Zaman yang semakin canggih membuat jejaring sosial semakin mudah untuk dijangkau semua kalangan. Ragam platform bermunculan seperti Facebook, Twitter dan Istagram kian eksis untuk masyarakat membina jalinan pertemanan dan mengekspresikan diri bebas dijamah.
Namun, perkembangan teknologi bisa saja berdampak negatif misalnya kasus penculikan yang kian marak. Sebagian besar korbannya yaitu anak perempuan yang dianggap sasaran empuk pelaku untuk mencari mangsa.
Pengetahuan remaja yang masih awam membuat mereka banyak dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan di dunia maya yang tentunya merugikan untuk psikologis anak. Tentu kita sebagai orangtua hendaknya mewaspadai berbagai kemungkinan tindak kejahatan tersebut pada buah hati.
Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua?
Jejaring sosial menjadi media kejahatan, apa yang sebaiknya orangtua lakukan
Beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menghindarkan buah hati dari tindak kriminalitas di media sosial.
Agar keluarga bisa terhindari dari tindak kejahatan di media sosial, hendaknya orangtua melakukan beberapa upaya dan langkah sebagai berikut ini.
1. Memberikan perlindungan
Parents hendaknya memberikan perlindungan pada buah hati agar terhindar dari tindak kejahatan dengan melakukan beberapa cara proteksi.
Memberikan perlindungan kepada anak perihal penggunaan jejaring sosial sudah seharusnya menjadi hal mutlak yang wajib dilakukan orangtua. Selalu lacak dan periksa aktivitas online kala anak berselancar di jagat dunia maya.
Idealnya, Parents sebaiknya memiliki fitur online dashboard (panel control online) yang merangkum semua aktivitas anak di dunia online hari itu. Fitur ini memungkinkan orangtua mewaspadai timbulnya masalah misalnya seseorang mencurigakan yang berteman dengan anak atau unggahan status yang bermakna tidak baik.
Namun, ingat untuk tetap menghargai privasi anak Bunda dengan memberinya keleluasaan. Bukannya terbuka, kecurigaan otangtua yang berlebihan akan membuat anak memilih menjauh sehingga orangtua akan kesulitan untuk memantu.
Selain itu, jangan lupakan pembatasan untuk anak terlibat dalam aktivitas online. Jangan sampai anak tenggelam dalam dunia maya dan melupakan lingkungan sekitar bahkan kehidupannya sendiri.
2. Berusaha mengawasi tanpa membuatnya jengkel
Orangtua hendaknya tetap mengawasi dengan cara yang baik dan tidak membuat anak jengkel atau merasa privasinya terenggut.
Ada berbagai karakter yang ditunjukkan orangtua dalam hal pengasuhan anak. Tidak salah memang memberikan anak kebebasan, namun penting bagi Parents melakukan pengawasan terutama fitur media sosial yang sering digunakan anak.
Ingatkan anak dengan konsisten agar tidak menerima tawaran aneh dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ajarkan anak agar bijak dalam memberikan komentar, hindari berkomentar yang merendahkan bahkan menghina seseorang.
Jangan luput mencermati grafik penggunaan situs jejaring sosial anak, dengan begitu Anda bisa cepat tanggap manakala anak menggunakan fasilitas ini di waktu yang tidak lumrah. Namun, ingat pendekatan yang dikakukan pada anak sebaiknya tepat dan tidak membuatnya jengkel.
Hal ini dilakukan agar anak tetap merasa nyaman untuk berbagi cerita atau kasus yang dialaminya dalam bersosialisasi media.
3. Persahabatan
Saat ingin melindunginya, cobalah untuk berperan sebagai sahabatnya yang siap dan selalu ada saat ia membutuhkan, termasuk bila terjadi sesuatu di media sosial.
Seringkali, orangtua terlalu fokus mencari cara bagaimana menjadi panutan yang baik untuk anak. Namun, patut digaris bawahi bahwa penting untuk orangtua menjadi konsultan dan teman yang baik untuk anaknya. Komunikasi yang renggang dengan orangtua bisa saja membaut anak mencari pelampiasan, salah satunya melalui jejaring sosial.
Oleh karena itu, jadilah sahabat yang baik untuk anak sehingga anak tidak sungkan untuk berbicara dan terbuka dengan orangtua. Keterbukaan anak bisa melatih Anda menjadi orangtua yang bisa dipercaya, misalnya dengan menjaga cerita anak dengan baik dan tidak menjadikannya ladang pembicaraan pada orang lain atau keluarga besar. Buktikan bahwa Parents adalah orang yang bisa diandalkan.
Daripada fokus akan kekurangan anak, cobalah untuk menggali lebih dalam apa kegemaran anak sehingga orangtua lebih mudah mengetahui aktivitas anak. Selalu menjadi motivator terbesar dan dukung ia dalam segala kegiatan positif yang berpengaruh dalam kehidupannya.
Jika sudah begini, Parents seharusnya tidak merasa khawatir lagi kala anak bermain jejaring sosial bukan?
Baca juga :
9 Pelajaran media sosial yang perlu Anda berikan ke anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.