Di kondisi wabah dan mendekati Ramadhan, beberapa orang memilih untuk pulang ke kampung halaman dibandingkan harus tinggal di sekitar ibu kota. Mudik saat Corona dipilih lantaran beberapa industri dan perkantoran tidak beroperasi seperti biasanya.
Beberapa kantor memilih untuk work from home, lalu ada juga orang yang berwirausaha merasa memutuskan untuk istirahat di kampung halaman karena omsetnya menurun. Karena berbagai alasan itulah, beberapa orang tidak mengindahkan anjuran untuk melakukan physical distancing dan berdiam di rumah.
Lalu, bagaimana pemerintah dan dokter melihat fenomena ini?
Pemerintah telah mengantisipasi mudik lebaran
Presiden Joko Widodo rupanya sudah memberikan pengantar mengenai antisipasi mudik yang bisa terjadi saat Idul fitri nanti. Percepatan arus mudik pun rupanya sudah terjadi dari para pekerja Jabodetabek.
“Sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju ke Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan DIY serta ke Jawa Timur,” ujar Presiden Jokowi pada Rapat Terbatas (ratas) mengenai Antisipasi Mudik Lebaran, Senin (30/3/2020), dilansir dari Tirto.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia
Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan beberapa arahan terkait antisipasi mudik ini, di antaranya :
Pertama, mencegah meluasnya wabah
Presiden menuturkan bahwa fokus utama dari antisipasi ialah mencegah lebih meluasnya Covid-19 di Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan membatasi pergerakan seseorang dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Kedua, langkah-langkah tegas pergerakan orang ke daerah
“Saya melihat juga ada imbauan-imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur pada perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik. Dan ini saya minta untuk diteruskan dan digencarkan lagi, tapi menurut saya juga imbauan-imbauan seperti ini juga belum cukup. Perlu langkah-langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini,” kata Presiden.
Seperti halnya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maupun Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang tak bosan mengingatkan agar masyarakat tidak mudik ke kampung halaman.
Ketiga, arus mudik dipercepat
Beberapa alternatif dari pemerintah untuk mengantisipasi arus mudik saat pandemi Corona.
Kali ini, arus mudik memang dipercepat karena situasi yang darurat. Misalnya saja karena pekerja informal di Jabodetabek terpaksa harus pulang karena penghasilannya menurun drastis, bahkan hilang.
Mengatasi hal ini, presiden meminta untuk melakukan percepatan program safety net. Ini merupakan jaring pengaman sosial untuk member perlindungan sosial di sektor formal dan para pekerja harian. Program insentif untuk usaha makro pun akan dilaksanakan.
Keempat, pengawasan pada masyarakat yang terlanjur mudik
Bagi masyarakat yang sudah terlanjur untuk pulang kampung, presiden meminta kepada pemerintah daerah mulai dari Gubernur, Bupati, dan Wali Kota untuk meningkatkan pengawasan.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Namun, bagi mereka yang berprofesi sebagai ASN, pemerintah tidak menganjurkan untuk melakukan mudik saat pandemi terjadi. Lalu bagaimana kondisi ini dilihat dari sisi medis?
Mudik saat Corona dari sisi medis
Dari sisi medis, sebetulnya mudik saat pandemi Corona tidak disarankan, kecuali ada suatu hal yang mendesak.
Terkait dengan hal ini, dr. Karlina Lestari, Medical editor SehatQ mengungkapkan pendapatnya. Dokter Karina tidak menyarankan untuk pulang ke kampung halaman, khususnya orang yang bekerja atau bertempat tinggal di area yang sudah banyak terinfeksi virus korona.
“Untuk mudik tidak disarankan karena dapat menyebarkan virus ini ke area lain bahkan yang terpencil,” ujar dr. Karlina.
Bila memang harus terpaksa untuk mudik, ada beberapa syarat yang sebaiknya dipatuhi. Beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan antara lain :
- Sebaiknya pastikan Anda berada dalam kondisi yang sehat untuk bepergian.
- Saat mudik, sebaiknya tidak pergi secara beramai-ramai, usahakan orang-orang tersebut sehat dan benar-benar ada kepentingan.
- Jaga kondisi kesehatan pribadi dan keluarga saat di kampung halaman.
- Lakukan protokol yang disarankan seperti menjaga kebersihan diri dan melakukan pembatasan fisik atau physical distancing.
Nah, Parents yuk lakukan beberapa hal di atas agar kita dan keluarga bisa terhindar dari infeksi virus korona.
Baca Juga :
Hati-hati! Ini alasan WHO melarang semprotkan disinfektan pada tubuh
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.