Penyebaran virus corona yang sangat cepat membuat orangtua khawatir terhadap anak-anaknya. Bagaimana tidak, imunitas tubuh si kecil saja masih rentan. Tapi jangan panik dulu, Bun! Sebab penularan virus corona (Covid-19) pada anak dikatakan relatif ringan dan tidak mematikan.
Perlu diketahui, sampai saat ini penyebaran virus corona di seluruh dunia telah mencapai 118.596, dengan korban meninggal sebanyak 4.262 orang. Sementara di Indonesia, sampai Rabu (11/3/2020) pasien positif corona telah tercatat ada 34 orang.
Meski kasus di seluruh dunia sudah mencapai ratusan ribu, hanya segelintir anak saja yang didiagnosis dengan corona virus. Buktinya, hingga 6 Februari, sebuah penelitian menemukan bahwa hanya sembilan bayi yang terinfeksi di Tiongkok.
Para ahli mengatakan bahwa virus corona memang tidak menyebar dengan baik pada anak-anak. Tanpa sadar anak sudah melakukan langkah pencegahan karena mereka cenderung lebih sering mencuci tangan dan menutupi mulutnya.
Virus corona pada anak dikatakan relatif lebih ringan, benarkah?
COVID-19 merupakan strain baru dari keluarga virus yang ditemukan pada 1960-an. Namun virus ini kian bermutasi dan terus mewabah. Karena itu, sampai saat ini para ahli masih melakukan penelitian terkait COVID-19, termasuk paparannya pada anak-anak.
Sebuah studi di New England Journal of Medicine mengatakan bahwa kemungkinan anak-anak untuk bisa terinfeksi virus ini memang cenderung lebih kecil. Kalaupun pada akhirnya terinfeksi, gejala yang timbul yang akan lebih ringan jika dibandingkan orang dewasa.
Dari 9 bayi di bawah 1 tahun tidak ada bayi yang mengalami komplikasi parah hingga memerlukan perawatan intensif. Inilah yang membuat para peneliti mengatakan kalau beberapa bai kemungkinan tertular virus yang lebih ringan, yang tidak selalu menyebabkan gejla fisik.
“Dari semua yang kami lihat, dan untuk alasan yang tidak jelas bagi kami, tampaknya ini terutama berdampak pada orang dewasa,” Richard Martinello, seorang profesor penyakit menular di Yale School of Medicine, mengatakan kepada Business Insider di awal Februari lalu.
Para ahli kesehatan menyimpulkan, rendahnya kasus di antara anak-anak ini dikarenakan mereka cenderung sering mencuci tangan, menutupi mulut, dan menahan diri dari menyentuh orang lain. Seperti yang kita tahu, perilaku tersebut dapat menghindarkan diri dari pemaparan virus.
“Jika kita dapat melindungi anak-anak – satu, itu baik untuk mereka, tetapi dua, itu baik untuk penduduk,” Aaron Milstone, seorang ahli epidemiologi dan profesor pediatri di Universitas Johns Hopkins, mengatakan kepada Business Insider. “Jika itu menembus populasi anak-anak, itu mungkin memperkuat wabah.”
Artikel terkait: 5 Artis ini punya cara hindari virus corona, seperti apa?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengatakan hal yang sama
Ilustrasi anak menggunakan masker untuk mencegah virus.
Darmawan Budi S dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan hal senada. Ia menghimbau orangtua tidak perlu khawatir berlebihan karena virus corona pada anak memiliki penularan yang kecil.
“Pada anak-anak angka penularan lebih rendah dan keparahan penyakitnyalebih ringan,” ungkap Darmawan.
Dikatakan Darmawan, sebenarnya virus corona yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan berbeda dengan gangguan pernapasan lain yang terjadi pada anak. Biasanya, anak-anak yang masih memiliki kekebalan tubuh yang tendah akan lebih mudah tertular, menularkan penyakit dan memiliki gejala yang parah. Namun pada virus corona , anak-anak yang tertular relatif sedikit dan gejalanya juga ringan.
“Bisanya penyakit pernapasan itu berat pada anak-anak dan orang tua. Tetapi, kajian sementara di China angka penularan pada anak di bawah 10 tahun sangat kecil,” ucap Darmawan.
Berdasarkan data global, corona pada anak 0-9 tahun tercatat terjadi pada sedikit kasus dengan tidak menyebabkan kematian atau mortalitas.
Bagaimana gejala virus corona pada anak-anak?
Menurut dokter di China, anak-anak yang terinfeksi virus corona menunjukkan gejala mulai dari sering batuk, hidung tersumbat, pilek, diare, hingga sakit kepala. Namun tidak banyak anak-anak yang mengalami demam.
Menurut laporan dari tenaga medis, mayoritas anak-anak yang terinfeksi virus corona di China mengalami infeksi yang ringan dan kembali pulih dalam satu hingga dua minggu.
Bahkan pada bayi, yang imunitas tubuhnya lebih rendah, hanya mengalami infeksi yang relatif ringan.
Agar si kecil dapat terhindar dari virus ini, jangan lupa untuk mengajak si kecil menjalani pola hidup yang sehat. Misalnya dengan menjaga asupan makanan, beristirahat yang cukup, mengajarkan anak etika bersin dan batuk, dan membiasakan diri cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Referensi: Bussiness Insider, CNN Indonesia, Science Alert
Baca juga
Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.