Selama ini Parents mungkin mengira bahwa jenis gula dalam makanan dan minuman kemasan hanyalah glukosa. Padahal, ada banyak jenis gula yang terdapat dalam makanan dan minuman kemasan.
Di sisi lain, ada juga pemanis buatan yang fungsinya seperti gula, yakni menambahkan rasa manis pada makanan dan minuman.
Pemanis buatan ini juga bukan hanya satu, tapi ada beberapa.
Yuk, kenali berbagai jenis gula alami dan pemanis buatan yang sering ada dalam makanan dan minuman kemasan.
Artikel Terkait: Ini Batas Asupan Gula Setiap Hari bagi Ibu Hamil untuk Cegah Diabetes
Jenis Gula Alami
Melansir WebMD, ada banyak sumber dan nama gula yang berbeda.
Gula dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan bentukannya. Monosakarida adalah bentuk gula yang paling sederhana. Disakarida adalah gula yang terbuat dari kombinasi monosakarida ini.
Berikut adalah jenis-jenis gula yang perlu Parents ketahui, biasanya muncul dalam produk makanan maupun minuman:
1. Glukosa
Glukosa termasuk jenis gula monosakarida yang banyak ditemukan dalam berbagai makanan. Glukosa merupakan bentuk gula paling umum yang ditemukan pada tanaman.
Dalam tubuh manusia, glukosa adalah jenis gula yang digunakan sebagai bahan bakar. Apapun bentuk gula yang manusia konsumsi, maka akan dipecah sebagian menjadi glukosa.
Glukosa kemudian berpasangan dengan gula sederhana lainnya untuk membentuk disakarida.
2. Fruktosa
Fruktosa juga termasuk gula monosakarida. Fruktosa adalah jenis gula yang paling manis dari semua gula alami lainnya.
Jenis gula ini kerap ditemukan dalam buah-buahan, madu, dan beberapa sayuran akar.
Di dalam tubuh, fruktosa hanya bisa dimetabolisme atau diurai di hati.
2. Galaktosa
Galaktosa adalah gula monosakarida yang juga paling umum ditemukan.
Galaktosa tersusun dari unsur-unsur yang sama seperti glukosa, tetapi susunannya berbeda.
Galaktosa adalah jenis gula alami ditemukan dalam kacang polong.
3. Laktosa
Parents mungkin sangat sering mendengar jenis gula laktosa.
Ya, laktosa adalah gula yang secara alami ditemukan dalam susu dan produk olahan susu. Laktosa terdiri dari glukosa dan galaktosa.
Tubuh manusia membutuhkan enzim khusus yang disebut laktase untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa agar tubuh mampu menyerapnya.
Jika tubuh tidak memiliki enzim laktase, maka kemungkinan besar akan terjadi kondisi yang disebut intolerasi laktosa atau tidak toleran terhadap laktosa.
4. Sukrosa
Sukrosa adalah gula alami yang terbuat dari satu bagian glukosa dan satu bagian fruktosa yang disatukan.
Sukrosa ditemukan secara alami pada tanaman. Contoh sukrosa adalah gula meja yang biasanya terbuat dari tebu atau bit gula.
5. Maltosa
Maltosa terbuat dari dua molekul glukosa yang terikat bersama.
Maltosa secara alami muncul sebagai produk sampingan dari pemecahan karbohidrat.
Maltosa ini adalah jenis gula alami yang ditemukan dalam biji-bijian bertunas.
Biji-bijian memproduksi maltosa saat memecah pati untuk bertunas.
Artikel Terkait: Aturan Gula dan Garam untuk MPASI Bayi, Ini Penjelasan Dokter!
Nama-nama Gula Tambahan dalam Label Kemasan
Selain gula alami yang ditemukan dalam buah maupun tanaman, Parents juga harus tahu gula tambahan yang biasanya ditambahkan dalam makanan dan minuman kemasan.
Jenis gula tambahan ini dituliskan dalam beragam nama, seperti melansir dari Heart dan WebMD, berikut ini:
- Gula merah
- Pemanis jagung
- Sirup jagung
- Konsentrat jus buah
- Sirup jagung fruktosa tinggi
- Gula malt
- Gula invest
- Madu
- Gula mentah
- Sirup
- Jus tebu yang diuapkan
- Sirup malt
- Fruktosa
- Sirup maple
- Kristal tebu
- Glukosa
- Gula mentah
- Sukrosa
- Fruktosa kristal
- Dekstrosa
- Maltosa
- Gula invert.
Artikel Terkait: Dampak Konsumsi Gula Berlebihan untuk Kesehatan Anak
Jenis Pemanis Buatan
Selain mengenali berbagai jenis gula alami, Parents perlu tahu nama-nama pemanis buatan yang biasanya ditambahkan dalam makanan dan minuman kemasan.
