X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Seorang Ibu Menghukum Anaknya yang Berusia 4 Tahun Sampai Mati

Bacaan 4 menit
Seorang Ibu Menghukum Anaknya yang Berusia 4 Tahun Sampai Mati

Entah apa yang ada di pikiran ibu ini sampai tega memukul, mendorong, menginjak, dan mencekik anaknya yang berumur 4 tahun sampai mati.

“Ini adalah kasus kekerasan terhadap anak yang paling menyedihkan,” kata Jaksa Penuntut dalam pengadilan di Malaysia atas kasus yang menimpa Noraidah Mohd Yussof (34). Noraidah dijatuhi hukuman 8 tahun penjara karena telah menghukum anaknya yang berusia 4 tahun, Mohammad Airyl Amirul Haziq Mohamed Ariff, sebegitu parahnya sampai mati.

Yang lebih menyedihkan, Airyl dihukum hanya karena tidak bisa berhitung dari angka 11 sampai 18 dalam bahasa Melayu dengan baik dan benar. Airyl hanya bisa berhitung dalam bahasa Inggris.

Noraidah pun menghukum Airyl dengan mendorong berulang kali, yang menyebabkannya jatuh dan kepalanya terbentur ke lantai.

Kemudian Noraidah juga menginjak dada, dan mencekik anaknya sampai terangkat dari lantai, lalu membenturkannya ke dinding. Setelahnya Airyl langsung tak sadarkan diri.

Artikel terkait: Apakah Perbedaan Menghukum Anak dengan Mendisiplinkan Anak?

Empat hari kemudian, meskipun operasi darurat telah dilakukan pada bagian kepalanya yang mengalami pembengkakan dan perdarahan, Airyl tetap tidak tertolong. Ia meninggal di rumah sakit.

Hasil autopsi menunjukkan ada lebih dari 30 bekas luka di tubuh kecil Airyl, sebagian besar merupakan hasil kekerasan yang dilakukan di masa lampau.

Jaksa menuntut setidaknya 12 tahun penjara untuk menghukum Noraidah. Namun hukumannya diringankan karena ia mengakui 6 kasus kekerasan fisik lainnya.

Ketika menjatuhkan hukuman, Hakim Lee Seiu Kin menerima bukti dari psikiater Subhash Gupta bahwa Noraidah memiliki ‘penyimpangan kepribadian’. Termasuk toleransi yang sangat rendah terhadap rasa frustasi, kecenderungan untuk bertindak impulsif serta kecenderungan menyalahkan orang lain.

 

Referensi: Strait Times, Asia One.

Baca juga:

Ini bahayanya jika Anda punya kebiasaan memukul anak. Hentikan sekarang juga!

Semarah marahnya orang tua kepada anak, tentulah harus bisa mengontrol emosi yang ada di dalam pikiran. Banyak sekali kasus kekerasan yang dilakukan oleh pembantu kepada anak asuhnya atau bahkan ibu dengan anak kandungnya karena amarah yang tidak bisa ditahan. Seperti kejadian ibu yang menyiksa anaknya sampai mati berikut. Mari simak ulasan selengkapnya.

Kronologis Kisah Ibu yang Menhukum Anaknya

Jaksa penuntut pengadilan Malaysia mengatakan jika kasus yang ditanganinya adalah kasus yang paling menyedihkan. Kasus yang menimpa Noraidah Mohd Yussof berusia 34 tahun ini sempat jadi perbincangan publik. Hal ini karena Noraidah telah menghukum anaknya hingga ia tewas dan tidak dapat tertolong lagi.

bahaya Ibu Menghukum Anak Sampai Mati

Noraidah dijatuhi hukuman 8 tahun penjara karena telah menghukum anaknya yang masih berusia 4 tahun. Mohammad Airyl Amirul Haziq yang merupakan anak Noraidah ini tewas mengenaskan lantaran hal yang sepele. Airyl yang masih berusia 4 tahun ini dihukum karena tidak bisa berhitung dari angka 11 hingga 18 dalam bahasa Melayu dengan baik dan benar.

Airyl hanya bisa berhitung dalam bahasa inggris dan tidak bisa berbahasa melayu. Noraidah pun menghukum Airyl dengan mendorong berulang kali sehingga menyebabkannya jatuh dan kepalanya terbentur ke lantai. Norraidah juga tak segan segan menginjak dada Airyl dan mencekik anaknya sampai terangkat ke lantai dan membenturkannya ke dinding sampai mati. Sepontan Airyl yang masih kecil pun tak sadarkan diri.

awas Ibu Menghukum Anaknya 4 Tahun Sampai Mati

Noraidah Memiliki Penyimpangan

Empat hari berselang setelah kejadian tersebut, operasi dilakukan untuk menyelamatkan Airyl. Namun meskipun operasi darurat telah dilakukan pada bagian kepalanya yang mengalami pembengkakan dan pendarahan, Airyl tetap tidak tertolong. Airyl pun akhirnya meninggal di rumah sakit.

Hasil dari autopsi yang dilakukan pada tubuh Airyl menunjukkan setidaknya ada lebih dari 30 bekas luka di tubuh si kecil. Sebagian besar dari luka luka tersebut merupakan hasil kekerasan di masa lampau dan terlihat memar. Jaksa penuntuk kemudian memberikan tuntutan setidaknya 12 tahun penjara untuk menghukum Noraidah. Namun hukumannya diirngankan karena ia mengakui 6 kasus kekerasan fisik lainnya.

waspada Ibu Menghukum Anaknya yang Sampai Mati

Ketika menjatuhkan hukuman kepada Norraidaah, Hakim Lee Seiu Kin menerima bukti dari psikiater Subhash Gupta. Dalam catatanya tertulis jika Noraidah memiliki penyimpangan kepribadian, termasuk toleransi yang sangat rendah terhadap rasa frustasi. Selain itu ia juga memiliki kecenderungan untuk bertindak implusif serta kecenderungan untuk menyalahkan orang lain.

Kisah naas dari Noraidah dan Airyl ini tentu sangat memberikan pelajaran yang berharga untuk mendidik anak. Semarah marahnya orang tua, Anda harus bisa menahan amarah yang timbul dan tidak melukai anak. Kekerasan yang dilakukan pada anak juga akan berdampak pada kesehatan mental anak di masa yang akan datang. Untuk itu apabila Anda marah dengan anak usahakan untuk tidak bermain fisik yang justru akan membuat Anda menyesal dikemudian hari.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Putri Fitria

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Seorang Ibu Menghukum Anaknya yang Berusia 4 Tahun Sampai Mati
Bagikan:
  • Apakah Perbedaan Menghukum Anak dengan Mendisiplinkan Anak?

    Apakah Perbedaan Menghukum Anak dengan Mendisiplinkan Anak?

  • Kejam! Ibu Ini Meracuni Anaknya dengan Garam Hingga Tewas

    Kejam! Ibu Ini Meracuni Anaknya dengan Garam Hingga Tewas

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Apakah Perbedaan Menghukum Anak dengan Mendisiplinkan Anak?

    Apakah Perbedaan Menghukum Anak dengan Mendisiplinkan Anak?

  • Kejam! Ibu Ini Meracuni Anaknya dengan Garam Hingga Tewas

    Kejam! Ibu Ini Meracuni Anaknya dengan Garam Hingga Tewas

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.