Perjuangan untuk hamil pada setiap pasangan bisa berbeda-beda. Mulai dari durasinya yang bervariatif hingga kondisi kehamilan yang dialami. Seperti salah satu Bunda yang menceritakan kisahnya mengalami kehamilan di luar kandungan akibat janin tumbuh di tuba falopi.
Dirinya menceritakan kisahnya di Aplikasi TheAsianparent Indonesia melalui akun anonymous. Mulai dari gejala awal, penanganan, dan perasaan yang ia rasakan, sang Bunda menceritakan secara detail pengalamannya tersebut. Seperti apa gejalanya?
Artikel Terkait : Bayi 6 bulan mengalami Bronkuspneumonia akibat asap rokok, sang ibu beri peringatan
Kehamilan di luar kandungan akibat janin tumbuh di tuba falopi
Berawal dari pendarahan yang dialaminya, sang Bunda memeriksakan kondisi kesehatannya. Namun, fakta mengejutkan pun didapatkan setelah dokter mengecek kesehatannya.
“Jadi 10 desember 2019, aku pendarahan yang luar biasa sakitnya. Gejala awal kehamilan yang aku rasain, kram perut yang bener bener sakitnya nyiksa, tiap USG, gak ditemukan tanda-tanda penyakit apapun, cuma dokter bilang “ada penebalan dinding rahim, besok coba testpack ya..” Keesokannya aku testpack, hasil garis 2. Langsung whatsapp dokterku, lalu disuruh cek darah. Aku cek darah, hasil lab keluar seminggu kemudian. Pagi itu aku dan suami emang sudah janjian dengan dokter jam 7 malam, karna hasil lab sudah keluar. Tapi tuhan berkehendak lain, bangun tidur siang, perutku sangat sakit, keluar flek coklat, aku shock. Gak lama keluar flek, langsung darah coklat kental keluar sangaat banyak. Langsung ke rumah sakit, ambil hasil lab, foto ke dokter. Ternyata memang benar aku hamil, tapi dokter bilang belum tentu bagus.
Janin berkembang di saluran tuba falopi
Dokter pun memvonis sang Bunda dengan kondisi kehamilan di luar kandungan atau biasa disebut juga dengan kehamilan ektopik. Tuba falopi ya pun harus diangkat.
Rasanya lemas seketika, mulai pasrah, pikirku aku cuma akan di kuretase. Mertua dan orangtua pun sudah kumpul. Saat dokter datang langsung USG Transvaginal, bayangin lagi keluar darah banyak dan harus usg transvaginal. Dokter bilang, janinku terjebak di Saluran Tuba Falopi. Dia masih tumbuh baik-baik saja, tapi rahimku sudah penuh darah yang sangat banyak. Dan dokter langsung minta untuk operasi sesar. Rasanya? Seperti tersambar petir. Hancur sekali hatiku, marah, sedih, kecewa, ah semuanya. Aku masih menahan nangis, di depan suami, mertua, dan orangtuaku. Tangis ku pecah saat dokter bilang “tubanya harus diangkat, karna janin nya terjebak disitu.” Hancuuuuurr sekali. Aku punya 2 tuba saja harus menunggu 6 bulan baru hamil, gimana punya 1 tuba? Jelas makin sulit. Nangis ku saat itu gak tertahan lagi.”
Artikel Terkait : “Janinku hanya bertahan 11 minggu, aku merasa gagal,” curahan hati ibu keguguran
Kesedihan Sang Bunda mendapat penghiburan dari dukungan komunitas theAsianparent
Unggahannya ini mendapatkan banyak dukungan dari sesama Bunda pengguna aplikasi TheAsianparent lainnya. Banyak yang menyemangati, mendoakan, bahkan berbagi pengalaman serupa.
“Sabar ya bun.. saya juga pernah mengalami pengangkatan tuba kanan karena hamil di luar kandungan, dan sekarang hanya punya satu tuba kiri. Alhamdulillah setalah dua taun saya bisa hamil lagi. semangat bun insyaAllah masih banyak kesempatan,” ujar Bunda Z. “Sabar dan tetap semangat ya bun… Aku anak pertama persis seperti Bunda juga tapi alhamdulillah 3 bulan kemudian aku hamil lagi bun, sekarang udah 25 week,” ujar Bunda N.
Kemungkinan kehamilan setelah kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik bisa terjadi ketika sel telur yang dibuahi tumbuh di tempat yang salah. Normalnya, sel telur seharusnya berada di rahim. Namun, pada kehamilan di luar kandungan, sel telur bisa tumbuh di rongga perut, ovarium, atau tuba falopi seperti yang dialami oleh sang Bunda.
Bun, jangan khawatir bila pernah mengalami kehamilan ektopik. Dilansir dari Alodokter, kemungkinan kembali mengalami kehamilan ektopik pada kehamilan selanjutnya hanya 10%. Artinya, Bunda memiliki kesempatan sebesar 90% untuk memiliki kehamilan yang normal.
Namun, durasinya memang bisa berbeda antara satu ibu dengan ibu yang lainnya. Tentu, kondisi kesehatan dan keparahan gejala bisa memengaruhi.
Dokter mengungkapkan bahwa bila setidaknya memiliki satu tuba falopi, Bunda kasih sangat memungkinkan untuk hamil kembali. Tapi, jika kedua tuba falopi sudah diangkat solusi untuk merencanakan kehamilan ialah dengan melakukan In Vitro Fertilization atau bayi tabung.
Punya cerita menarik mengenai kehidupan keluarga dan parenting? Yuk bergabung di Aplikasi TheAsianparent Indonesia.
Baca Juga :
Kisah ibu dengan satu ovarium, "Kehamilan saya merupakan keajaiban Tuhan…"