Jangan Dilewatkan, Ini Beragam Jenis Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar

Ada beberapa jenis imunisasi untuk anak sekolah dasar yang perlu orang tua ketahui dan jangan sampai dilewatkan pemberiannya.

Pemberian vaksin atau imunisasi untuk anak merupakan salah satu hal penting yang Parents perhatikan. Imunisasi dapat membantu anak mendapatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa penyakit tertentu yang mematikan. Begitu juga untuk usia anak sekolah dasar, ternyata masih ada beberapa jenis imunisasi yang perlu diberikan kepadanya. 

Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar

Imunisasi dilakukan dengan memasukkan virus yang sebelumnya sudah dilemahkan ke dalam tubuh anak. Tubuh anak akan merespons dengan menghasilkan kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Memberikan imunisasi diharapkan dapat mencegah atau mengurangi dampak dari penyakit mematikan yang dapat menyerang si kecil. 

Ternyata imunisasi tidak hanya diberikan pada anak usia dibawah lima tahun saja. Beberapa jenis imunisasi harus diberikan secara berulang hingga anak masuk usia sekolah.  

Pentingnya Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar

Jenis imunisasi untuk anak sekolah dasar

Imunisasi wajib diberikan kepada anak balita karena sistem kekebalan tubuhnya yang sangat rentan. Pemerintah dan ahli kesehatan telah menentukan rangkaian imunisasi yang harus dipenuhi oleh balita. Setelah mendapatkan imunisasi wajib tersebut, anak dianjurkan untuk diberikan imunisasi ulangan. 

Pemberian imunisasi ulangan akan memberikan respons kekebalan tubuh yang lebih baik. Selain menjaga anak agar tidak terserang virus, imunisasi ini juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan menjaga status gizi anak agar tetap baik. 

Apa Saja Imunisasi yang Perlu Diberikan kepada Anak Sekolah Dasar?

Jenis imunisasi untuk anak sekolah dasar

Pemerintah Indonesia telah memberikan agenda imunisasi lanjutan yang ditujukan bagi anak usia sekolah dasar. Program tersebut dinamakan BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Program BIAS dilakukan dua kali dalam setahun serentak di seluruh Indonesia. 

Berdasarkan Peraturan Kementrian Kesehatan nomor 12  tahun 2017, jenis imunisasi yang perlu dilakukan bagi anak sekolah dasar di Indonesia di antaranya, 

1. Imunisasi Campak

Jangan Dilewatkan, Ini Beragam Jenis Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar

Sebanyak 28.3% anak berusia 5-7 tahun masih terinfeksi campak meskipun sudah mendapat imunisasi campak sewaktu bayi. Kejadian ini membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan rekomendasi ulang untuk memberikan imunisasi campak bagi anak ketika memasuki kelas satu sekolah dasar. 

Campak merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat mengancam nyawa anak. Penyakit campak dapat menyebabkan komplikasi berupa infeksi paru-paru (pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Pemberian imunisasi campak diharapkan dapat mencegah atau mengurangi dampak dari bahaya penyakit tersebut. 

Biasanya imunisasi campak dilakukan pada bulan Agustus. Selain itu, rekomendasi terbaru dari IDAI tahun 2020 menyatakan jika anak sudah mendapatkan imunisasi MMR maka tidak perlu mendapat imunisasi campak. 

Artikel terkait: Gejalanya mirip, ini beda campak, roseola dan rubella

2. Imunisasi Difteri Tetanus (DT)

Imunisasi DT biasanya akan diberikan pada anak di kelas satu SD. Selanjutnya imunisasi DT juga kembali diberikan pada anak saat berusia 12 tahun atau kelas enam SD. Hal ini disebabkan oleh masih dijumpainya kasus difteri pada anak yang berusia lebih dari 10 tahun. 

Difteri juga merupakan penyakit berbahaya yang mematikan. Penyebab penyakit difteri, yaitu bakteri Corynebacterium diphtheriae, dapat menginfeksi saluran napas anak dan menyebabkan gagal napas. 

Biasanya imunisasi DT akan diberikan kepada anak di sekolah dasar pada bulan November. Jadi pastikan si kecil dalam kondisi sehat sebelum mendapat imunisasi DT, ya, Parents. 

3. Imunisasi Tetanus

Imunisasi tetanus yang diberikan pada anak ketika berusia 18-24 bulan hanya akan memberikan perlindungan sampai anak berusia 6-7 tahun. Oleh karena itu, imunisasi tetanus perlu kembali diulang pada anak di kelas dua dan tiga sekolah dasar. 

Pemberian imunisasi tetanus dapat memperpanjang masa kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tersebut hingga 10 tahun ke depan. Pemberian ulang saat kelas tiga SD pun akan memberikan kekebalan tambahan sampai 20 tahun ke depan. 

Imunisasi tetanus biasanya diberikan pada anak sekolah dasar melalui program BIAS pada bulan November. 

Artikel terkait: Fungsi dan Cara Membaca Kartu Menuju Sehat (KMS) yang Wajib Parents Ketahui

Jenis Imunisasi Lainnya

Jangan Dilewatkan, Ini Beragam Jenis Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar

Selain imunisasi wajib di atas, menurut Center for Disease Control and Prevention terdapat beberapa imunisasi lainnya yang juga dianjurkan untuk anak usia sekolah dasar. Parents bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan imunisasi berikut ini. 

1. Imunisasi Influenza

Diberikan pada anak yang berusia 7-18 tahun. Imunisasi ini dapat mencegah atau mengurangi dampak anak terserang virus flu yang berbahaya. Imunisasi influenza di-booster tiap 1 tahun sekali.

2. Imunisasi Human Papilloma Virus

Imunisasi HPV diberikan pada anak yang berusia 11-12 tahun atau pada usia 9-10 tahun jika kondisi kesehatan anak memerlukannya. 

Artikel terkait: Jadwal Terbaru dan Rekomendasi Imunisasi Anak dari IDAI Tahun 2020, Jangan Terlewat!

3. Imunisasi Meningitis

Imunisasi meningitis termasuk imunisasi khusus sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Jenis imunisasi ini bisa diberikan pada anak saat berusia 11-12 tahun. 

4. Imunisasi Tifoid

Imunisasi ini diberikan pada anak yang berusia 6-7 dan diulang setiap 3 tahun sekali. Sebaiknya dilakukan booster berkala, mengingat Indonesia termasuk endemis penyakit demam tifoid.

Parents, demikianlah beberapa jenis imunisasi untuk anak sekolah dasar yang penting untuk diketahui. Semoga bermanfaat.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga:

Jangan sampai terlewat! Inilah jenis imunisasi untuk anak sesuai usianya

Ada jadwal imunisasi anak saat pandemi corona? Ini yang wajib Parents tahu!

Kasus corona pada anak lebih sedikit dengan gejala ringan, apa alasannya?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.