Imunisasi Hepatitis B: Cara Kerja, Biaya, serta Manfaatnya

Penyakit hepatitis B tidak dapat diobati, tapi Anda bisa mengurangi risiko yang lebih serius dan komplikasinya dengan imunisasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyakit hepatitis B tidak dapat diobati, tapi Parents bisa mengurangi risiko kesehatan yang lebih serius dan komplikasinya, seperti sirosis dan kanker hati melalui imunisasi hepatitis B. Berikut yang perlu Anda ketahui mengenai imunisasi tersebut.

Apa Itu Imunisasi Hepatitis B?

Hepatitis B adalah penyakit hati menular yang disebabkan oleh virus hepatitis B (hepatitis B virus/HBV). Ketika seseorang pertama kali terinfeksi virus, ia dapat mengembangkan infeksi “akut” (jangka pendek) setelah 6 bulan ia terpapar virus ini pertama kali.

Infeksinya berkisar dari penyakit yang sangat ringan dengan sedikit atau tanpa gejala, hingga kondisi serius yang memerlukan rawat inap dan perawatan intensif.

Setelah perawatan, ada beberapa orang yang mampu melawan infeksi dan membersihkan virus tersebut dari tubuhnya. Namun, pada beberapa lainnya, infeksi tetap ada dan bersifat “kronis”, atau seumur hidup dan berisiko menyebabkan masalah liver yang serius, seperti jaringan parut pada hati (sirosis) juga kanker hati.

Imunisasi hepatitis B diciptakan untuk memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis B dan diperuntukkan orang-orang yang dianggap berisiko tinggi terkena hepatitis B atau komplikasinya.

Penyakit ini harus dianggap dan ditangani secara serius, karena infeksinya dapat bertahan bertahun-tahun pada setiap orang di lintas usia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh karena itu, saat ini berbagai negara mewajibkan warganya untuk mendapatkan imunisasi hepatitis B dan imunisasi ini diberikan dalam beberapa tahap lagi, yakni di usia bayi 8, 12 dan 16 minggu.

Artikel terkait: Kabar Baik! ASI Ibu Penerima Vaksin Terbukti Mengandung Antibodi bagi Bayi

Bayi dengan Risiko Hepatitis B

Khusus untuk bayi-bayi yang berisiko terkena infeksi hepatitis B –yang dilahirkan dari orang tua yang mengidap hepatitis B- mereka akan mendapatkan dosis tambahan vaksin hepatitis B. Yaitu diberikan sesaat setelah lahir (dalam kurun waktu 24 jam), kemudian dilanjutkan pada usia 4 minggu dan 1 tahun.

Ibu Hamil Mengidap Hepatitis B

Sementara, ibu hamil yang diketahui mengidap hepatitis B saat cek darah, haruslah menjalani perawatan antenatal. Dokter juga akan memberikan suntikan HBIG (imunoglobulin hepatitis B spesifik) pada ibu untuk memberikan perlindungan pada bayi dari infeksi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itu karena infeksi ini dapat menyebabkan penyakit parah pada ibu dan infeksi kronis pada bayi. Inilah sebabnya mengapa vaksin hepatitis B yang dianjurkan untuk ibu hamil termasuk dalam kategori berisiko tinggi.

Mengidap hepatitis B dan belum divaksin

Selanjutnya, bila Parents pernah terpapar virus hepatitis B dan belum pernah vaksinasi sebelumnya, Anda harus segera mendapatkan saran medis. Dan dalam beberapa situasi, Anda mungkin juga perlu mendapat suntikan antibodi HBIG bersamaan dengan vaksin hepatitis B.

HBIG idealnya harus diberikan dalam waktu 48 jam, tetapi Anda masih dapat meminumnya hingga seminggu setelah terpapar.

Kelompok Orang Berisiko Terkena Hepatitis B

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hepatitis B menyebar melalui kontak dengan darah, sperma, dan juga cairan vagina dari orang yang terinfeksi (bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala). Dan yang membahayakan, virus ini dapat hidup pada benda yang terpapar selama 7 hari atau lebih.

