Baru-baru ini beredar video di media sosial mengenai seorang ibu usir anak dan suami, lalu ia memutuskan untuk menikah lagi. Akibatnya, kini sang anak yang bernama Tegar harus rela tinggal berdua bersama ayahnya yang mengalami stroke.
Saat ini, Tegar dan ayahnya terpaksa tinggal berdua di bale atau gazebo yang berada di sebuah yayasan. Di sana, Tegar yang masih kecil berusaha sendirian mengurus dan merawat sang ayah yang sulit untuk bergerak lantaran penyakit penyumbatan pembuluh darah tersebut.
Berikut adalah kisah Tegar yang dikutip dari Pedulianak.org.
Artikel Terkait: Suami Pukul Istri dan Anak Hingga Tewas, Diduga Karena Depresi
Ibu Usir Anak dan Suami yang Sedang Sakit Stroke, Keduanya Tinggal di Gazebo
Berbeda dengan teman sebayanya yang bebas bermain dan belajar sesuka hati, Tegar (10 tahun) harus merawat ayahnya yang terkena stroke seorang diri. Ia memang hanya tinggal berdua dengan ayahnya yang sudah kepayahan tersebut.
“Bapak saya stroke, diusir dari rumah. Sekarang tinggal di gazebo dan ibu saya menikah lagi,” ungkap Tegar.
Tegar adalah anak laki-laki yang paling kecil. Ia setia menemani ayahnya yang sudah berusia 65 tahun dan membantu mengurusnya setiap hari. Ayah Tegar tidak bisa berjalan dengan normal dan hanya bisa menggerakkan satu tangannya. Untuk berjalan ia harus dipapah oleh Tegar.
“Saya penderita penyakit stroke. Kronologinya tepat pada malam Jumat, ketika saya hendak shalat Tahajud, tiba-tiba saya di kamar mandi terjatuh,” cerita ayah Tegar.
Setelah diusir dari rumah, keduanya tinggal di gazebo yang terdapat di sebuah rumah yayasan. Dalam sebuah video yang diunggah oleh Pedulianak.org, tampak Tegar membantu menarik kaki ayahnya yang tidak bisa leluasa digerakkan untuk turun dari sebuah bale.
Ia juga menuntun ayahnya dan menjadi tumpuan ketika sang ayah mencoba berdiri dan terseok-seok berjalan.
“Ijal (Tegar), satu-satunya putra saya yang paling kecil. Itu yang membantu saya ke kamar mandi. Kadang-kadang dia tidak bisa mengimbangi berat badan saya,” lanjutnya.
Untuk kehidupan sehari-hari, Tegar dan ayahnya mendapat bantuan dari Rumah Yatim Sumbawa. Mereka hidup dengan barang-barang sederhana, terlihat dalam video jika ayah Tegar hanya tidur beralaskan kasur yang sudah sangat tipis.
Mereka pun tidak memiliki perabotan yang layak, hanya beberapa buah piring dan gelas yang sudah gompal untuk makan. Meskipun begitu, Tegar tampak merawat ayahnya dengan tulus. Walau hidup seadanya, ia tetap berada di sisi sang ayah.
Merawat Pasien Stroke
Dikutip dari laman Klik Dokter, stroke adalah penyakit yang paling mematikan dan menguras biaya selain penyakit jantung. Penelitian pun menunjukkan bahwa kasus kematian karena stroke naik sekitar 1,9 persen setiap tahunnya. Biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan penyakit ini pun terbilang sangat tinggi.
Menurut dr. Dyan Novita Anggraini, pasien stroke perlu selalu didampingi. Jika pasien tidak bisa bergerak sendiri, maka harus dibantu atau diberikan penyangga oleh perawat maupun orang yang mengurusnya.
Pasien stroke juga perlu rutin menggerakkan anggota badannya untuk mencegah terjadinya kekakuan sendi pada bagian tubuh yang lemah. Dengan menggerakkan anggota tubuh secara perlahan, maka dapat merangsang sel otak untuk dapat menggerakkan bagian tubuh tersebut dengan lebih baik lagi.
Pasien stroke seperti Ayah Tegar memiliki kesulitan berjalan. Maka dari itu, pasien yang sulit berjalan ini harus dilatih untuk tetap berjalan dan menjaga keseimbangan tubuhnya.
Meski kelihatannya masih lancar berbicara dan berpikir, pasien stroke tetap harus melatih kesehatan otaknya agar dapat bekerja aktif dan mempercepat proses pemulihannya.
Artikel Terkait: Mengalami Stroke Setelah Operasi Caesar, Ibu ini Hampir Kehilangan Nyawa
Selain itu, pasien stroke yang sulit bergerak sebaiknya menghindari menggunakan tempat tidur atau kasur yang empuk karena dapat melemahkan ototnya. Untuk menjaga keselamatannya, pastikan lingkungan aman dari benda tajam atau berbahaya, serta jaga agar tidak ada lantai yang licin.
Untuk merawat pasien stroke pastinya tidak mudah, apalagi jika dilakukan oleh anak seumur Tegar sendirian. Melihat kondisi tempat tinggal mereka juga yang mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Tegar dan ayahnya perlu diberikan tempat tinggal yang layak.
Yayasan Peduli Anak mengajak kita semua untuk berdonasi membantu Tegar agar bsa hidup lebih layak. Rencananya, donasi akan digunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah kecil untuk keduanya.
Parents bisa mengecek laman Pedulianak.org untuk berdonasi.
Dari kasus ibu usir anak dan suami ini diharapkan bisa membuka mata bahwa tidak semua orang seberuntung kita. Semoga Tegar dan ayahnya bisa mendapatkan hidup yang lebih layak dengan uluran bantuan kita semua.
Baca Juga:
Jangan Disepelekan, Ini 8 Gejala Stroke Ringan pada Perempuan