Jadwal Makan Bayi Usia 6-23 Bulan Menurut Rekomendasi IDAI, Bunda Sudah Tahu?
Mengatur jadwal makan bayi ternyata bisa bantu mengatasi anak susah makan, lo, Bun. Yuk, simak jadwalnya!
Susah makan pada anak usia 6-23 bulan menjadi salah satu momok yang paling menakutkan bagi para Bunda. Meski sudah memasak berbagai menu, tetap saja makan sedikit atau bahkan menolaknya. Tahukah Bunda, mengatur jadwal makan bayi bisa menjadi salah satu cara untuk membangun regulasi makan yang baik.
Makan bagi bayi yang baru memulai MPASI bukan hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitasnya. Mulai usia 6 bulan, anak akan mulai dikenalkan makanan padat hingga kemudian usia 1 tahun sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga.
Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Bayi
Sangat penting untuk membangun regulasi makan yang baik sejak dini demi pemenuhan nutrisi yang optimal. Membuat jadwal makan untuk anak merupakan salah satu cara untuk membangun regulasi internalnya. Selain menciptakan pola makan yang lebih teratur, hal ini bisa membantu anak menyadari rasa lapar dan juga kenyang.
Rasa lapar merupakan sebuah respons yang berkaitan dengan pengosongan lambung. Pada kondisi normal, waktu pengosongan lambung adalah 100 menit untuk makanan padat dan 75 menit untuk makanan cair. Semakin besar usia bayi pengosongan lambungnya pun semakin cepat.
Artikel Terkait: Berapa Kali Anak Perlu Makan dalam Sehari? Kenali Jadwal Makannya
Contoh Jadwal Makan Bayi Menurut IDAI
Saat mencari tahu di internet, Bunda mungkin akan banyak menemukan contoh jadwal makan untuk anak. Pemberian makan haruslah didasari pada kebutuhan anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatur jadwal makan berkaitan dengan masa pengosongan lambung.
Dalam sehari anak perlu makan 3 kali sehari, 1-2 kali makanan selingan (snack) dan ASI/susu 2-3 kali. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai acuan untuk membuat jadwal makan untuk anak.
Berikut contohnya menurut IDAI:
Dalam laman IDAI tertulis bahwa di antara waktu makan hanya boleh mengonsumsi air putih. Sebab, memberikan anak camilan bisa membuat anak bisa merasa lapar.
Merujuk pada penjelasan dokter Meta Hanindita dalam sorotan Instagram-nya, seiring bertambahnya usia si kecil, kapasitas lambung membesar, durasi pengosongan lambung juga akan semakin lama. Oleh karenanya, belum tentu harus memberikan jarak 2 jam, tetapi bisa 2,5 dan bisa juga bertambah lama menjadi 3 jam.
Aspek Penting dalam Membangun Regulasi Makan yang Baik
Selain mengatur jadwal makan, sebenarnya banyak hal yang mesti dipertimbangkan saat mengajarkan anak untuk makan. IDAI menambahkan beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membangun regulasi makan yang positif untuk si kecil, antara lain:
1. Jadikanlah Terjadwal
- Buatlah jadwal makan termasuk snack teratur dan terencana.
- Sebisa mungkin durasi makan tidak lebih dari 30 menit.
- Di antara waktu makan hanya boleh mengonsumsi air putih.
2. Lingkungan
- Jangan paksa anak meskipun anak hanya makan 1-2 suap.
- Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.
- Serta jangan biarkan anak makan sambil bermain atau nonton televisi, dan lain-lain.
3. Prosedur Makan
- Berikan dalam porsi kecil.
- Hentikan pemberian makan jika setelah 15 menit anak bermain-main tanpa makan atau tampak kesal dan membuang-buang makanannya.
- Motivasi anak untuk makan sendiri.
- Bersihkan mulutnya hanya setelah makan selesai.
Artikel Terkait: Makan Malam Bikin Anak Cacingan, Mitos atau Fakta?
Manfaat Membuat Jadwal Makan untuk Anak
Membuat jadwal makan untuk anak juga memiliki banyak manfaat. Berikut sejumlah keuntungan yang didapat bila membuat jadwal makan untuk anak.
- Lebih teratur: Saat waktu makan mereka terjadwal, mereka akan memahami datangnya waktu makan. Ia akan mulai memprediksi kapan dirinya akan diberi makanan.
- Belajar menangani emosi: Terkadang anak-anak menjadi tenang saat diberi makanan atau susu.
- Dengan jadwal yang jelas, bisa membantu mereka belajar menangani emosi mereka dengan sesuatu selain makanan
- Menyadari koneksi tubuh: Dengan menerapkan jadwal makan, anak belajar menyesuaikan diri dengan isyarat lapar dan kenyang mereka.
- Mengatasi small eater: Terkadang ada tipe anak yang makan sedikit. Pola makan yang terjadwal membuat mereka cukup lapar untuk makan makanan dan camilan yang bergizi.
Itulah contoh jadwal makan untuk anak yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Indonesia. Sama sekali tidak sulit, kok, Bunda, semua demi tumbuh kembang anak yang lebih optimal!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca Juga:
Penyebab Anak Sulit Makan, Waspadai 8 Hal yang Bisa Memicunya