Menjalani karantina adalah salah satu imbauan pemerintah untuk mengatasi penyebaran virus Covid-19. Tidak hanya di Indonesia, anjuran untuk melakukan karantina di rumah ini berlaku di seluruh dunia. Bagi Parents yang memiliki anak kecil, menjalani karantina bersama bayi bisa jadi tantangan tersendiri.
Pangeran Harry berbagi tentang ceritanya menjalani karantina bersama bayi Archie
Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle memiliki seorang putra berusia 11 bulan. Keputusan keduanya untuk menanggalkan status keluarga kerajaan pada bulan Maret lalu membuat mereka kini tinggal di sebuah rumah di California.
Pada sebuah video yang diupload oleh badan amal Inggris WellChild, Pangeran Harry berbagi mengenai pengalamannya menjalani karantina bersama anaknya Archie serta beberapa orangtua lainnya.
“Ada banyak hal positif yang terjadi pada waktu yang bersamaan. Memiliki begitu banyak waktu bersama keluarga – terlalu banyak waktu – hingga Anda berpikir apakah Anda merasa bersalah karena memiliki begitu banyak waktu dengan keluarga?” ungkap adik dari Pangeran William tersebut.
Dalam video berdurasi 30 menit tersebut, beberapa orangtua lainnya juga berbagi mengenai situasi mereka saat itu. Termasuk Craig Hatch dan Leanne Copper yang memiliki anak dengan cerebral palsy dan penyakit serius lainnya.
“Ketahanan dan kekuatan yang kalian miliki benar-benar luar biasa,” puji Pangeran Harry. “Anda tidak boleh melupakan itu. Tentu saja sekarang ini adalah hari-hari yang sulit, saya bahkan tidak bisa membayangkan betapa sulitnya menjadi kalian”.
Pangeran Harry mengaku bahwa menjalani karantina bersama putranya di rumah tidak terlalu buruk. Ia juga mengungkapkan bagaimana setiap orang mengalami hal yang sama tetapi dengan cara yang berbeda-beda.
“Semakin lama hal ini berlangsung, semakin sulit untuk dibayangkan. Ini semua tentang moral. Jika Anda bangun di pagi hari dan berpikir bahwa Anda akan mengalami hari yang menyenangkan, akan jauh lebih mudah.”
Menurutnya, tentu saja ada ketakutan akan apa yang mungkin terjadi. Banyak hal yang ada di luar kendali kita, tiba-tiba kita juga menyadari bahwa diri kita hanya bagian kecil dari dunia.
“Punya satu anak saja sudah cukup!” kelakarnya.
Tips menjalani karantina bersama bayi
Untuk orangtua yang bekerja di rumah atau work from home, perlu stand-by untuk mengerjakan pekerjaan dari kantor. Apalagi pekerjaan rumah tangga seperti memasak atau mencuci juga harus dikerjakan. Merawat anak di bawah satu tahun sambil bekerja bisa jadi sangat merepotkan.
Parents bisa mengikuti tips-tips untuk menjalani karantina bersama bayi berikut ini agar pekerjaan Anda menjadi lebih mudah.
Bekerjasama bersama pasangan selama karantina
Yang paling mendasar adalah Anda harus bekerjasama dengan pasangan. Merawat bayi bukanlah pekerjaan mudah, apalagi jika dilakukan sendiri. Diskusikan dengan suami hal apa yang harus dikerjakan berdua atau bisa dikerjakan sendiri.
Jika sehari-harinya suami Anda bekerja dari pagi hari hingga sore hari, ini merupakan saat yang tepat untuk suami menjalin hubungan yang erat dengan bayi Anda.
Bunda bisa mengajari suami hal-hal yang berkaitan dengan mengurus bayi seperti menggendong, menyuapi, atau mengganti popok. Apabila suami dan Bunda sama-sama bekerja dari rumah, Anda bisa bergantian dengan suami mengurus bayi.
Ketika tiba giliran Bunda untuk mengerjakan pekerjaan dari kantor, Bunda sebaiknya fokus kepada pekerjaan, sementara suami memegang bayi. Saat giliran Bunda untuk menjaga si bayi, usahakan tidak mengganggu Ayah dengan pekerjaannya.
Begitu juga dengan pekerjaan rumah. Hal ini bertujuan agar pekerjaan cepat selesai dan tidak menumpuk.
