Rahasia Sukses 10 Tahun Menyusui Tanpa Henti

Salut! Yuk, simak kisah Ibu yang satu ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibu menyusui 10 tahun secara terus menerus? Pernahkah terbayang oleh Bunda bagaimana rasanya?

Adalah Tarita Hadikusumah, sosok ibu yang membuktikan bahwa dirinya bisa menyusui dalam kuring waktu yang cukyup lama. Ia menyusui ketiga anaknya non stop selama 10 tahun. Penasaran dengan ceritanya? Berikut hasil wawancara penulis dengan ibu dari 3 orang anak yang berhasil mempraktikkan extended breastfeeding.

Artikel Terkait: ASI Keluar Terlalu Banyak, Anugerah ataukah Beban bagi Ibu?

Menyusui 10 Tahun Non-Stop, Ibu Ini Praktekkan Tandem Nursing dan Extended Breastfeeding

Bunda Tarita Hadikusumah memiliki tiga orang putri yang cantik-cantik. Jarak umur antara ketiganya tidak terlalu jauh, anak pertama lahir di tahun 2009, anak kedua di tahun 2012, dan anak ketiga di tahun 2014.

Sejak menyusui anak pertama di  tahun 2009, ia tak berhenti menyapih terus menyusui hingga anak ketiga berusia 5 tahun di tahun 2019. Totalnya ia menghabiskan waktu 10 tahun untuk menyusui ketiganya tanpa berhenti.

“Anak pertama menyusu selama 3 tahun 5 bulan, anak kedua 2,5 tahun, dan anak ketiga selama 5 tahun. Jadi aku 10 tahun menyusui tanpa henti,” ungkapnya kepada theAsianparent Indonesia.

Meski dulu anaknya sudah berusia 2 tahun, ia tidak menghentikan aktivitas menyusui alias menyapih. Alasanya pun sangat sederhana.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Nggak tega aja (menyapih),” jawab Bunda Tarita.

Ya, menyapih anak memang terkadang sulit untuk dilakukan karena ibunya kerap merasa kasihan atau tidak tega. Karena alasan tersebut, bunda Tarita membiarkan saja anaknya hingga mereka self-weaned atau menyapih diri sendiri.

“Semuanya berhenti gitu aja. Kalau anak ketiga memang aku sounding dan bujuk-bujuk untuk berhenti. Tapi memang semaunya dia saja, akhirnya dia berhenti sendiri di usia 5 tahun,” paparnya.

Tak hanya extended breastfeeding, Bunda Tarita juga menerapkan metode tandem nursing alias menyusui kakak dan adik secara bersamaan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Anak kedua ASI ekslusif 6 bulan, anak ketiga juga. Padahal anak ketiga itu selama 6 bulan ASI ekslusif tandem dengan kakaknya (anak kedua). Kalau anak pertama dan anak kedua sempat tandem juga selama 1 bulan,” Bunda Tarita bercerita.

Artikel Terkait: Menyusui Kakak dan Adik Sekaligus, Ini 10 Tips Melakukan Tandem Nursing

Apa yang Dirasakan Selama Menyusui 10 Tahun?

Menyusui selama 10 tahun bukanlah waktu yang sebentar dan merupakan perjalanan yang sangat panjang. Bagi Parents, apa yang dirasakan ketika memberikan ASI pada si kecil? Umumnya, tidak sedikit yang mengaku jika kerap merasa lelah, termasuk merasakan nafsu makan yang meningkat ketika menyusui.

Bagaimana dengan Bunda Tarita ketika melakukan tandem nursing di masa ASI ekslusif anak?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Nggak tahu (ada bedanya atau tidak). Kalau nafsu makan, aku sih sampai sekarang juga lapar terus, hehehe,” tukas Bunda Tarita sambil tertawa.

Perempuan asal Bandung ini memang mengaku dirinya seorang ibu yang santai. Ia membiarkan kegiatan menyusui mengalir apa adanya sehingga tak merasakan perubahan atau kesulitan yang berarti.

“Alhamdulillah ternikmati. Tapi sekarang suka kangen menyusui (setelah berhenti). Padahal waktu menyusui dulu rasanya bosan.” Ia mengungkapkan bagaimana rasanya berhenti menyusui setelah 10 tahun lamanya.

Bunda Tarita berkata pula bahwa dukungan dari keluarga terutama suami sangat penting demi mendukung kelancaran proses menyusui.

“Kalau kesulitan aku mungkin kalau saat suami kurang support, misalnya kalau sedang menyusu suami sebaiknya mengerti kalau kita sulit untuk melakukan sesuatu seperti mengambilkan minum itu kan susah, atau kalau sedang menyusu anak yang lain nangis suami diam saja,” paparnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sugesti Positif Kunci Sukses Menyusui

Dalam memberikan ASI, Bunda Tarita juga bercerita bahwa ia tak mengonsumsi booster ASI atau makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Lalu apa rahasia sukses menyusui ala Bunda Tarita?

