Nahas, Jenazah Ibu Gendong Bayi Ditemukan di Daerah Terdampak Semeru

Erupsi Semeru pada Sabtu (4/12) menelan korban jiwa. Apa yang sebaiknya dilakukan ketika dihadapkan pada bencana gunung meletus?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanah Air berduka setelah erupsi Gunung Semeru meluluhlantakkan Lumajang, Jawa Timur, dan sekitarnya. Pencarian korban menjadi fokus utama pemerintah setempat. Ditemukan pula jenazah ibu gendong bayi di Semeru.

Jenazah Ibu Gendong Bayi di Semeru Ditemukan

Sabtu (4/12) menjadi momentum Gunung Semeru memuntahkan guguran awan panas pada apa saja yang ada di dekatnya. Selain langit yang gelap gulita, peristiwa ini juga menimbulkan korban jiwa.

Tercatat hingga Minggu (5/12) sebanyak 14 jiwa meninggal akibat erupsi Semeru dan ratusan lainnya luka-luka. Pemerintah dan institusi terkait terus fokus mencari korban hilang dan meninggal yang bisa saja bertambah.

Seperti apa yang ditemukan oleh Relawan Baret Rescue Gerakan Pemuda Nasdem Jember. Tim rescue menemukan jenazah seorang ibu yang sedang menggendong bayinya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Minggu (5/12).

Sebagai informasi, Desa Curah Kobokan ditengarai menjadi lokasi yang terdampak paling parah. Lokasi Semeru yang unik membuat aliran lahar dingin melewati sungai di desa ini yang membuat desa tertimbun abu vulkanik.

Artikel terkait: Seorang Nenek Naik Gunung dalam Waktu Kurang dari 2 Jam, Begini Kisahnya

Jenazah Ibu Gendong Bayi Ditemukan di Daerah Terdampak Semeru

Tidak sempat menyelamatkan diri, jenazah ibu dan anak ditemukan tertimbun lahar Gunung Semeru. Mengutip Suara, Ketua Baret Gerakan Pemuda Nasdem Jember David Handoko Seto mengemukakan, temuan jenazah tersebut terjadi saat tim relawan tengah melakukan penyisiran di daerah terdampak.

“Saat melakukan penyisiran, relawan menemukan jenazah ibu dan anak yang tertimbun lahar Semeru,” tuturnya. Kala itu, Relawan Baret Rescue mengerahkan 15 orang timnya untuk membantu BPBD Lumajang mengevakuasi para korban.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak hanya itu, tim relawan turut menemukan 3 orang jenazah yang berada di dalam truk pengangkut pasir. Diduga, ketiganya terjebak dalam truk dan tidak sempat menyelamatkan diri dari lahar Semeru.

Pasca penemuan ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Basarnas dan BPBD Lumajang untuk melakukan evakuasi. Total ada tujuh jenazah yang tertimbun lahar Semeru. Identifikasi korban masih dilakukan hingga saat ini.

Tim Relawan Siaga Mencari Korban dan Menyalurkan Logistik kepada Pengungsi

Lebih lanjut, David memaparkan bahwa ratusan pemukiman warga rata tersapu material vulkanik Gunung Semeru. Ketebalan abu vulkanik dan masih panasnya lahar menjadi kendala para relawan untuk terjun ke lapangan mencari korban.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di samping mencari korban, Relawan Baret Rescue turut membantu menyalurkan logistik untuk para pengungsi. Posko pengungsian di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, menjadi posko utama bagi korban erupsi Gunung Semeru.

Posko pengungsian menyediakan layanan kesehatan, dapur umum, hingga bantuan dasar untuk pengungsi. Sejauh ini, sebanyak 1.300 orang mengungsi dan warga terdampak mencapai 5.300 jiwa.

“Kami mengimbau masyarakat bisa membantu korban terdampak letusan Gunung Semeru. Yang paling dibutuhkan makanan siap saji dan obat obatan,” pungkas David.

Artikel terkait: 7 Fakta tentang Pompeii, Kota Kuno yang Hancur Akibat Erupsi Gunung Berapi

Apa yang Harus Dilakukan Saat Gunung Meletus Terjadi?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber daya alam yang melimpah di Bumi Pertiwi berjalan beriringan dengan status Indonesia yang melewati Ring of Fire alias cincin api. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memaparkan ring of fire atau cincin api merupakan serangkaian 850-1.000 gunung berapi yang membentang hampir 40.250 kilometer di sekitar Samudra Pasifik.

Faktanya, Indonesia termasuk dalam area cincin ini sehingga membuat aneka bencana alam bisa terjadi kapan saja. Mulai dari banjir, gempa bumi, hingga erupsi gunung api seperti yang terjadi di Semeru.

“Aktivitas vulkano bisa berubah sangat cepat, termasuk erupsi yang bisa bermula minim sinyal bahkan tanpa peringatan sama sekali,” ujar ahli Vulkanologi Janine Krippner.

Hal ini senada dengan penuturan Ahli Vulkanologi ITB Mirzam Abdurrachman yang menyebutkan bahwa apa yang terjadi di Gunung Semeru merupakan akumulasi dari erupsi sebelumnya. 

“Terkikisnya material abu vulkanik yang berada di tudung gunung tersebut membuat beban yang menutup Semeru hilang sehingga membuat gunung mengalami erupsi,” ujar Mirzam, mengutip TV One News. Keunikan Semeru bahkan membuat warga tidak merasakan gempa sampai erupsi terjadi tanpa aba-aba.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Demi meningkatkan kewaspadaan, langkah penyelamatan mutlak diketahui. Salah satunya adalah menyiapkan tas Siaga Bencana untuk langkah preventif. Seperti namanya, tas ini memuat aneka benda yang dibutuhkan saat harus mengevakuasi diri dari bencana secara mandiri.

Artikel terkait: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Waspada Bahaya Hujan Abu, Parents!

Sumber: Website BPBD Kabupaten Bogor

Antara lain makanan, air mineral, selimut, peluit, uang, obat-obatan, senter, dan lain-lain. Mengutip Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut langkah penyelamatan saat terjadi gunung meletus:

Sebelum Bencana

  • Perhatikan arahan dari lembaga resmi dan perkembangan aktivitas gunung berapi
  • Selalu siapkan masker dan kacamata pelindung untuk melindungi diri dari abu vulkanik
  • Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan pihak berwenang
  • Menyiapkan skenario evakuasi lan jika dampak erupsi meluas
  • Siapkan dukungan logistik seperti makanan siap saji, lampu senter dan baterai cadangan, dan uang tunai

Saat Bencana

  • Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai
  • Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan gunung berapi
  • Gunakan kacamata pelindung, jangan memakai lensa kontak
  • Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung
  • Pakai pakaian yang tertutup untuk melindungi tubuh

Setelah Bencana

  • Hindari aktivitas yang mengakibatkan terpapar abu vulkanik
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik
  • Bersihkan atap rumah dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa merobohkan atap
  • Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan

Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan kita bisa senantiasa waspada.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

Gunung Semeru Erupsi, Apa Bahaya Abu Vulkanik bagi Kehidupan Manusia?

9 Fakta Menarik dan Pesona Keindahan Gunung Jaya Wijaya

11 Gunung Tertinggi di Indonesia, Si Kecil Sudah Tahu?