Punya anak memang sering jadi hal yang didambakan oleh pasangan, baik baru menikah maupun yang berencana untuk punya anak kedua, ketiga, dan sebagainya. Seringkali, suami istri yang ingin punya anak melakukan kesalahan seks yang tidak disadarinya sehingga membuat niat punya anak jadi tertunda.
Selalu ada faktor yang memicu kegagalan tersebut. Daripada saling menyalahkan, ada baiknya introspeksi diri sendiri.
Waspadai 10 kesalahan berikut ini:
1. Frekuensi berhubungan seksual kurang
Banyak orang mengira bahwa “menampung” sperma selama beberapa hari akan membuat sperma berkualitas. Akibatnya, pasangan tersebut kurang intens dalam melakukan hubungan seksual.
Faktanya, berhubungan seks rutin justru jadi salah satu cara yang ampuh agar pasangan segera punya momongan.
2. Terlalu sering berhubungan seks
Penting untuk sering berhubungan seks, namun, perhatikan berapa banyak hubungan seks yang dilakukan dalam sehari.
Jika frekuensi berhubungan seks terjadi sehari sampai beberapa kali sampai rutin, kualitas sperma tidak akan mencukupi untuk dapat membuahi ovum.
Jadi, atur siasat dengan pasangan agar frekuensinya tidak kurang dan tidak berlebihan. Jangan sampai, saking inginnya punya anak, seks jadi tidak menyenangkan lagi karena terlalu fokus pada gol untuk punya anak.
3. Monoton dengan gaya yang sama
Ada mitos yang menyatakan bahwa posisi misionaris adalah posisi terbaik yang harus dilakukan jika ingin punya anak. Padahal pendapat itu salah.
Entah istri berada di bawah, maupun di atas, berdiri, maupun duduk, pembuahan tetap bisa terjadi. Dokter Serena Chen dari Pusat kesehatan Santa Barnabas Pensylvania menjelaskan bahwa apapun posisi yang dilakukan, sperma akan tetap menemui jalannya lewat lendir serviks hingga sampai pada tuba falupi.
4. Buru-buru menuduh bahwa kesalahan ada pada istri
Karena istri memiliki rahim, maka ia sering disalahkan sebagai penyebab belum berhasilnya usaha untuk punya anak. Banyak lelaki maupun keluarga yang menuduh bahwa perempuan belum hamil karena ada masalah pada tubuhnya.
“Lelaki biasanya enggan mengakui dan tak mau percaya bahwa sebenarnya masalah ada padanya,” ujar Profesor Machelle Seibel, M.D, spesialis Ob/Gyn dari Fakultas kesehatan di Universitas Massachusetts.
Banyak lelaki mengira bahwa jika cairan saat ejakulasi sudah keluar, maka itu adalah tanda bahwa ia subur. Padahal, kualitas sperma dan jenis cairan apa yang keluar sangat berpengaruh pada berhasil tidaknya pembuahan.
Selbel juga mengungkapkan bahwa 50% ketidaksuburan berasal dari faktor perempuan, 40% berasal dari tingkat kesuburan lelaki, dan 10% ketidaksuburan berasal dari faktor keduanya.
Artikel terkait: Tanda-tanda wanita dan pria yang tidak subur.
5. Menunda untuk pergi ke dokter
Segera berkunjung ke spesialis jika usaha untuk segera punya momongan belum berhasil juga. Biarkan dokter menganalisa kondisi kesuburan Anda dan pasangan.
Artikel terkait: Pematangan sel telur secara In Vitro.
Apalagi jika Anda adalah pasangan berusia di bawah 35 tahun yang sudah setahun mencoba tanpa hasil. Atau jika Anda adalah pasangan di atas usia 35 tahun dan sudah berusaha, namun masih gagal.
6. Menggunakan pelicin
Beberapa orang membutuhkan pelicin khusus agar Mr. P lancar saat memasuki Mrs. V. Padahal pelicin itu justru akan menghalangi sperma untuk bertemu dengan lendir alami wanita yang akan mengantarkannnya pada tube falopi.
7. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat tentu saja berperan sangat besar dalam proses terjadinya pembuahan. Merokok, minum banyak alkohol, stres, kecapekan, obesitas, meminum obat-obatan tertentu, dan diet tidak sehat adalah beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan.
Artikel terkait: Benarkah obesitas membuat wanita sulit hamil?
Jika sedang hamil pun, gaya hidup seperti itu juga akan berpengaruh pada bayi. Sehingga, apapun keadaan Anda dan pasangan sekarang, sebaiknya harus mulai gaya hidup sehat mulai dari sekarang.
8. Salah sangka soal kesuburan wanita
Banyak wanita mengira bahwa jika ia sudah memiliki siklus haid rutin, maka otomatis ia adalah wanita yang subur. Padahal siklus haid rutin bukanlah menjadi sebuah jaminan bahwa sel telur, uterus, maupun lendir falupi sehat.
Pemeriksaan kondisi kesehatan sepenuhnya sangat diperlukan agar penyebab terhambatnya kehamilan dapat segera ditemukan maupun disembuhkan.
9. Salah menghitung masa subur
Banyak pasangan suami istri yang tidak bisa menghitung masa subur wanita. Lebih memprihatinkannya lagi, tak banyak wanita yang disiplin mencatat siklusnya sendiri.
Hari terbaik untuk berhubungan seksual adalah 3-5 hari menjelang masa ovulasi dan hati pertama saat ovulasi.
Agar tak salah hitung, Anda bisa mencoba beberapa aplikasi di android dan ios yang akan menghitung masa ovulasi dengan akurat tanpa perlu repot. Misalnya, aplikasi Period Tracker yang bisa didownload di Android.
10. Siklus haid tidak teratur
Haid memang hanya terjadi pada wanita. Namun, sebagai suami yang sedang ingin punya anak, siklus haid istri juga merupakan urusan bersama.
Artikel terkait: Penyebab siklus haid tidak normal.
Siklus haid tidak teratur biasanya disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya PCOS, masalah pada serviks, dan sebagainya. Apalagi jika disertai dengan rasa sakit.
Artikel Terkait: Sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang sebabkan wanita susah hamil.
Pemeriksaan lebih lanjut akan dapat membantu proses penyembuhannya. Jika tidak, maka anak yang dinantikan tak akan segera hadir di dalam kehidupan rumah tangga Anda.
Itulah 10 kesalahan dalam hubungan suami istri yang perlu Anda ketahui. Semoga usaha ingin punya anak yang Anda dan pasangan lakukan segera berbuah hasil ya…
Baca juga:
Review 12 Aplikasi/Web Perencanaan Kehamilan & Membesarkan Anak Terbaik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.