Selain bayi yang terlahir dari ibu dengan hepatitis B, kelompok-kelompok yang juga berisiko mengidap penyakit ini adalah:

  • Orang yang menggunakan narkoba dengan suntikan.
  • Orang yang berhubungan seksual dengan pasangan yang menyuntikkan narkoba.
  • Sering berganti pasangan seksual.
  • Pria yang berhubungan seks dengan pria.
  • Keluarga dekat atau pasangan seksual yang salah satunya mengidap hepatitis B.
  • Transfusi darah dengan prosedur yang salah.
  • Orang dengan segala bentuk penyakit hati kronis atau penyakit ginjal kronis.
  • Mereka yang bepergian ke negara berisiko tinggi hepatitis B.
  • Pekerja seks laki-laki dan perempuan.
  • Orang yang pekerjaannya memiliki risiko kontak dengan darah atau cairan tubuh, seperti perawat, staf penjara, dokter, dokter gigi, dan staf laboratorium.
  • Tahanan penjara.
  • keluarga yang mengadopsi atau mengasuh anak dari negara berisiko tinggi hepatitis B.
  • Pengasuh atau baby sitter dari orang atau bayi yang mengidap hepatitis B.
  • Berbagi sikat gigi atau barang pribadi lainnya dengan orang terinfeksi.
  • Makanan yang dikunyah untuk bayi.

Gejala Penyakit Hepatitis B

Bayi dan anak kecil yang terinfeksi hepatitis B biasanya tidak menunjukkan gejala. Berbeda dengan orang dewasa yang biasanya akan mengalami gejala seperti:   

  • Kehilangan nafsu makan (tidak mau makan)
  • Demam
  • Kelelahan
  • Nyeri pada otot, persendian, dan perut
  • Mual, diare, dan muntah
  • Urine berwarna gelap

Gejala-gejala di atas biasanya muncul 3 atau 4 bulan setelah seseorang terkena virus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah kondisi ini harus dianggap serius?

Ya, penyakit hepatitis B harus dianggap sebagai kondisi medis yang sangat serius. Kebanyakan orang dengan infeksi hepatitis B mungkin akan merasa sakit selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah terinfeksi.

Beberapa orang ada yang bisa mengatasi penyakitnya. Namun, beberapa yang lain, infeksi virusnya tetap aktif di tubuh mereka bahkan hingga di sisa hidup mereka.

Dan meskipun ada orang dengan hepatitis B seumur hidupnya tidak menunjukkan gejala, virus ini tetap bisa menyebabkan kerusakan hati dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan kanker hati. Tidak ada obat untuk hepatitis B, tetapi pengobatan dapat membantu mencegah masalah serius pada kesehatannya.

Artikel terkait: Panduan berat badan ideal bayi 2 bulan, dan vaksin yang wajib diberikan

Cara Kerja Imunisasi Hepatitis B

Cara kerja imunisasi hepatitis B sebenarnya sama seperti imunisasi lainnya. Bedanya, vaksin hepatitis B merupakan subunit virus yang tidak menular, tetapi tetap menyebabkan kekebalan aktif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara ilmiah laman NCBI NLM menjelaskan, antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi ini menargetkan lapisan protein luar atau antigen permukaan yang kemudian menyebabkan perlindungan terhadap semua genotipe (A sampai H) virus dan memberikan kekebalan yang lebih luas lagi.

Awalnya, vaksin hepatitis B diperkirakan hanya memberikan perlindungan sekitar 8 tahun. Namun penelitian terbaru menyatakan, vaksin ini memberikan kekebalan dari virus hepatitis B berkelanjutan setidaknya selama 25 tahun –efektivitasnya 9 dari 10 orang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), “seri vaksin lengkap menginduksi tingkat antibodi pelindung” pada lebih dari 95% bayi, anak-anak, dan remaja –yang sudah menerima vaksin.

Adapun pasien yang gagal mengembangkan respons yang baik dari vaksin ini rata-rata yang baru menerima vaksin di atas usia 40 tahun, obesitas, memiliki penyakit celiac, perokok aktif, memiliki ketergantungan alkohol, dan atau pasien penyakit liver stadium lanjut.

Dosis dan Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis B untuk Anak

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bayi perlu menerima imunisasi pertama hepatitis B dalam waktu maksimal 24 jam setelah dilahirkan. Pemberian vaksin hepatitis B termasuk ke dalam salah satu imunisasi wajib yang diberikan kepada anak berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017. 

