan biaya untuk lima transplantasi organ adalah US$3 juta. Kini Salma telah mengumpulkan US$15.000 di halaman GoFundMe.

"Dia masih tersenyum, masih menantang dirinya sendiri seperti seorang tentara. Dia bisa menangani situasi saat ini dengan sangat baik," papar ibunda Salma.

"Setiap kali saya merias wajah, saya selalu menantikan hari ketika saya bisa menjalani operasi. Karena perut saya membutuhkan banyak energi baik itu berbaring di tempat tidur, bangun dari tempat tidur atau duduk di kursi. Tapi ketika saya mulai merias wajah, saya lupa ini. Itulah mengapa saya menyukainya," sambung Salma.

"Ini adalah waktu luang saya-saya tidak ingin memikirkan bagaimana cara mengobati penyakit dan bagaimana sakitnya, saya hanya ingin fokus pada apa yang membuat saya bahagia," tandasnya.

Baca juga:

Penulis

Tania Latief