Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, telah membuat sejarah sebagai pemimpin dunia pertama yang menghadiri pertemuan sidang umum PBB dengan membawa bayinya.
Jacinda Ardern atau yang akrab disapa Ardern datang bersama putrinya yang bernama Neve Te Aroha yang baru berusia tiga bulan di sidang PBB pada Senin (24/9/2018) malam.
Bayi Adern, Neve Te Aroha sendiri lahir di Rumah Sakit Auckland pada 21 Juni 2018.
Jacinda Ardern adalah perdana menteri termuda di negaranya dan yang pertama mengambil cuti hamil saat menjabat. Ia kembali bekerja pada awal Agustus setelah mengambil cuti hamil enam minggu.
Meski telah kembali bekerja, Jacinda Ardern terus menyusui putrinya, yang berarti Neve harus bepergian dengan ibunya, termasuk selama sidang umum PBB.
Terkait hal ini, Adern sempat ditanya oleh acara Today di jaringan NBC AS, sebagaimana dikutip dari The Guardian, lebih sulit mana memerintah Selandia Baru atau membawa putrinya dalam penerbangan 17 jam Selandia Baru – New York. Ardern menjawabnya sembari tawa dan berkata, “Sama-sama sulit.”
Clarke Gayford, pasangan Ardern sekaligus penjaga utama Neve, juga telah bepergian bersama Ardern ke New York untuk merawat bayi itu. Pada hari Senin (24/9/2018) Gayford memposting foto Neve di twitter dengan caption “bayi pertama”.
Jacinda Ardern menambahkan, “Saya berharap bisa menangkap ekspresi keterkejutan seorang delegasi Jepang di Perserikatan Bangsa-Bangsa kemarin yang masuk ke sebuah ruang pertemuan di tengah-tengah proses mengganti popok. Sebuah momen besar untuk diperlihatkan saat ulang tahun (Neve) yang ke-21 besok.”
Jacinda Ardern bermain dengan Neve sebelum memberikan pidato di KTT perdamaian Nelson Mandela. Ketika dia berpidato ke mimbar depan, pasangan Ardern, Clarke Gayford menggendong Neve di pangkuannya.
Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa senang melihat bayi Neve di Sidang Umum, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
“Perdana Menteri Ardern menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih memenuhi syarat untuk mewakili negaranya daripada ibu yang bekerja. Hanya lima persen perempuan menjabat sebagai pemimpin dunia. Jadi, kita perlu membuat mereka diterima di sini sebaik mungkin,” katanya.
Sumber foto: AFP
Terkait kapasitasnya sebagai ibu yang baik sekaligus juga pemimpin sebuah negara, Jacinda Ardern menyatakan setiap ibu mempunya kondisi yang berbeda-beda dalam membesarkan anaknya.
“Saya memiliki kemampuan untuk membawa anak saya bekerja. Sayangnya, tidak banyak tempat kerja yang mengizinkan bayi dibawa ke tempat kerja. Namun begitu, saya bukan standar baku untuk membesarkan anak. Ada hal-hal terkait keadaan saya yang sama sekali tidak sama dengan ibu-ibu yang lain,” kata Jacinda Ardern.
Ardern menguraikan keadaan luar biasa yang memungkinkan dia untuk membesarkan Neve sambil terus menjadi perdana menteri, yang sering dia nyatakan bahwa dia berharap suatu hari akan menjadi hal umum bagi semua wanita yang ingin menyeimbangkan karir dan menjadi orang tua.
“Jika saya bisa melakukan satu hal, dan itu dapat mengubah cara kita berpikir tentang hal-hal ini, maka saya akan senang sekali untuk memperjuangkannya,” tandasnya.
Sementara itu, beberapa dari kita mungkin bertanya-tanya, memangnya boleh membawa bayi bepergian?
Bayi usia 3 bulan memang sudah bisa dibawa berpergian jauh. Dr. Danny dari Alodokter turut menjelaskan, tidak ada aturan khusus yang melarang membawa bayi 3 bulan berpergian.
Memang daya tahan tubuh bayi usia 3 bulan masih belum optimal, namun Parents tetap dapat membawa anak pergi. Tetapi yang harus diingat, tetap berikan nutrisi cukup pada bayi anda seperti berikan cukup ASI, serta bayi sudah mendapat vaksin atau imunisasi.
“Berikan pelindung pakaian pada bayi agar tidak kedinginan. Dan juga disarankan pada saat melakukan perjalanan bayi anda cukup istirahat. Dengan demikian bayi dapat tetap sehat setelah sampai tempat tujuan,” kata dr. Danny.
Bagi orang tua baru, perkara bayi dibawa ke tempat umum memang dilema tersendiri. Sebetulnya tidak ada aturan dan anjuran baku yang menyarankan kapan sebaiknya bayi boleh diajak bepergian.
Beberapa menghindari mengajak bayi di bawah usia tiga bulan ke tempat umum atau keramaian karena bisa berpotensi terkena penyakit. Daya tahan tubuh bayi yang masih rendah dapat membuatnya mudah terkena infeksi.
Data Centers for Disease Control dan Prevention menyatakan penyakit yang biasa dialami bayi yang bepergian, antara lain diare, penyakit kulit (gigitan serangga, infeksi kulit), demam (malaria, demam berdarah), dan gangguan pernapasan.
Sebagaimana dilansir dari Klikdokter, untuk bayi yang bepergian dengan pesawat dapat berisiko mengalami rasa sakit pada telinga karena perbedaan tekanan udara.
Apalagi jika bayi sedang batuk, flu, atau infeksi telinga. Untuk itu, dianjurkan untuk menyusui bayi saat pesawat hendak terbang dan mendarat.
Yang perlu Parents perhatikan juga, jika bayi belum mendapatkan vaksinasi/imunisasi, jangan bawa bayi Anda ke tempat keramaian. Hal ini penting untuk menjaga tubuh si kecil dari ancaman virus dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.
Pastikan juga bayi sudah mendapatkan vaksinasi jika hendak pergi ke daerah endemik penyakit tertentu (misalnya, vaksin meningitis untuk Arab Saudi). Parents juga sebaiknya memeriksakan si kecil ke dokter spesialis anak sebelum bepergian jauh.
Baca juga:
Usia Berapa Bayi Bisa Naik Pesawat? Ini Penjelasan dan Tips Dokter
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.