Gaya hidup sehat yang ramah lingkungan memang suatu tren kebanyakan orang saat ini. Termasuk sudah jarangnya penggunaan jenis sedotan plastik untuk menikmati minuman dalam kehidupan sehari-hari. Namun Parents pasti belum tahu kalau ternyata peralihan ke jenis sedotan ramah lingkungan saat ini memiliki pemborosan energi dan emisi karbon yang sangat tinggi. Emisi karbondioksida merupakan salah satu penyumbang terjadinya Global Warming.
Berikut beberapa jenis sedotan yang ramah lingkungan dengan emisi karbon tinggi, beserta cara bijak menggunakan sedotan. Cek di sini ya Parents!
Jenis Sedotan nonplastik yang Ternyata Memicu Global Warming
Walau Parents menggunakan jenis sedotan non plastik yang ramah lingkungan, tapi ternyata tidak sepenuhnya bebas dari emisi karbon. Bahkan ada sedotan logam yang menjadi favorit banyak orang ternyata boros energi dan menyumbang emisi CO2 terbesar.
Melansir dari penelitian HSU Straw Analysis yang mengambil tiga indikator yaitu emisi karbon dioksida, energi yang melekat, dan biaya, maka sebenarnya plastik dan kertas memiliki energi paling kecil dalam proses pembuatan juga nilai emisi karbon dioksida yang kecil. Namun, plastik jelas-jelas memiliki dampak semakin besar dan berbahaya bagi lingkungan.
Artikel Terkait : 5 Langkah Go Green Bersama Anak
Karena itu penggunaan jenis sedotan ramah lingkungan yang reusable tetap disarankan dibandingkan sedotan plastik. Namun agar tidak memicu global warming, jenis sedotan yang ramah lingkungan tersebut bisa Parents gunakan secara efektif.
Yakni digunakan berulang kali sesuai jenis sedotannya. Ini untuk mencegah pembuatan sedotan ramah lingkungan yang terlalu besar, karena ternyata setiap satu jenis sedotan tersebut menggunakan energi dan emisi karbon yang sangat besar. Ingat ya Parents, penggunaan sedotan ramah lingkungan jenis apapun akan menjadi sia-sia jika penggunaanya tidak melebihi standar minimal penggunaan.
Selain itu, sedotan reusable yang bisa digunakan berkali-kali lipat ini harus dicuci berkali-kali sehingga penggunaan sabun akan bertambah besar. Ini akan menimbulkan limbah sabun yang berpotensi menimbulkan masalah pada air bersih.
5 Jenis Sedotan Ramah Lingkungan Beserta Tingkat Emisi Karbon yang Dihasilkan
1. Sedotan Kue
Sedotan kue ini terbuat dari bahan makanan yang sering digunakan oleh banyak pemilik usaha kuliner. Karena terbuat dari makanan, sedotan kue ini jelas bisa dimakan sekaligus sama hidangan yang disajikan.
Sehingga tidak akan menimbulkan adanya sampah makanan. Biasanya sedotan kue selain sebagai alat minum juga sebagai hiasan makanan sehingga lebih menarik. Restoran kekinian saat ini sudah menggunakan sedotan kue sebagai salah satu alternatif jenis sedotan yang ramah lingkungan.
Untuk sedotan kue ini memang hampir tidak ada tingkatan emisi karbonnya, karena menggunakan bahan-bahan makanan saja dalam pembuatannya. Sayangnya, karena tidak tahan lama jadi tidak bisa digunakan berkali-kali atau disimpan jangka panjang. Jadi penggunaannya masih sangat jarang.
2. Sedotan Bambu
Salah satu jenis sedotan yang terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan yaitu bambu, sedotan ini bisa digunakan berkali-kali. Untuk parameter energi, sedotan bambu wajib digunakan sebanyak 32 kali dan parameter emisi karbondioksida sebanyak 27 kali.
Namun, walau bisa digunakan beberapa kali tapi berhubung tingkat kelembaban bambu yang tinggi, harus telaten untuk membersihkannya ya Parents. Ini untuk menghindari jamur dan adanya penumpukan bakteri dalam sedotan bambu.
Yang paling khas dari sedotan bambu ini adalah aroma bambu yang khas, sehingga jadi daya tarik tersendiri saat menggunakannya. Emisi karbon pada sebuah sedotan bambu adalah menggunakan 756 kJ dan melepaskan karbon dioksida sebesar 38,8 gram.
3. Jenis Sedotan Kaca
Sedotan dari kaca juga menjadi salah satu alternatif jenis sedotan ramah lingkungan buat Parents gunakan sehari-hari. Bisa digunakan berkali-kali dan terbuat dari kaca borosilikat yang biodegradable dan kuat terhadap suhu ekstrim sehingga mudah terurai atau terdekomposisi.