Tentukan jadwal untuk bayi
Bayi juga perlu diajari jadwal dalam kesehariannya. Misalnya, bayi bangun pukul 07.00 pagi, kemudian Anda memberinya susu atau MPASI pada pukul 08.00, memandikannya pukul 09.00, lalu bayi tidur pada pukul 10.00.
Tidak perlu mematuhi jadwal yang terlalu ‘saklek’, namun setidaknya Anda punya gambaran jam berapa bayi harus tidur atau harus makan. Dengan jadwal tersebut, Parents bisa mengerjakan pekerjaan rumah atau pekerjaan kantor dengan lebih mudah.
Parents dapat memanfaatkan waktu tidur bayi untuk bekerja atau juga untuk istirahat. Ingat, jangan sampai kecapekan, ya!
Luangkan sedikit waktu untuk me-time selama karantina bersama bayi
Setelah kelelahan mengurus bayi dan mengerjakan pekerjaan, Ayah dan Bunda tetap harus meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Hal ini penting sekali untuk kesehatan mental. Ada kalanya kita ingin menjadi diri sendiri tanpa embel-embel suami, istri, ayah, atau ibu. Manfaatkan me-time yang Anda miliki dengan mengerjakan hal-hal yang Anda senangi.
Pastikan tidur Parents dan bayi cukup
Anda perlu memastikan untuk tidur cukup setiap harinya, sekitar 6 atau 8 jam. Mungkin Anda ingin menghabiskan waktu hingga tengah malam untuk menonton series kesukaan Anda, tapi lebih bijak jika tidur lebih awal agar keesokan paginya bisa bangun lebih awal.
Hal ini mungkin akan sulit jika Anda punya bayi dengan jam tidur yang tidak tentu. Terkadang juga ada bayi dengan jam tidur terbalik, di mana ia baru tidur pada tengah malam atau subuh lalu bangun pada siang hari.
Ini bisa sangat melelahkan bagi Parents yang harus bekerja pada keesokan paginya. Oleh karena itu, Parents juga bisa memanfaatkan momen karantina ini untuk melatih bayi agar tidur sesuai dengan waktu.
Usahakan bayi sudah tidur pada waktu malam hari, bukan pada sore hari karena ada kemungkinan bayi bisa terbangun di tengah malam. Seperti poin sebelumnya, jadwal tidur bayi juga harus diatur agar tidak terlalu pagi atau terlalu sore.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengajari bayi bahwa malam hari adalah waktunya tidur. Jika bayi terbangun pada malam hari, minimalisir kontak mata dan ajak bayi tidur kembali. Parents bisa menggendongnya, mengayun, atau memberikan susu.
Biarkan juga suasana sepi dan jangan menghidupkan televisi atau semacamnya yang bisa menarik perhatian bayi pada malam hari. Bayi yang mendapatkan tidur cukup juga cenderung tidak rewel atau cranky, sehingga Anda bisa fokus bekerja.
Jangan sampai stres
Melakukan swakarantina di rumah bisa jadi sangat membosankan, terutama untuk orang-orang dengan kepribadian ekstrovert. Agar tidak stres, Anda harus berusaha untuk rileks dan jalani hari dengan pemikiran yang positif.
Meskipun diam di rumah saja, Parents harus tetap berolahraga dan bergerak. Pada saat Anda berolahraga, tubuh akan mengeluarkan zat kimia yang menekan hormon penyebab stres. Lakukan olahraga ringan seperti sit up, push up, atau yoga yang bisa dilakukan di rumah.
Apabila jadwal di weekday terlalu padat, cobalah meluangkan sedikit waktu di pagi hari atau weekend untuk berolahraga.
Dikutip dari Alodokter, Bunda juga bisa mendengarkan musik bernada lembut untuk menghilangkan stres. Musik bernada lembut dapat menurunkan laju detak jantung dan meredakan rasa cemas. Hormon kortisol serta tekanan darah juga bisa menurun.
Jika berita-berita mengenai wabah bisa membuat Parents merasa cemas secara berlebihan, hindari mengecek berita dan ‘tutup telinga’ sementara. Anda juga bisa istirahat terlebih dahulu dari mdia sosial agar tidak terpapar berbagai berita.
Sumber: today.com, alodokter
Baca juga:
Cegah Corona, ini 7 hal yang perlu dilakukan saat swakarantina di rumah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.