Pasalnya, mengonsumsi pemanis buatan sama saja seperti mengonsumsi gula.
Berikut jenis pemanis buatan, seperti melansir dari Health:
1. Aspartam
Aspartam adalah jenis pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman, permen karet, yoghurt, dan obat batuk.
Apabila dikonsumsi berlebih, jenis pemanis buatan ini diduga bisa menyebabkan kenaikan berat badan hingga kanker.
2. Neotam
Neotam adalah jenis pemanis buatan yang ditemukan dalam beberapa minuman, produk susu, makanan beku, puding, dan jus buah kemasan.
Neotam 7000 hingga 13.000 kali lebih manis daripada gula pasir, tergantung bahan tambahan dan perusahaan yang memproduksi.
3. Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman, makanan kaleng, dan permen.
Sakarin bisa digunakan dalam makanan maupun minuman kemasan, namun harus dalam jumlah yang sedikit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan atau Permenkes tentang Bahan Tambahan Makanan, batas jumlah maksimum sakarin adalah 50-300mg per kilogram bahan produk dan tergantuk jenis produknya.
3. Sukralosa
Sukralosa merupakan pemanis buatan dalam produk minuman buah, buah kaleng, dan sirup.
Sukralosa dapat digunakan dalam pembuatan kue, membantu membatasi karbohidrat berkalori kosong bagi orang yang sedang menjaga berat badan atau punya kondisi diabetes.
Artikel Terkait: 5 Efek Samping Pemanis Buatan bagi Tubuh, Salah Satunya Bikin Mudah Lapar
Bahaya Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula
Parents pastinya sudah tahu kalau mengonsumsi gula berlebih dapat berisiko buruk terhadap kesehatan.
Namun, berapa takaran gula yang dapat dikonsumsi oleh manusia per harinya? Tentu saja takaran gula per hari yang dapat dikonsumsi ini menyesuaikan dengan umur.
Melansir dari NHS, berikut perkiraan takaran konsumsi gula harian mulai dari anak-anak hingga dewasa sesuai usia:
- Anak- anak usia 4 sampai 6 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 19 gram gula bebas sehari.
- Anak-anak usia 7 sampai 10 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 gram gula bebas sehari.
- Orang dewasa tidak boleh mengonsumsi lebih dari 30 gram gula bebas sehari.
- Di sisi lain, tidak ada batas pedoman untuk anak-anak di bawah usia 4 tahun, tetapi dianjurkan agar mereka menghindari minuman manis dan makanan dengan gula tambahan.
Apabila konsumsi gula harian Parents dan si Kecil lebih dari batas pedoman, maka dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit.
Melansir dari Medical News Today, konsumsi gula tambahan yang berlebih data menyebabkan obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Gula juga memiliki efek korosif pada gigi dan dapat menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi.
Oleh karena itu, hendaknya Parents membatasi konsumsi gula harian si Kecil agar ia terhindari dari risiko penyakit tersebut.
Artikel Terkait: 8 Cara Mengurangi Konsumsi Gula Tambahan, Coba Agar Tubuh Lebih Sehat!
Gula, terlebih gula alami, memang aman dikonsumsi asalkan tidak berlebihan. Jenis gula alami termasuk sukrosa, glukosa, maltosa, fruktosa, laktosa, dan galaktosa. Fruktosa adalah jenis gula alami paling manis di antara semuanya.
Selain jenis gula alami, ada juga pemanis buatan yang fungsinya memberikan tambahan rasa manis dalam makanan dan minuman. Pemanis buatan ini juga tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh.
Parents harus mengontrol konsumsi gula pada diri sendiri maupun pada si Kecil demi menghindari risiko penyakit karies gigi, diabetes, dan obesitas.
***
Added sugar: What you need to know, Medical News Today, https://www.medicalnewstoday.com/articles/196024
What to Know About Different Types of and Names for Sugar, WebMD, https://www.webmd.com/diet/what-to-know-about-different-types-names-sugar
Sugar: the facts, NHS, https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/food-types/how-does-sugar-in-our-diet-affect-our-health/#:~:text=Adults%20should%20have%20no%20more,day%20(5%20sugar%20cubes).
Sugar 101, Heart, https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/sugar/sugar-101
10 Artificial Sweeteners and Sugar Substitutes, Health, https://www.health.com/nutrition/10-artificial-sweeteners-and-sugar-substitutes
Baca Juga:
Penyakit Jantung Kongenital pada Anak, Bisakah Dicegah sejak Hamil?
4 Kondisi yang Membuat Perempuan Butuh Terapi Hormon Estrogen