“Dibawa santai, aku nggak minum booster ASI, nggak makan makanan yang katanya bikin ASI banyak kayak katuk gitu, nggak ngapa-ngapain. Cuma percaya aja bahwa pasti cukup, alhamdulillah,” ceritanya.

Bunda Tarita percaya bahwa sugesti positif adalah kunci sukses meng-ASI-hi.

“Kalau kata aku jangan banyak pikiran, nggak usah kebanyakan mikirin omongan-omongan orang. Allah sudah mendesain badan kita sedemikian rupa agar mampu kok, insya Allah. Aku memang kalau nyusuin bukan tipe yang cari-cari ilmu sana-sini, suka malah jadi stres. Aku percaya bahwa badan aku pasti bisa dan nggak ada masalah, memang so far nggak ada apa-apa,” sarannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apa yang dirasakan dan dituturkan Bunda Tarita memang benar. Dalam laman Psychology Today dijelaskan bahwa menurut penelitian sugesti memang dapat berpengaruh kepada psikologi seseorang. Hal ini disebabkan oleh sesuatu yang disebut sebagai ‘harapan respon’. Cara kita untuk mengantisipasi tanggapan terhadap suatu situasi akan mempengaruhi cara untuk merespon sesuatu.

Artinya, jika Parents mengharapkan sesuatu terjadi, misalnya dalam kasus ini sukses menyusui, maka perilaku, pikiran, dan reaksi alami dari tubuh kita akan benar-benar berkontribusi untuk membuat harapan tersebut terjadi. Oleh karena itu, sugesti positif sangat diperlukan oleh ibu menyusui demi keberhasilannya memberikan ASI.

Artikel Terkait: Saluran ASI Tersumbat : Bagaimana Mengatasinya?

Manfaat Extended Breastfeeding

Mungkin pandangan mengenai menyusui lebih dari dua tahun masih terdengar asing di masyarakat kita. Padahal melansir dari Healthline, sebagian besar organisasi kesehatan besar merekomendasikan proses menyusui setidaknya berlangsung minimal selama 12 bulan, namun banyak ahli yang mengajurkan lebih lama dari itu.

Academy of American Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi disusui secara ekslusif selama 6 bulan pertama dan berlanjut setidaknya selama 1 tahun. Setelah itu, pemberian ASI direkomendasikan selama mungkin sesuai dengan keinginan ibu dan bayi.

World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan ibu yang telah menyelesaikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama melanjutkan menyusui hingga 2 tahun atau lebih. Oleh karena itu, menyusui lebih dari 2 tahun atau extended breastfeeding tidak dilarang, melainkan memiliki beberapa manfaat yang juga baik untuk ibu dan bayi seperti berikut.

1. Nutrisi

Mungkin Parents pernah mendengar mitos bahwa seiring bertambahnya usia anak, ASI akan kehilangan nilai gizinya. Faktanya, penelitian menemukan bahwa kualitas ASI akan tetap sama selama masa menyusui bahkan dapat berubah berdasarkan kebutuhan anak yang sedang tumbuh.

Sebuah studi menemukan bahwa setelah 1 tahun, ASI memiliki kandungan energi dan lemak yang lebih tinggi dan bermanfaat untuk bayi. Setelah diamati kandungannya pun tidak ada perubahan dalam kadar laktosa, lemak, zat besi, dan kalium di dalamnya.

2. Bonding

Banyak orangtua yang percaya bahwa menyusui adalah cara untuk menjalin ikatan fisik dan juga emosional yang baik dengan anak. Seiring waktu bayi akan lebih banyak bergerak dan mengeksplorasi, dan kegiatan menyusui adalah waktu yang tepat untuk memastikan Parents dan si Kecil tetap terhubung.

3. Kenyamanan

Bagi anak, payudara ibunya adalah salah satu sumber kenyamanan utama. Menyusui juga adalah aktivitas yang dapat membuat Bunda merasa rileks dan membantu mengatur emosi dengan lebih baik lagi.

4. Perlindungan dari Berbagai Penyakit

Berdasarkan penelitian, menyusui setidaknya selama 4 bulan dapat melindungi anak dari berbagai risiko alergi. Kemudian jika dilakukan lebih dari 6 bulan, menyusu dapat memberikan perlindungan dari penyakit seperti leukemia dan lymphoma serta mengurangi risiko diabetes tipe 1 dan 2.

Tak hanya untuk anak, menyusui dapat bermanfaat untuk ibu. Contohnya mengurangi risiko kanker payudara, kanker rahim, diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit jantung.

Itulah kisah Bunda Tarita yang berhasil menyusui selama 10 tahun tanpa henti. Cara Bunda Tarita untuk mensugesti diri bahwa ASI akan mengalir lancar disertai kepercayaan terhadap sang Maha Kuasa bisa saja ditiru. Semoga dapat bermanfaat untuk Parents yang juga tengah mengASIhi, ya.

Baca Juga:

id.theasianparent.com/extended-breastfeeding

id.theasianparent.com/ternyata-asi-juga-melindungi-bayi-dari-polusi-udara

id.theasianparent.com/kisah-nyata-perjuangan-ibu-menyusui-dengan-puting-terbalik