Di era teknologi yang semakin canggih, mengakses informasi ibarat kegiatan yang bisa dilakukan bahkan sambil memejamkan mata. Bahkan, tak jarang anak berusia belia lebih piawai mengoperasikan beragam platform internet dibanding orang dewasa. Namun, bagaimana jika internet menjadi penyebab anak kabur dari rumah? Kisah berikut semoga menjadi pelajaran bagi Parents dalam mengawasi anak di dunia maya.
Anak kabur dari rumah karena internet, ini kisah lengkapnya
Cinta memang membutakan, nampaknya bukan isapan jempol belaka. Sepertinya setiap orang tak ragu melakukan hal konyol atas nama cinta, tak terkecuali remaja asal Tionghoa ini. Xiao Zhang, remaja 12 tahun nekat kabur dari rumah. Gadis asal Dazhou, Sichuan ini melarikan diri untuk bertemu kekasihnya Xiao Lei yang berasal dari Taiyuan, Shanxi (15 tahun) setelah berdebat dengan orangtuanya.
Setelah berembuk dan mempertimbangkan berbagai pilihan rahasia, sejoli belia ini menggodok rencana. Xiao Lei bertolak ke Dazhou dengan kereta api untuk menjemput Xiao Zhang, sebelum kemudian kembali ke Taiyuan bersama.
Hal ini pun diketahui oleh ayah Xiao Zhang bahwa putrinya telah melarikan diri dari rumah dan naik kereta bersama remaja laki-laki yang dikenal melalui online. Ia menghubungi polisi kereta api untuk mencaritahu keberadaan anaknya.
Tak berlangsung lama, pada 12 Desember Keamanan Publik Kereta Api Jilin merilis video yang menunjukkan adanya pasangan muda yang bepergian sendiri di kereta. Dalam video tersebut, Xiao Lei pun mengakui bahwa mereka bertemu melalui permainan video game online dan berkencan setelahnya.
Tak ketinggalan, gadis ini menjelaskan adanya konflik dengan orangtua alasan ia tidak betah tinggal di rumah. Hal ini mendorongnya untuk kabur dari rumah dan akan kembali pada orangtuanya setelah mendapatkan pekerjaan. Video tersebut juga menjelaskan bahwa Xiao Lei telah berhasil mendapatkan 1.800 yuan (S $ 350) per bulan dan memiliki rencana untuk menyewa tempat tinggal. Dengan uang ini juga kekasihnya, Xiao Zhang akan tetap dapat bersenang-senang dengan bermain game di rumah.
Xiao Zhang bahkan meyakinkan aparat kepolisian kesanggupannya membawa kekasihnya ke luar negeri dan hidup bersama. Hal ini sontak mendapat perhatian dari penumpang lain yang ada di kereta dan menasihati agar pasangan muda ini kembali ke rumah masing-masing. Akhirnya, kedua remaja ini pun kembali ke pangkuan orangtuanya dengan aman dan selamat.
Ketika memberikan akses internet pada anak, ini yang sebaiknya dilakukan orangtua
Belajar dari kasus Xiao Lei tersebut, baiknya orangtua tidak melepas begitu saja tindak tanduk anak di dunia maya. Apalagi, dunia maya rentan kejahatan dan bisa menimpa siapa saja termasuk anak-anak. Melansir The Guardian, berikut beberapa langkah versi pakar keamanan online yang dapat dilakukan orangtua agar anak tetap aman dalam aktivitas berselancar di dunia maya.
-
Berdiskusi tentang keamanan dunia maya dengan anak sejak dini ( David Emm, peneliti keamanan senior Kaspersky Lab )
“Menurut saya, berbicara dengan anak Anda mengenai keamanan di dunia maya adalah hal yang krusial bahkan sebelum mereka mulai terlibat dengan internet,” ungkap David.
Saat mulai terjun di dunia maya, anak mungkin akan menggunakan komputer bersama Anda. Jadikan kesempatan ini untuk mengenalkan mana hal yang aman dan berbahaya di luar sana. Jangan lupa diskusikan dengan anak komponen penting untuk melindungi diri seperti proteksi keamanan, password, dan lainnya. Tetap pantau anak jika ia sudah memiliki komputer mandiri suatu hari nanti.
-
Jangan terlalu seperti mata-mata ( Paul Vlissidis, direktur teknik keamanan siber NCC Group )
“Saya tetap memiliki pandangan modern. Bahkan, saya tidak memiliki filter penyaringan apa pun di internet anak-anak saya. Saya tidak mengintai mereka sepanjang waktu. Saya pun telah berbicara terbuka pada mereka apa saja bahaya internet dan mereka mengetahui internet adalah tempat yang berbahaya”.
Intinya, percayalah pada anak. Jika memang anak bertindak positif di internet, cukup pantau sepenuhnya dan ingatkan dengan cara yang bijak.
-
Waspada jika ada orang asing menawarkan hadiah ( Amichai Shulman, CTO keamanan jaringan Imperva )
“Menjadi orangtua dari empat orang anak pasti membuat saya paranoid. Namun, keyakinan utama saya tidak hanya anak yang bisa terkena kejahatan di dunia maya. Orang dewasa yang cerdas juga bisa. Ajarkan anak untuk waspada”.
Ketahui bahwa anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi di masa tumbuh kembangnya. Mereka mungkin akan melakukan segala sesuatu tanpa berpikir ulang. Di sinilah peranan Anda untuk mengingatkan anak agar senantiasa waspada terhadap orang asing yang baru dikenal. Larang anak untuk membuka surat elektronik yang tidak diketahui pengirimnya, apalagi hadiah atau makanan yang tidak jelas asal usulnya.
-
Bijak berinternet adalah hal yang krusial ( David Robinson, kepala petugas keamanan Fujitsu UK dan Irlandia )
“Internet akan menjadi dunia menakjubkan bagi anak. Namun, arahkan mereka untuk berhati-hati dengan apa yang mereka lakukan dan katakan. Anda sulit menghapus jejak virtual yang sudah menyebar luas”.
Hal ini tak kalah penting. Logika anak yang belum berkembang bisa saja membuat ia tidak berhati-hati. Didik anak untuk berpikir ulang sebelum mengatakan sesuatu di dunia maya. Jangan sampai perkataan tersebut menyakitkan atau bahkan merugikan orang lain. Ingat, ada banyak manusia yang melihat di luar sana.
-
Berteman dengan anak di media sosial bukan hal yang salah ( Tracy Hulver, spesialis identitas online senior Verizon )
Atas nama menghargai privasi anak, orangtua memilih untuk tutup mata dengan siapa anak berinteraksi di dunia maya. Padahal, sedikit ‘kepo’ dengan dunia anak tidak dilarang lho, Parents.
“Pastikan anak Anda hanya berkirim pesan dan berteman dengan orang yang juga mereka kenal di dunia nyata. Jangan sampai demi popularitas semata, anak Anda dimanfaatkan oleh orang yang memiliki niat buruk dan membahayakan anak nantinya”.
Tidak ada salahnya juga Anda berteman dengan anak di lingkup pergaulan maya anak. Pantau apa yang anak Anda unggah sebagai syarat saat mereka meminta izin Anda mengakses internet.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents!
Baca juga:
Parental Control sebagai Pengaman Internet untuk Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.