Sejak Minggu (15/3), jumlah pasien yang positif terjangkit corona di Indonesia bertambah menjadi 117 kasus. Hal ini pun membuat munculnya sejumlah kebijakan Pemprov DKI Jakarta sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus jenis baru ini.
Dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan poin-poin kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang menjadi fokus utama yang diberlakukan mulai hari ini, Senin (16/3).
5 Kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta
-
Meliburkan sekolah 2 minggu
Sebagai upaya melindungi warga dari potensi tertular Covid-19, pemerintah memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar di sekolah selama dua pekan, terhitung hari ini hingga 28 Maret. Hal ini sebagai wujud konkret meminimalisir interaksi di tengah penularan virus corona yang kian masif.
Penghentian sementara bukan berarti siswa libur total, namun pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi. Kebijakan ini diberlakukan untuk semua jenjang sekolah mulai dari PAUD hingga SMA/SMK.
“Penyebaran di Jakarta merata, untuk itu penting melakukan metode (belajar) jarak jauh dengan metode digital. Tujuannya sekali lagi untuk mencegah interaksi yang berpotensi terjadi penularan,” tutur Anies.
Anies mengaku telah berkoodinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menyiapkan materi pelajaran secara online yang bisa diakses pelajar dengan mudah.
“Jajaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta akan menyiapkan materi belajar jarak jauh yang alhamdulillah karena kita sudah mengantisipasi situasi beberapa hari lalu, persiapan sudah dilakukan,” paparnya.
Tak hanya itu, ujian sekolah SMA mengalami penundaan. Selama periode penutupan, kawasan sekolah akan dibersihkan kemudian dievaluasi setelah dua minggu. “Dengan begitu, meminimalkan kegiatan di luar rumah bukan berarti masyarakat pergi ke luar Jakarta untuk liburan,” pungkas Anies.
-
Kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta, penghapusan Ganjil Genap
Tak hanya penutupan sekolah, pemerintah provinsi DKI Jakarta turut mencabut sementara aturan ganjil genap yang selama ini diberlakukan di jalan protokol Jakarta.
“Saat ini potensi penularan di kendaraan umum cukup tinggi. Karena itu, kita akan menghapuskan sementara kebijakan ganjil-genap di seluruh kawasan Jakarta sehingga masyarakat bisa memilih moda transportasi yang lebih minim risiko penularan,” ungkap Anies.
Pencabutan ini diberlakukan situasional sesuai perkembangan yang ada.
Kebijakan pemprov DKI Jakarta yang terbilang cukup ekstrim yakni membatasi transportasi umum yang beroperasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain TransJakarta, MRT, dan LRT. Pengurangan meliputi jam operasional, jumlah unit kendaraan yang dioperasikan, serta jumlah penumpang.
”Mulai Senin tanggal 16 Maret hingga dua pekan nanti, ketiga jenis angkutan umum di atas akan beroperasi pukul 06.00 hingga pukul 18.00,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam jumpa pers yang digelar Minggu (15/3). Segala jenis armada yang biasanya ada pada malam hari di atas pukul 22.00 ditiadakan untuk sementara waktu.
Khusus untuk Transjakarta, yang sedianya terdapat 248 rute diturunkan menjadi hanya 13 rute yakni rute-rute yang selama ini menjadi koridor utama seperti Lebak Bulus-Harmoni, Blok M-Kota, Kalideres-Pasar Baru, Harmoni-Pulogadung, Pulogadung-Dukuh Atas, Ancol-Kampung Melayu, Ragunan-Dukuh Atas, Kampung Rambutan-Kampung Melayu, Pinang Ranti-Pluit, Tanjung Priok-PGC 2, Kampung Melayu-Pulo Gebang, Pluit-Tanjung Priok, dan Puri Beta-Blok M.
Terkait jumlah unit kendaraan juga berlau pengurangan yang cukup drastis. MRT yang biasanya memiliki 16 gerbong dengan kapasitas 300 orang diturunkan menjadi hanya empat gerbong berkapasitas maksimal 60 orang. Setali tiga uang dengan LRT dan Transjakarta yang per unit hanya boleh mengangkut 60 orang. Pemerintah turut membatasi jumlah penumpang yang bisa masuk ke halte maupun stasiun untuk menjaga jarak antara satu penumpang dengan penumpang yang lain.
Tak hanya itu, frekuensi kedatangan juga dikurangi dari semula setiap 5 hingga 10 menit menjadi setiap 20-30 menit. ”Kebijakan ini memang sukar dilakukan, tetapi warga harus menyadari agar jangan bepergian keluar rumah kalau memang tidak perlu. Warga Jakarta juga jangan keluar kota agar tidak memperbesar risiko penularan virus atau mengakibatkan kesulitan jika sakit di luar Jakarta,” tegas Anies.