Sedotan ini juga aman karena bebas BPA dan sifat hypoallergenic sehingga aman untuk digunakan Parents yang memiliki alergi atau sensitif terhadap bahan tertentu. Sedotan kaca juga mudah dibersihkan dan tidak mempengaruhi rasa atau bau minuman.
Agar aman dari emisi karbon, sedotan kaca wajib digunakan sebanyak 45 kali (untuk parameter energi) dan 45 kali (untuk parameter emisi karbon dioksida). Karena ternyata satu sedotan kaca menggunakan 1074 kJ energi dan melepaskan emisi karbon dioksida sebesar 65,2 gram. Selain itu yang harus diwaspadai karena bentuknya kaca, Parents harus menyimpannya dengan baik karena rentan pecah.
4. Sedotan Logam Besi atau Stainless Steel
Sedotan stainless steel ini jadi salah satu favorit banyak orang dan bisa digunakan berkali-kali. Mudah, kuat dan praktis bisa dibawa kemana-mana, sedotan stainless steel ini juga mudah dibersihkan dengan sikat sedotan.
Namun karena terbuat dari logam, sedotan logam merupakan penghantar panas yang baik. Jadi bila digunakan pada minuman panas atau dingin, maka sedotannya akan panas atau dingin juga. Sehingga akan membuat lidah menjadi lebih terasa perubahan suhunya dan seringkali tidak menikmati minumannya.
Selain itu, walau sedotan logam merupakan sedotan ramah lingkungan ternyata paling boros energi dan penyumbang emisi karbondioksida terbesar. Untuk satu pembuatan sedotan besi menggunakan 2420 kJ energi dan melepaskan 217 gram karbon dioksida. Agar efektif, maka wajib digunakan kembali sebanyak 102 kali (untuk parameter energi) dan 149 kali (untuk parameter emisi karbon dioksida).
5. Sedotan Kertas
Salah satu sedotan yang sering digunakan sebagai pengganti sedotan plastik adalah sedotan kertas. Memiliki desain dan warna yang beragam, sedotan kertas ini dibuat dari kertas yang digulung sampai padat sehingga tidak mudah bocor saat digunakan. Sedotan kertas juga cepat rusak ketika kena air walaupun mudah terurai di alam. Jadi biasanya hanya sekali saja bisa digunakan lalu langsung dibuang.
Tapi dibalik itu kepraktisannya, sedotan kertas ternyata menggunakan 16 kJ energi dan emisi karbondioksida sebesar 1,38 gram. Ini berarti semakin banyak pohon yang akan ditebang sebagai bahan produksi.
Bijak Dalam Menggunakan Jenis Sedotan Ramah Lingkungan
Teknologi baru memang dapat menghilangkan masalah, namun juga bisa menimbulkan masalah baru bila tidak bijak saat menggunakannya. Termasuk dalam hal penggunaan jenis sedotan ramah lingkungan yang lebih baik daripada sedotan plastik. Tapi semakin sering menggunakan sedotan non plastik, maka tetap bisa memiliki dampak besar dalam global warming.
Karena itu Parents wajib menggunakan sedotan dengan bijak dengan cara tidak menggunakan sedotan bila tidak diperlukan. Membiasakan minum minuman tanpa sedotan merupakan cara terbaik dalam membatasi perilaku konsumtif yang merugikan lingkungan.
Apalagi sebenarnya menggunakan sedotan bukanlah hal wajib yang harus digunakan saat Parents minum. Kecuali memerlukan keterbatasan fisik, minum dengan alat bantu seperti sedotan boleh digunakan.
Artikel Terkait : 5 Tips dan Cara Mudah Mengajari Anak Minum dengan Sedotan
Jadi mulai sekarang Parents bisa mulai tidak menggunakan sedotan untuk minum, kecuali benar-benar membutuhkan alat bantu minum. Bila terpaksa menggunakan sedotan, pilih jenis sedotan yang ramah lingkungan dan gunakan reusable berkali-kali untuk mencegah pemborosan energi dan menambah besarnya emisi karbon yang membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Berikut tadi 5 jenis sedotan beserta penggunaannya yang tepat, sehingga tidak membuat emisi karbon makin meningkat. Alih-alih ingin memakai produk ramah lingkungan, malah ternyata menambah masalah baru bagi kelestarian lingkungan Parents. Semoga bermanfaat ya!
Baca Juga :
Hati-Hati Bumi Makin Panas Bikin Virus Mudah Pindah
Mengenal Food Waste, Kebiasaan Buang-Buang Makanan yang Membahayakan Lingkungan
Global Warming Dapat Meningkatkan Risiko Stillbirth pada Ibu Hamil, Benarkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.