Tahukah Bunda kalau efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil adalah mempengaruhi tumbuh kembangnya?
Pada tahapan usia 1-5 tahun yang merupakan masa-masa yang penting bagi pertumbuhan si Kecil, ia harus mendapatkan nutrisi yang lengkap & seimbang dan stimulasi yang tepat sesuai usianya agar tumbuh kembang si Kecil maksimal.
Salah satu nutrisi yang penting untuk tumbuh kembang adalah zat besi. Tak heran jika efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Sebagai salah satu mikronutrien, zat besi memang memiliki peran yang penting dalam tumbuh kembang maksimal anak, Tak hanya membantu proses pembentukan komponen saraf otak, tapi juga mengantarkan oksigen ke dalam tubuh hingga membantu perkembangan motorik si Kecil.
Menurut data dari WHO tahun 2019 ada peningkatan kebutuhan zat besi pada anak di usia 1-3 tahun. Di periode ini, lebih banyak saraf-saraf otak si Kecil mulai terbentuk dan membutuhkan zat besi sebagai salah satu komponen penting pembentuk sel saraf. Selain itu, pada periode usia ini anak-anak mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak.
Lalu apa saja efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil? Yuk, ketahui efek jangka pendek dan jangka panjangnya agar Bunda bisa memahami dan mencegah Si Kecil kekurangan zat besi sejak dini.
Efek Samping Kekurangan Zat Besi Bagi Si Kecil
Kekurangan zat besi pada anak dapat berdampak pada pertumbuhan si Kecil baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Saat kekurangan zat besi, anak-anak akan menunjukkan tanda-tanda seperti wajahnpucat, lemas dan lesu, gampang lelah, hingga berat badan yang susah naik karena berkurangnya nafsu makan. Selain itu, efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil dalam jangka pendek adalah penurunan kemampuan kognitif seperti sulit konsentrasi, kurang responsif, serta menurunnya kemampuan motorik karena mudah merasa lemas dan lelah.
Efek Jangka Panjang
Jika kekurangan zat besi pada anak tidak segera diatasi, maka salah satu efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil dalam jangka panjang adalah mempengaruhi performa kognitifnya. Sehingga dapat berpengaruh pada performanya di sekolah nantinya. Kemudian, menurunnya fungsi motorik lama kelamaan akan membuat si Kecil mengalami perubahan perilaku karena tak aktif bergerak, kurang responsif, dan sangat gampang lelah melakukan hal-hal yang biasa dilakukan anak seusianya.
Untuk mencegah anak mengalami efek samping kekurangan zat besi bagi si Kecil, Bunda perlu memberikan asupan makanan yang kaya zat besi. Pastikan asupan makan si Kecil tiap hari memang mengandung makanan yang kaya akan zat besi seperti: daging sapi, ikan, bayam, hati, telur, dan kacang-kacangan atau susu pertumbuhan yang sudah difortifikasi, dan nutrisi penting lainnya.
Berikan juga si Kecil makanan yang kaya akan vitamin C karena vitamin yang satu ini dapat membantu penyerapan zat besi dari makanan di dalam tubuh. Si Kecil juga masih membutuhkan asupan mikronutrien lain yang baik untuk tumbuh kembangnya seperti minyak ikan, DHA, omega 6, kalsium, serta vitamin D.
Jadi tak ada salahnya memastikan bahwa asupan makanan si Kecil sehari-hari sudah mengandung nutrisi yang ia perlukan agar tumbuh kembangnya optimal.
Selain memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C seperti yang telah disebutkan, Bunda juga bisa membantu melengkapi asupan nutrisi si Kecil dengan memberikan SGM Eksplor Pro-gress Maxx dengan IronC, kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C, dengan DHA, Minyak Ikan, Omega-3 dan Omega-6 plus nutrisi penting lainnya untuk bantu maksimalkan tumbuh kembang si Kecil jadi Generasi Maju.
Selain bantu lengkapi nutrisinya, berikan si Kecil juga dukungan stimulasi agar ia dapat Maksimalkan 5 Potensi Prestasinya: Berpikir Cepat, Tumbuh Tinggi, Tangguh, Aktif Bersosialisasi dan Percaya Diri. Ingin tahu lebih banyak seputar SGM Eksplor? Yuk, temukan info lengkapnya di www.generasimaju.co.id.
Referensi:
- Larson L, M, Phiri K, S, Pasricha S, -R: Iron and Cognitive Development: What Is the Evidence? Ann Nutr Metab 2017;71(suppl 3):25-38. doi: 10.1159/000480742
- Ward RJ, Zucca FA, Duyn JH, Crichton RR, Zecca L. The role of iron in brain ageing and neurodegenerative disorders. Lancet Neurol. 2014;13(10):1045-1060. doi:10.1016/S1474-4422(14)70117-6
- Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. Retrieved from: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
- WHO. Daily iron supplementation in children 24–59 months of age. Retrieved from: https://www.who.int/elena/titles/iron-children-24to59/en/
- Kounnavong S, Sunahara T, Hashizume M, et al. Anemia and Related Factors in Preschool Children in the Southern Rural Lao People’s Democratic Republic. Trop Med Health. 2011;39(4):95-103. doi:10.2149/tmh.2011-13
- Mantadakis E, Chatzimichael E, Zikidou P. Iron Deficiency Anemia in Children Residing in High and Low-Income Countries: Risk Factors, Prevention, Diagnosis and Therapy. Mediterr J Hematol Infect Dis. 2020;12(1):e2020041. Published 2020 Jul 1. doi:10.4084/MJHID.2020.041
- Saloojee H, Pettifor JM. Iron deficiency and impaired child development. BMJ. 2001;323(7326):1377-1378. doi:10.1136/bmj.323.7326.1377
- Jáuregui-Lobera I. Iron deficiency and cognitive functions. Neuropsychiatr Dis Treat. 2014;10:2087-2095. Published 2014 Nov 10. doi:10.2147/NDT.S72491
- Shafir T, Angulo-Barroso R, Jing Y, Angelilli ML, Jacobson SW, Lozoff B. Iron deficiency and infant motor development. Early Hum Dev. 2008;84(7):479-485. doi:10.1016/j.earlhumdev.2007.12.009
- NIH. Zinc Fact Sheet for Health Professionals. Retrieved from: https://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/#en3
- Lynch SR, Cook JD. Interaction of vitamin C and iron. Ann N Y Acad Sci. 1980;355:32-44. doi: 10.1111/j.1749-6632.1980.tb21325.x. PMID: 6940487.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.