Kanguru dikenal sebagai hewan yang berasal dari benua Australia. Namun, siapa sangka Indonesia juga punya fauna serupa, salah satunya Kanguru pohon mantel emas atau Kanguru Papua. Sesuai dengan namanya, satwa termasuk hewan endemik yang bisa ditemukan di wilayah papua.
Hewan tersebut menjadi perhatian publik usai diputuskan menjadi maskot Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar tahun 2020 lalu di Papua. Satwa bertubuh mungil ini termasuk binatang dilindungi karena diperkirakan jumlahnya yang tinggal belasan ekor saja. Simak berbagai fakta uniknya berikut ini!
7 Fakta Unik Kanguru Papua Mantel Emas yang Imut dan Menggemaskan
1. Ditemukan Tahun 1990
Sumber : Twitter
Menurut Mongabay, Kanguru pohon mantel emas atau Dendrolagus pulcherrimus ditemukan pada tahun 1990 oleh Pavel German di Pegunungan Foja, Papua. Satwa ini juga ditemukan di pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680–1.700 meter diatas permukaan laut.
Johan Koibur, peneliti dari Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Universitas Papua (UNIPA) Manokwari mengungkapkan, kanguru pohon mantel emas minim informasi. Terlebih sampai saat ini belum banyak penelitian tentang perilaku, biologi, maupun ekologi satwa ini.
“Pada tahun 1990-an memang dilaporkan ditemukan oleh sekelompok peneliti di hutan Pegunungan Torricelli, Papua Nugini, yang diduga sebagai habitat aslinya,” ungkapnya.
Artikel terkait : Kenalkan pada Anak, Ini 60 Nama Hewan dalam Bahasa Inggris dari A Sampai Z
2. Kanguru Papua di Ambang Kepunahan
Sumber : Twitter
Para ilmuwan memperkirakan bahwa kanguru pohon bermantel emas telah punah dari 99% dari rentang sejarahnya akibat perusakan habitat dan perburuan. Tenkile Conservation Alliance sebuah organisasi non profit konservasi satwa liar di Papua Nugini dalam wawancaranya dengan IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengungkap kepunahan satwa bernama latin Dendrolagus pulcherrimus ini.
Prof. Tim Frannery, seorang ahli mamalia dari Australia, sejak pertengahan tahun delapan puluhan hingga awal tahun sembilan puluhan Profesor Tim Flannery melakukan banyak ekspedisi ke Pegunungan Torricelli (TMR) Papua Nugini (PNG) untuk mengumpulkan dan mendeskripsikan mamalia.
Dia menggambarkan kanguru pohon Tenkile (Dendrolagus scottae) dan Weimang (D. pulcherrimus) tergolong Critically Endangered (CR). Ia ingin memberitahukan dunia bahwa hewan ini di ambang kepunahan.
3. Menghabiskan sebagian Besar Hidupnya di Pohon
Sumber : Twitter
Kanguru mantel emas tergolong sebagai kanguru pohon hias yang menghabiskan banyak hidupnya di pohon. Namun, sesekali ia turun ke tanah untuk mencari minum.
Kanguru pohon merupakan satwa endemik Papua. Mereka hidup hampir di seluruh wilayah Papua (daratan dan pulau) dengan menempati 80% luas daratan Papua sebagai habitat aslinya bersama satwa lain. Ia menggunakan kaki sebagai pijakan utamanya di pohon sehingga ia menopang tubuhnya dengan kaki yang bergantung. Itulah sebabnya bentuk kakinya melengkung dan telapak kaki besar dan kasar seperti bantalan.
Artikel terkait : 8 Contoh Fauna Peralihan, Ada Tarsius hingga Si Cantik Kupu-kupu Bidadari
4. Memiliki Bentuk Tubuh Mungil
Secara fisik, penampilan kanguru mantel emas dan kanguru Australia sekilas mirip. Ia memiliki kantung di perut tetapi bentuk tubuhnya lebih mungil.
Rata-rata berat tubuhnya tidak lebih dari 6-20 kg. Bahkan ada yang beratnya 3 kg saja. Tentu saja ini hanya sepertiga dari massa otot kanguru Australia yang rata-rata memiliki berat mencapai 50-80 kg.
Lompatan kaki kanguru Papua hanya mencapai 22 cm, jauh lebih pendek daripada kanguru Australia yang bisa mencapai jarak 2-3 kali lipat.
5. Seperti Memakai Mantel Emas
Sumber : Twitter
Penampilan fisik kanguru mantel emas terbilang cukup menggemaskan. Ia memiliki bulu pendek dan halus, serta punya warna dengan warna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perutnya berwarna lebih pucat dan dengan dua garis keemasan di punggungnya. Itulah sebabnya, namanya kanguru pohon mantel emas seperti memakai mantel keemadan. Satwa ini memiliki ekor panjang mencapai sekitar 80 sentimeter memiliki lingkaran-lingkaran yang berwarna cukup terang sehingga terlihat seperti cincin.
6. Penyebab Popululasi Kanguru Papua Menurun
Melansir Indonedia.go.id, Kanguru mantel emas bersama kanguru mbaiso tergolong kanguru yang nyaris punah. Keduanya masuk dalam red list International Union for Conversation of Nature (UICN) karena jumlahnya tak lebih dari 10-15 ekor setiap spesiesnya.
Para peneliti mencatat populasi hewan ini menurun 80% dalam 30 tahun terakhir. UICN mencatat untuk seluruh spesies kanguru papua, jumlahnya tak lebih dari 50 ekor.
Kanguru Papua. Penurunan tersebut diduga karena dari kondisi habitat maupun predator, seperti ular piton, burung hantu besar dan burung elang. Pembukaan lahan untuk perkebunan dan keperluan lain juga turut mendesak habitatnya. Penduduk lokal juga sering menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Untungnya, semua jenis kanguru papua masuk satwa yang dilindungi Indonesia dan tertuang pada lampiran Peraturan Pemerintah tahun 1999 tentang Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.
Artikel terkait : 11 Jenis Hewan Endemik Indonesia, Sebagian Terancam Punah
7. Menjadi Maskot PON 2021
Sumber : Twitter
Kanguru pohon mantel emas menjadi maskot Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Penyelenggara membuat dua maskot, yakni Kangpho dan Drawa. Kangpho merupakan maskot yang menggamnarkam kanguru pohon mantel emas, sementars Drawa adalah maskot yang terinspirasi dari burung cenderawasih. Keduanya memiliki rumbai di pinggang yang biasa digunakan oleh perempuan dan laki-laki yang melambangkan sambutan hangat dan penuh keakraban di tanah Papua.
Itulah sederet fakta Kanguru Papua mantel emas yang kini nyaris punah. Tak disangka ternyata Indonesia punya spesies kanguru yang lucu dan menggemaskan.
***
Baca juga :
11 Jenis Hewan Endemik Indonesia, Sebagian Terancam Punah
7 Contoh Fauna Australis dan Ciri-cirinya, Yuk Ajarkan pada Anak!
6 Hewan yang Dilindungi di Indonesia karena Terancam Punah, Apa Saja?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.