Mengenal Kateter Urine, Ramai Diperbincangkan karena TikTok Mahasiswi Keperawatan!

Viral dibahas, apa itu kateter urine yang dipasang oleh mahasiswi keperawatan kepada pasien pria?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Konten TikTok seorang mahasiswi keperawatan tentang kateter urine menjadi viral. Video yang dibuatnya diduga menjurus pada pelecehan seksual kepada pasiennya. Ia membahas tentang tantangan ketika memasang peralatan tersebut ke tubuh pasien. 

“Ketika aku harus masang kateter urin/DC untuk pasien cowok. Mana udah cakep, seumuran lagi,” tulisnya dalam videomu TikTok.

Mahasiswi yang sedang praktik di RSUD Wonosari itu dinilai melanggar kode etik dan melakukan pelecehan dalam bentuk seksualisasi pada pasien. Perempuan yang berstatus sebagai mahasiswi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ini langsung ditarik dari tempat praktiknya dan mendapatkan sanksi. 

Selain soal pelecehan, publik juga banyak mempertanyakan apa itu kateter urine? Simak penjelasannya berikut ini! 

Artikel Terkait: 5 Penyebab Urin Berbusa Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Apa itu Kateter Urine? 

Sumber: pixabay

Kateter urine merupakan tabung fleksibel yang digunakan untuk mengosongkan kandung kemih dan mengumpulkan urin dalam kantong drainase. Alat ini biasanya dimasukkan oleh dokter atau perawat. Mengutip NHS, kateter dimasukan melalui saluran yang membawa urin keluar dari kandung kemih (kateter uretra) atau melalui lubang kecil yang dibuat di perut bagian bawah (kateter suprapubik).

Alat ini mungkin diperlukan jika pasien tidak dapat mengosongkan kandung kemih. Apabila kandung kemih tidak dikosongkan, urine dapat menumpuk dan menyebabkan tekanan pada ginjal.  Tekanan dapat menyebabkan gagal ginjal, yang dapat berbahaya dan mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Kenali 9 Penyebab Urine Berbau Menyengat, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius!

Kondisi yang Menyebabkan Penggunaan Kateter 

Sumber: pixabay

Kateter urine biasanya digunakan ketika orang mengalami kesulitan buang air kecil (kencing) secara alami.  Ini juga dapat digunakan untuk mengosongkan kandung kemih sebelum atau sesudah operasi dan untuk membantu melakukan tes tertentu. Berikut beberapa kondisi yang mengharuskan pasien menggunakan alat ini: 

  • Memiliki masalah pada uretra, yakni saluran yang mengalirkan kencing ke luar dari kandung kemih. Misalnya karena  karena jaringan parut atau pembesaran prostat. 
  • Memiliki kelemahan kandung kemih atau kerusakan saraf yang memengaruhi kemampuan Pasien untuk buang air kecil. 
  • Bagi ibu yang melahirkan jika menggunakan anestesi epidural. Alat ini bisa membantu  untuk mengeringkan kandung kemih. 
  • Pasien yang menjalani operasi, tujuannya untuk mengeringkan kandung kemih sebelum, selama atau setelah operasi berjalan. 
  • Pada penderita kanker kandung kemih, bisa digunakan untuk memberikan obat langsung ke kandung kemih. 
  • Digunakan oleh penderita  inkontinensia urin ketika jenis pengobatan lain tidak berhasil

Artikel Terkait: Kencing berbusa bisa jadi tanda gagal ginjal pada anak dan orang dewasa, waspada!

Jenis-Jenis Kateter Urine 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: pixabay

Ada berbagai jenis kateter urine dengan berbagai alasan penggunaannya. Kateter dapat dilepas setelah beberapa menit, jam, atau hari, atau mungkin diperlukan untuk jangka panjang. Mengutip Healthline, inilah beberapa jenis kateter yang sering digunakan. 

1. Indwelling catheters (kateter uretra atau suprapubik)

Indwelling catheter merupakan kateter yang berada di kandung kemih. Jenis ini juga dikenal sebagai kateter Foley. Kateter ini dapat berguna untuk jangka waktu pendek maupun panjang. Seorang perawat biasanya memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra. Terkadang, mereka malah memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui lubang kecil di perut. Jenis kateter tetap ini juga dikenal sebagai kateter suprapubik.

2. Kateter eksternal (kateter kondom)

Kateter kondom merupakan kateter yang ditempatkan di luar tubuh. Alat ini biasanya diperlukan untuk orang dengan penis yang tidak memiliki masalah retensi urin tetapi memiliki cacat fungsional atau mental yang serius, seperti demensia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alat yang menyerupai kondom dipasang di kepala penis kemudian terhubung dengan sebuah tabung mengarah dari perangkat kondom ke kantong drainase.

Kateter ini umumnya lebih nyaman dan membawa risiko infeksi yang lebih rendah daripada kateter uretra. Kateter kondom biasanya perlu diganti setiap hari, tetapi beberapa merek dirancang untuk digunakan lebih lama. 

3. Kateter Jangka Pendek (kateter intermiten)

Dalam beberapa kasus, pasien mungkin hanya perlu menggunakan kateter untuk waktu yang singkat setelah operasi sampai kandung kemih kosong. Setelah kandung kemih kosong, kateter bisa dicopot. Tenaga medis juga sering menyebut ini sebagai in-and-out catheter.

Cara Pemasangan Kateter Urine 

Sumber: pixabay

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemasangan kateter pada laki-laki maupun perempuan mungkin sedikit berbeda. Namun, secara umum cara pemasangannya sama tergantung jenis kateter yang digunakan. 

  • Kateter dipasang oleh perawat atas instruksi dokter. Prosedur ini dilakukan melalui proses yang steril. Jadi, sebelum dipasang seluruh peralatan akan diletakan pada wadah yang benar-benar steril. 
  • Perawat akan memeriksa kelengkapan kateter. Seluruh peralatan akan dibersihkan termasuk alat kelamin pasien. 
  • Oleskan pelumas ke ujung kateter kemudian basahi penyeka aplikator dengan bola kapas atau kain kasa dengan povidone iodine.
  • Pegang kateter yang dilumasi dan masukkan dengan lembut melalui uretra menggunakan Urine harus mengalir bebas ke dalam tabung drainase. 
  • Pasien juga bisa dibius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi sakit dan rasa tidak nyaman. 
  • Setelah terpasang dengan benar, pasien bisa langsung kencing melalui saluran pembuangan. 

Itulah penjelasan tentang kateter urine beserta jenis dan cara pemasangannya. Alat ini biasanya dipasang oleh perawat atau tenaga kesehatan. Alat ini juga mengandung risiko infeksi. Jadi, tetap berkonsultasi dengan dokter bila memiliki sejumlah keluhan. 

Baca Juga: 

Tes urin dan darah untuk mengetahui kehamilan, mana yang lebih akurat?

8 Penyebab Warna Urine Kuning Pekat Saat Hamil, Bahayakah Kondisi Ini?

Penjelasan Dokter Anak Soal Warna Urine Bayi, yang Normal dan yang Perlu Diwaspadai