Untuk dosisnya pun disesuaikan dengan kelompok usia dan kondisi setiap orang dan tujuannya. 

Dosis untuk bayi dan anak-anak adalah 0,5 ml, sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan pada bayi begitu ia lahir, kemudian dosis selanjutnya diberikan ketika berusia 2, 3, dan 4 bulan. Untuk booster, imunisasi hepatitis B diberikan mulai usia 18 bulan. 

Selain untuk anak, vaksin hepatitis B juga ditujukan bagi semua orang dewasa, tetapi melakukan pemeriksaan HbsAg terlebih dulu. 

Manfaat Imunisasi Hepatitis B

Vaksin memang tidak bisa mengobati penyakit ini dan menghilangkan virusnya dari tubuh si penderita. Namun tetap saja, vaksin bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama para penderita hepatitis B. Manfaat tersebut meliputi:

  • Mengurangi risiko infeksi kronis pada bayi.
  • Mencegah penularan.
  • Mencegah perkembangan penyakit yang berkaitan dengan masalah liver yang disebabkan virus hepatitis B, seperti sirosis, gagal hati, atau kanker hati atau Hepatocellular Carcinoma (HCC).
  • Mengurangi jumlah kematian yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
  • Membantu mengobati infeksi kronis.
  • Meningkatkan kelangsungan hidup para penderita dalam jangka panjang.
  • Mengurangi biaya perawatan.
  • Menyejahterakan kehidupan masyarakat secara individu dan global.

Efek Samping Imunisasi Hepatitis B

Sejauh ini, imunisasi hepatitis B sangatlah aman. Setelah vaksin, biasanya seseorang hanya mendapati area bekas suntikan vaksin berwarna kemerahan saja. Selain itu, efek samping lainnya jarang terjadi. Kalaupun ada, Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) menjelaskan efeknya sangat ringan, seperti:

  • Demam rendah, kurang dari 101°Fahrenheit atau di bawah 38ºC
  • Lengan yang sakit akibat suntikan.

Vaksin ini merupakan vaksin yang tidak aktif (virus mati), sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi dari virus itu sendiri.

Biaya Imunisasi Hepatitis B

Sejauh ini, imunisasi hepatitis B bisa diberikan kepada bayi secara gratis di layanan kesehatan masyarakat milik pemerintah, seperti puskesmas.

Melansir Kompas, pemerintah sendiri memberlakukan harga satu ampul vaksin hepatitis B sebesar Rp50.000. Vaksin ini diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), salah satu badan usaha milik negara, di mana bahan bakunya dibeli langsung dari Korea.

Harga vaksin di atas akan bertambah mulai dari Rp90.000 bila pasien melakukan vaksin di rumah sakit, dan itu di luar biaya dokter. Setiap pasien setidaknya membutuhkan tiga kali vaksin.

Harga vaksin ini tentunya sangat murah bila dibandingkan dengan risiko yang akan ditimbulkannya.

Artikel terkait: Imunisasi Bayi Prematur: Jenis, Jadwal Pemberian, serta Hal yang Harus Diperhatikan

Kapan Harus ke Dokter?

Bila Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama yang berkaitan dengan masalah liver, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam. Nanti dokter akan membantu Anda melakukan skrining, pemeriksaan darah lengkap, dan memberikan diagnosis yang tepat.

Jangan tunda pemeriksaan dini, karena itu bisa menghambat perawatan yang perlu Anda jalani. Dengan perawatan dini, memungkinkan Anda mengurangi risiko penyakit yang lebih serius.  

Semoga Anda dan keluarga selalu dalam keadaan sehat, ya, Bunda.

***

Hepatitis B vaccine overview
www.nhs.uk/conditions/vaccinations/hepatitis-b-vaccine/

Vaccine (Shot) for Hepatitis B
www.cdc.gov/vaccines/parents/diseases/hepb.html

Hepatitis B Vaccine
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554400/

Everything you need to know about hepatitis B
www.medicalnewstoday.com/articles/306288

Baca juga:

Pentingnya Vaksinasi Anak di Era Pandemi, Wajib Ikut Demi Keselamatan! 

Mengapa Cara Pemberian Vaksin Harus di Lengan? Temukan Jawabannya di Sini

Siap Siap! Vaksin Kanker Serviks akan Diwajibkan. Begini Faktanya