Kisah seorang ibu sekaligus istri bunuh diri setelah melahirkan anaknya, menjadi perhatian banyak orang. Lalu, apa ya yang menyebabkan ibu ini ingin mengakhiri hidupnya setelah melahirkan sang anak?
Penyebab seorang istri bunuh diri setelah lahirkan anaknya
Dilansir dari Today, kisah pilu ini dialami oleh seorang ibu yang bernama Alexis D’Achille. Wanita ini memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah mengalami postpartum disorders atau gangguan mental setelah melahirkan anaknya.
Sebelum mengakhiri hidupnya, Alexis mengalami persalinan traumatis ketika melahirkan putrinya, Adriana. Setelah menjalani persalinan itu, Alexis tampak berubah.
Suaminya, Steven d’Achille pun bingung melihat perubahan yang terjadi pada istrinya. Istrinya yang sangat bersemangat dan bahagia, tiba-tiba tampak sangat sedih.
“Itu adalah awal pristiwa menyedihkan itu terjadi,” kata Steven D’Achille.
Ketika mereka kembali ke rumah, Alexis masih tampak canggung dan berjuang untuk menjalankan peran sebagai seorang ibu. Adriana terus-menerus menangis, namun Alexis tidak bisa memberikan ASI padanya
“Alexis hanya akan menangis dan menangis sambil berkata, ‘Aku tidak bisa melakukan ini’. Aku terkadang menemukannya menangis di lemari, di lantai, di luar rumah,” kata D’Achille.
Pendapat dokter tentang kondisi Alexis
Steven bersama buah hatinya, Adriana yang piatu.
Dokter meyakinkan pasangan itu bahwa Alexis mengalami baby blues dan kondisinya akan segera membaik. Tapi nyatanya kondisi Alexis tidak pernah membaik. Mereka mengunjungi 7 klinik dan rumah sakit yang berbeda untuk mendapatkan bantuan bagi Alexis.
D’Achille kemudian mengetahui istrinya menderita psikosis pascapartum. Psikosis pascapartum merupakan masalah mental pascapersalinan yang jarang terjadi, namun berdampak sangat serius. Psikosis pascapartum dapat menyebabkan delusi, halusinasi, dan sering mengakibatkan kematian karena bunuh diri.
Kebanyakan orang hanya akrab dengan depresi pascapersalinan dan mengabaikan kondisi kesehatan mental lainnya, termasuk kecemasan pascapersalinan, psikosis atau OCD, yang juga bermanifestasi selama periode ini.
Pada saat itu, dokternya memberikan obat antidepresan 2 kali lipat, tetapi Alexis, merasa obat itu memperburuk keadaannya.
“Dia berkata, ‘Pop (panggilan dari Alexis untuk D’Achille) segera setelah saya mendapatkan (pengobatan) itu, saya justru memiliki semua pikiran buruk,’” tutur D’Achille.
Alexis sebenarnya sudah meminta suaminya untuk membawanya ke rumah sakit pada ulang tahun pernikahan mereka pada Oktober 2013 silam. Alexis memohon kepada D’Achille untuk melakukan perawatan dibawah pengawasan dokter yang pernah mendiagnosanya memiliki rencana dan keinginan bunuh diri. Tetapi dokter tersebut justru memberi tahu Alexis bahwa dia akan merasa lebih baik jika dirawat rumah.
“Dokter berkata kepada saya, ‘Dia akan baik-baik saja. Aku seharusnya tidak percaya, dan aku cukup bodoh untuk mendengarkannya,” tutup D’Achille.
Curahan hati Steven setelah sang istri bunuh diri
Dalam sebuah unggahan foto tanggal 6 Mei 2019 lalu, Steven membagikan kenangan terakhir sang istri bersama anak mereka sebelum Alexis mengakhiri hidupnya sendiri. Steven menulis:
Ini adalah foto terakhir istriku bersama Adriana. Keesokan harinya, Alexis mengakhiri hidupnya sendiri.
Harapan saya untuk semua ibu ialah, tidak ada satupun ibu yang merasakan apa yang Alexis rasakan.
Harapanku untuk para ibu, mereka bisa menyaksikan anak-anaknya tumbuh dewasa.
Harapan saya kepada semua ibu, agar mereka jangan pernah mengira bahwa orang-orang yang mereka sayangi lebih baik hidup tanpa mereka.
Seharusnya tidak ada satu ibupun yang merasa bahwa diri mereka adalah beban.
Demi menghormati kenangan sang istri, Steven D’Achille mendirikan Alexis Joy D’Achille Foundation, yakni sebuah organisasi yang didedikasikan untuk membantu wanita dan keluarga yang mengalami gangguan mental pascamelahirkan.
Kepergian Alexis tidak hanya membuat Steven kehilangan istri, tapi juga Adriana yang harus tumbuh dewasa tanpa mengenal sosok ibu kandungnya. Kisah mereka harusnya bisa menjadi pelajaran, bahwa depresi pasca melahirkan bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan.
Bila orang terdekat Anda mengalami gejala depresi pasca melahirkan, jangan kucilkan dia, beri dia pendampingan, bantuan dan kesabaran untuk membantunya melewati masa sulit tersebut.
Baca juga:
Kisah Depresi Seorang Ayah, "Sejak istriku melahirkan, aku mulai berpikir untuk bunuh diri."
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.