-
Pembatasan jam kerja untuk tenaga medis
Selain masyarakat sipil, tenaga medis turut dibatasi terkait jam kerja. “Ketika sudah tertular, Kapasitas RS (rujukan) jumlah dokter dan perawat itu ada batasnya. Kalau kurva dibiarkan naik terus akan ada ambang batas healthcare system tidak mungkin menampung itu,” ujarnya.
-
Menjamin keamanan stok pangan
Anies memastikan stok kebutuhan pangan di Jakarta cukup baik. Berdasarkan laporan dari Bulog, saat ini tersedia 320 ribu ton beras yang dinilai dapat memenuhi kebutuhan warga DKI Jakarta selama 2 bulan mendatang.
Selain Bulog, Anies pun memastikan bahwa stok pangan juga tersedia di Cipinang Food, Pasar Jaya. Ia pun mengimbau kepada masyarakat penerima subsidi untuk mengambil bantuan kebutuhan pokok di Pasar Jaya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut mengumumkan penutupan sementara beberapa destinasi wisata untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
“Demi menjaga dan melindungi warga Jakarta dari potensi risiko penularan COVID-19, selama dua minggu ke depan Pemprov DKI Jakarta menutup sementara beberapa tempat wisata publik yang berada di bawah ranah pengelolaan Pemprov DKI,” demikian tulis Pemprov DKI Jakarta dalam keterangan resmi. Penutupan sudah berjalan sejak 14 Maret dan akan berlaku hingga 29 Maret mendatang.
“Setelah 2 Minggu akan dilakukan peninjauan kembali, dan Anda akan diinformasikan perkembangannya,” sambung Pemprov DKI Jakarta.
Berikut daftar destinasi wisata di DKI Jakarta yang ditutup untuk sementara:
- Kawasan Monas
- Ancol
- Kawasan Kota Tua
- Taman Margasatwa Ragunan
- Anjungan DKI di TMII
- Planetarium Jakarta
- Taman Ismail Marzuki
- PBB Setu Babakan
- Rumah Si Ptung
- Pulau Onrust
- Taman Benyamin Suaeb
- Wayang Orang Bharata
- Miss Tjitjih
- Gedung Latihan Kesenian (5 Wilayah Kota)
- Gedung Kesenian Jakarta
- Taman Prasasti
- Museum MH Thamrin
- Museum Seni Rupa dan Keramik
- Menutut gedung yang digunakan untuk melestarikan warisan budaya tekstil
- Museum Wayang
- Gedung yang digunakan sebagai tempat melestarikan Bahari
- Museum Joang ’45
Lantas, bagaimana dampak kebijakan pemprov DKI Jakarta ini terdapat mobilitas warga?
Dihubungi via whatsapp, salah satu teman penulis berbagi bagaimana pengalamannya menjajaki transportasi umum hari ini demi sampai ke kantor. Kendati sudah mulai banyak perusahaan yang memberlakukan kebijakan work from home (bekerja dari rumah) terkait isu corona, tak sedikit juga perusahaan yang masih mengharuskan karyawannya tetap pergi ke kantor.
‘Aku tinggal di Pondok Gede (Jatiwaringin). Karena katanya TJ terbatas, aku memutuskan untuk naik angkot biasa M18 ke Kampung Melayu, lanjut ke Sudirman pake M44. Kalau angkot biasa tetap gak ada perubahan. Gak lebih padat ataupun terlalu sepi dibanding biasanya.
Sepanjang jalan juga tetap ada macet walau ga sepadat biasanya. Mungkin banyak yang pakai mobil/motor pribadi sebagai antisipasi pengurangan transportasi umum dan mengikuti anjuran pemerintah untuk sementara melakukan social distance di rumah.
Di kantor juga banyak pegawai yang g di sweeping boss n dipulangin karena gak enak badan. Dibekali laptop buat wfh. Bahkan, tim aku pun ada yang naik MRT dan baru bisa sampai kantor jam 9.30, udah nunggu MRT dari jam 7. Semoga virus ini cepat berlalu ya, dan kita sebagai masyarakat tetap bisa berpikir jernih.” (Jojo, pekerja keras DKI Jakarta).
Sumber: Kompas.com
Baca juga :
Pesan Waspada Penyebaran Corona di Beberapa Wilayah Jakarta, Ini Kata Pemprov DKI
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.