Clare Baumhauer (44) menceritakan bahwa sejak masih remaja, ia merasakan gatal di area vulva. Vulva adalah bagian luar organ seksual wanita yang mengelilingi lubang kencing dan vagina. Siapa sangka rasa gatal itu merupakan gejala awal kanker vulva.
Setiap kali Clare pergi ke dokter untuk mengecek, mereka selalu menganggap gatal tersebut merupakan iritasi, cystitis (peradangan pada kandung kemih), atau bahkan herpes. Namun belakangan, ia terkejut mendapati apa yang menjadi penyebab gatal di bagian vulva.
Artikel terkait: Bikin mewek, ini pesan mengharukan ibu yang terkena kanker ganas untuk dua anaknya
Salah diagnosis berulang kali membuatnya menderita
Clare mengatakan bahwa ia merasa malu dan frustasi karena kondisinya, apalagi ia terus mengalami hal ini hingga dewasa. Pada usia 30 tahun, Clare menderita maag dan harus pergi ke dokter.
Dokter tersebut memberikan diagnosis yang keliru dengan mengatakan bahwa Clare mengalami sklerosis. Sepuluh tahun kemudian, dokter akhirnya menemukan bahwa ia menderita kanker vulva.
Kemudian, Clare juga didiagnosis mengalami Lichen Sclerosus, sebuah kondisi yang membuat seseorang rentan mengalami risiko kanker vulva. Bila kondisi ini bisa dideteksi sejak ia masih remaja, Clare tak perlu mengalami kanker di kemudian hari.
Clare menjalani operasi untuk mengangkat area vulvanya yang sakit dan juga menjalani terapi radiasi untuk menyembuhkan kankernya. Namun, ia sudah terlanjur menderita karena salah diagnosis berulang kali.
Ditambah lagi, ia harus mengalami menopause yang datang lebih awal akibat terapi radiasi.
Artikel Terkait : Kanker serviks mengancam kesehatan wanita Indonesia, waspadai 5 faktor risikonya berikut ini!
Bagaimana tanda dan gejala kanker vulva?
Kanker vulva adalah jenis kanker yang langka dan sulit dideteksi, terutama karena sel-sel kanker berkembang selama beberapa tahun. Persis seperti yang dialami Clare, penyakit ini memang sulit didiagnosis karena tidak ada gejala yang jelas pada awalnya.
Namun, ada beberapa tanda yang harus Anda perhatikan:
- Benjolan di vulva atau bagian luar vagina
- Gatal atau nyeri di vulva
- Perdarahan saat Anda sedang tidak sedang menstruasi
- Perubahan pada kulit vulva, seperti perubahan warna atau pertumbuhan yang tampak seperti kutil atau bisul
- Lichen Sclerosus akhirnya bisa berkembang menjadi kanker pada vulva. Jadi, jika Anda didiagnosis menderita Lichen Sclerosus, penting untuk mencari pertolongan dokter untuk mengatasi kondisi ini.
- Wanita yang memiliki HPV (Human Papilloma Virus) atau riwayat kutil kelamin berisiko lebih tinggi didiagnosis menderita kanker pada vulva.
Faktor risiko kanker vulva
Penyebab kanker jenis ini sendiri masih belum diketahui. Namun, sejumlah faktor diketahui bisa meningkatkan risikonya, di antaranya :
Usia yang lebih tua
Seiring bertambahnya usia seseorang, risiko kanker vulva pun kian bertambah. Biasanya rata-rata pasien didiagnosis saat usianya 65 tahun.
Kebiasaan merokok
Bunda merupakan perokok aktif? Sebaiknya waspada ya, karena kebiasaan tersebut bisa meningkatkan risiko kanker ini.
Sistem imun yang lemah
Beberapa orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah bisa lebih berisiko dibandingkan seseorang dengan kondisi normal. Mislanya saja pada penderita HIV.
Terpapar HPV
Bagi sebagian orang, HPV bisa sembuh, namun ada beberapa kondisi infeksi yang bisa menyebabkan perubahan sel hingga mengalami kanker. Seseorang yang sudah terpapar HPV akan lebih rentan mengalami kanker vulva hingga kanker serviks.
Riwayat kesehatan vulva
Sebelum terjadi kanker, ada juga kondisi prakanker vulva. Bila seorang perempuan sudha pernah mengalami kondisi ini, ia pun akan lebih rentan mengalami kanker.
Cara mencegah
Cara terbaik untuk menurunkan risiko kanker ini ialah dengan mengurangi risiko terkena Infeksi Menular Seksual, khususnya HPV. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah :
- Melakukan vaksin HPV penting bagi seorang perempuan, disegala usia mulai dari anak-anak, dewasa muda, maupun dewasa lanjut.
- Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi juga risiko mengalami HPV sehingga disarankan untuk selalu setia pada satu pasangan.
- Gunakanlah kondom setiap kali berhubungan, meskipun sebenarnya tidak bisa melindungi sepenuhnya, namun penggunaannya dirasa bisa menurunkan risiko.
Jika Anda melihat gejala di atas atau mengalami perubahan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat sedini mungkin.
*Artikel disadur dari theAsianparent Filipina.
Sumber : Mayo Clinic
Baca juga:
Jangan abaikan gejala kanker serviks yang tak biasa ini, peringatan dari pasien penyintas kanker