Tak ada satu alasan pun yang bisa membantah bahwa memberikan ASI secara eksklusif memberikan manfaat, baik untuk sang ibu ataupun bayi. Namun bagaimana dengan manfaat extended breastfeeding atau waktu menyusui lebih dari 2 tahun?
Seperti yang kita ketahui, melalui menyusui, anak akan mendapatkan nutrisi terbaik. Selain itu, manfaat lain ketika bayi mendapatkan ASI tentu saja bisa meningkatkan daya tahan tubuhnya serta mempererat bonding antara ibu dan anak.
Biasanya, meskipun anak sudah mendapatkan MPASI setelah memasuki usia 6 bulan, proses menyusui akan dilanjutkan hingga usia anak 2 tahun. Kemudian, proses menyapih dengan kasih sayang pun bisa dilakukan.
Namun, lain halnya dengan ibu yang satu ini. Seorang ibu asal Inggris justru memutuskan melakukan extended breastfeeding, tetap menyusui anaknya hingga usia anaknya 9 tahun.
Padahal sudah banyak keluarga atau teman terdekatnya menyarankan agar proses menyusui putrinya segera dihentikan, namun sang ibu tetap menyusui anaknya.
Extended breastfeeding- Ibu menyusui sampai anak berusia sembilan tahun
Setelah melahirkan putrinya, Charlotte, sembilan tahun lalu, semula Sharon Spink yang kini berusia 50 tahun memiliki keinganan yang tidak jauh berbeda dari ibu lainnya. Menyusui sang buah hati ketika usianya mencapai 2 tahun, lalu menyapih dengan kasih sayang.
Siapa sangka, ia justru melakukan extended breastfeeding yang berlangsung hingga putrinya kini berusia 9 tahun. Sang putri baru saja memutuskan bahwa dirinya tidak ingin lagi menikmati susu ibunya, dua bulan lalu.
Sharon sendiri mengaku bahwa sebenarnya kadang-kadang ia berpikiran untuk tidak terus menyusui, namun ia kembali melakukannya atas nama kasih sayang untuk sang buah hati. Ia menganggap semua ini dilakukan tak terlepas demi rasa cinta.
Ia mengenang, ketika Charlotte berusia empat tahun, setiap malam anaknya masih menyusu ASI. Terkadang bisa tiga kali sehari. Namun selama empat tahun terakhir, kebiasaan ini perlahan menurun menjadi hanya sebulan sekali.
Sharon mengizinkan Charlotte memutuskan kapan dia ingin menyapih, meskipun sangat lambat. Setelah berhenti menyusui, Sharon berkomentar, “Saya tidak merasa sedih tentang ini, dan saya justru merasa senang ini berakhir secara alami.”
Menurut Sharon, menyusui Charlotte begitu lama memiliki banyak manfaat, terlepas dari banyaknya orang protes dengan apa yang ia lakukan.
Ia menganggap keputusannya untuk extended breastfeeding ini justru semakin memantapkan ikatan bonding di antara mereka berdua.
Tak hanya itu saja, Sharon merasa dengan terus menyusui, anaknya manjadi jauh lebih sehat karena nutrisi dari ASI.
Katanya, selama ini putrinya jarang mengalami gangguan kesehatan umum, seperti infeksi telinga, batuk, pilek atau sakit perut dalam waktu lama. Sharon pun menekankan, “Ketika dibandingkan dengan ketiga anak saya lainnya, Charlotte termasuk yang jarang sakit.”
Ia juga menjelaskan, “Anak-anak menemukan banyak kenyamanan di payudara, dan semakin bertambahnya usia mereka sebenarnya menyusui lebih dikarenakan untuk mendapatkan kenyamanan ketimbang gizi.”
Sharon sendiri berharap bahwa dengan keputusannya untuk tetap menyusui putrinya begitu lama, ia bisa membantu memecahkan stigma terkait dengan memperpanjang proses menyusui hingga usia anak semakin besar.
Sedihnya, katanya, para ibu terlalu takut untuk membicarakannya. Mereka takut pada kritik dari orang lain yang tidak tahu bahwa keputusan untuk menyusui anak ketika usianya sudah tak lagi balita sebenarnya cukup normal.
Ibu empat anak ini ingin meyakinkan semua ibu yang ragu di luar sana, bahwa menyusui anak-anak lebih dari 2 tahun merupakan hal normal dan inilah yang ia lakukan untuk putrinya.
“Jika menyusui selama yang anak inginkan, mereka akan menyapih secara alami. Di banyak negara, sangat normal untuk menyusui anak-anak yang lebih besar dan mereka akan melakukannya lebih lama daripada di negara barat,” kata Sharon.
Bangga pada tubuhnya
Sharon juga mengaku bahwa dirinya merasa puas karena dapat menyusui Charlotte selama sembilan tahun dan melihat apa yang telah berhasil dicapai oleh tubuhnya.
Dia mengungkapkan bahwa ia merasa kecewa ketika harus menjalani caesar saat melahirkan Charlotte. Perasaan yang sama muncul ketika dia gagal menyusui ketiga anaknya yang sebelumnya. Oleh karena itulah ketika melahirkan Charlotte, ia bertekad untuk menyusui dengan maksimal.
Menoleh ke belakang, Sharon mengatakan dia telah belajar banyak dari pengalamannya. Dia mendorong semua ibu untuk memutuskan pilihan mereka sendiri.
Katanya, “Saya merasa seperti tubuh saya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Kami harus mendukung semua ibu. Tapi memang ini semua tentu saja tentang sebuah pilihan.”
Berapa usia untuk yang tepat untuk menghentikan proses menyusui?
Menurut organisasi seperti WHO dan AAP, pun dengan IDAI yang mengatakan bahwa proses menyusui setidaknya harus dilakukan selama 6 bulan. Ini berarti bahwa bayi Anda tidak boleh makan atau minum apa pun selain ASI – bahkan air putih sekali pun. Baru setelah itu, untuk mendapatkan nutrisi secara maksimal bayi akan mendapatkan MPASI
Meskipun begitu, memang tidak bisa ditampik bahwa ada beberapa kondisi yang membuat seorang bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara eksklusif atau mendapatkan MPASI lebih dini. Hal ini tentu saja dilakukan atas persetujuan dokter anak.
Kemudian, WHO pun akan menyarankan seorang ibu melanjutkan proses menyusui sampai mereka berusia setidaknya dua tahun. Sementara, untuk waktu yang tepat kapan seorang bayi berhenti menyusui, memang belum ada panduan yang ditetapkan.
Keputusan ini memang tidak telepas dari keputusan sang ibu, kapan waktu yang tepat untuk menyapih anaknya.
Namun dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait dengan nutrisi ASI. Di mana 6 bulan pertama, ASI memang masih bisa memenuhi 100% kebutuhan nutrisi bayi.
Namun, setelah anak memasuki usia 6 bulan, nutrisi ASI hanya dapat memenuhi 60%-70% kebutuhan bayi. Oleh karena itulah anak membutuhkan MPASI. Sementara jika anak usia berusia di atas di atas setahun, ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan nutrisi bayi.
Baca juga:
Dapatkan keuntungan ini ketika ibu menyusui bayi secara langsung
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.