“Anak lelakiku sudah 20 tahun, tapi ia bukan anak mandiri dan masih selalu mengandalkan aku. Setiap hari kerjanya hanya menonton televisi dan tak pernah membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah,” keluh seorang ibu. Ini adalah suara hati salah satu orang tua yang merasa risau karena tidak menemui tanda-tanda anak mandiri pada darah daging mereka.
Anak mandiri, siapa sih yang tak menginginkannya?
Anak Mandiri: Cara melatih anak agar bisa lebih mandiri sejak dini
Di Indonesia sangat wajar jika seorang anak muda tinggal bersama orang tua ketika mereka belum menikah, dan itu bukan berarti mereka bukan anak mandiri.
Yang tidak wajar adalah ketika orang tua masih harus menanggung biaya hidup mereka dan mengerjakan hal-hal yang seharusnya bisa mereka lakukan, seperti membersihkan rumah atau mencuci baju.
Ketika keluhan seperti di atas diucapkan oleh seseorang, pihak yang pertama kali bertanggung jawab atas keadaan itu adalah orang tua. Ya, pasti ada yang salah dengan pola asuh yang telah diterapkan sehingga harapan memiliki anak mandiri menjadi impian belaka.
Saya akui, saya juga belum menjadi mandiri. Saya masih tinggal bersama orang tua karena faktor ekonomi. Karena saya orang tua tunggal, maka saya harus bekerja dan mengandalkan bantuan orang tua untuk menjaga anak-anak saya.
Tapi saya pun tak ingin selamanya tergantung pada orang tua dan berupaya menjadi anak mandiri sedikit demi sedikit, meski saya tinggal bersama mereka.
Saya berusaha sedapat mungkin untuk membiayai semua pengeluaran rumah tangga, termasuk cicilan kendaraan dan SPP anak-anak. Hal itu cukup membantu untuk menumbuhkan semangat pada diri saya sendiri, bahwa saya bisa menjadi anak mandiri sepenuhnya tanpa bantuan orang tua suatu saat nanti.
Cara yang bisa Parents lakukan
Ada beberapa hal yang saya pelajari dalam perjalanan saya menjadi anak mandiri, antara lain:
1. Ajarkan anak untuk mandiri sejak dini
Menyayangi anak tidak sama dengan memanjakan anak, atau memberikan serta melakukan segalanya seperti yang mereka inginkan. Anda dapat melatih kemandirian pada anak bahkan ketika mereka masih bayi.
Ketika mereka telah cukup umur untuk bermain sendiri di dalam rumah, biarkan ia mengambil sendiri mainan yang mereka inginkan. Bertindaklah ketika ia telah menyerah atau menangis karena tak dapat meraih mainan yang ia mau.
2. Mengetahui potensi anak sedini mungkin
Bantu anak untuk mandiri dengan meningkatkan rasa percaya dirinya. Sedangkan rasa percaya atau kebanggaan diri dapat terealisasi jika anak bisa meraih sesuatu berdasarkan potensi yang terpendam dalam dirinya.
3. Latih anak Anda untuk membuat keputusan
Situasi lingkungan yang tidak aman mungkin membuat orang tua khawatir membiarkan anak mereka bermain di luar rumah bersama teman-teman sebayanya. Padahal bermain bersama teman sebaya itu perlu untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan membuat keputusan.
Misalnya, sesekali saya biarkan anak bungsu saya, Hita (7), bermain teman-temannya di sekitar rumah. Meski saya tahu teman-temannya itu nakal dan suka mem-bully-nya, saya ingin ia belajar membela diri dan bagaimana ia harus berbuat ketika teman-temannya mengajak ia berbuat nakal.
4. Memberikan tugas ringan
Memberikan tugas sederhana seperti membuang bungkus bekas makanan ke tempat sampah atau membereskan mainannya sendiri dapat melatih anak untuk bertanggung jawab. Anda bahkan bisa mengajarkan hal ini ketika mereka masih berumur 2-3 tahun dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan.
Guru wali kelas anak saya menganjurkan para orang tua untuk membiasakan anak-anak melakukan pekerjaan rumah (menyapu, mengepel, mencuci piring, dll.), meskipun anak kami laki-laki. Dan saya pun sepakat sekali dengan beliau karena saya bisa melihat sedikit kemandirian pada putra sulung saya, setelah saya menugaskannya membersihkan rumah di hari libur.
Nah, Ayah, Ibu, selamat mengasuh putra-putri idaman!
Baca juga artikel menarik lainnya:
Anak Penakut? Latih Agar Ia Lebih Percaya Diri
Karakter Anak dan Pola Asuh yang Tepat Untuknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.