Parents, hadirnya buah hati di tengah keluarga kecil Anda adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Seluruh orangtua akan melakukan upaya terbaik dalam menyambut kehadirannya. Sayangnya, tak semua ibu memiliki kemewahan untuk merasakan persalinan yang sempurna. Seperti kisah ibu melahirkan di semak-semak berikut ini yang ceritanya viral dan menyentuh hati.
Kisah ibu melahirkan di semak-semak
Kondisi ekonomi acap kali membuat banyak masyarakat menengah ke bawah terjepit, termasuk saat akan melahirkan. Kisah ini dialami seorang perempuan yang terpaksa melahirkan anaknya di semak-semak tanpa bantuan medis.
Hanya bermodalkan kain sarung, perempuan berusia 41 tahun ini ditemukan melahirkan bayinya seorang diri di kawasan perkantoran West One City, Cengkareng, Jakarta Barat.
Informasi ini akhirnya sampai ke jajaran Polsek Cengkareng dan membuat mereka tergerak. Bripka Achmad Haris, anggota Bhabinkamtibmas Polsek Cengkareng Jakarta Barat bersama Babinsa Serda Deni turun ke lokasi untuk mengecek kondisi perempuan tersebut.
Saat ditemukan, gubuk perempuan bernama Wahati ini hanya beratapkan kardus dan beralas kasur busa bekas seadanya. Wahati tengah menyusui bayinya yang masih merah di bawah guyuran hujan deras. Sang bayi berjenis kelamin laki-laki bahkan masih ditemukan menyatu dengan tali pusar yang belum dipotong dari ari-arinya.
Akhirnya, pihak kepolisian dan TNI mengevakuasi Wahati dan bayi mungil tersebut ke Puskesmas Cengkareng untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri mengatakan, pihaknya mendapat informasi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) melahirkan ini dari seorang security perumahan West One City pada Selasa (9/6).
“Ibu dan bayinya selamat, namun sang ibu terlihat pucat dan lemas usai persalinan yang dilakukannya sendiri,” terang Kapolsek Cengkareng Polres Metro Jakarta Barat, Kompol H. Khoiri.
Beruntung aparat berwajib datang tepat waktu sehingga ibu dan bayi laki-laki ini berhasil diselamatkan dan kini dirawat di puskesmas.
“Penyelamatan ibu dan bayi ini juga merupakan bagian dari tugas dan pelayanan Polisi kepada masyarakat,” tutup Khoiri.
Bukan pertama kali melahirkan seorang diri
Setelah ditelusuri, rupanya ini bukan kali pertama Wahati melahirkan anak tanpa bantuan siapa pun.
Pada September 2018, tunawisma ini pernah melahirkan bayi di kolong Flyover Cengkareng, Jakarta Barat. Hal ini membuat ia dan bayinya dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I, Kedoya, Jakarta Barat.
“Setelah disidik, orangtua bayi memang pernah melahirkan juga seorang diri, tepatnya September 2018 dan dibawa ke sini,” jelas Kepala Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I, Masyudi.
Masyudi menuturkan, kondisi Wahati memang mengalami depresi sehingga harus melahirkan di tempat yang tak terduga.
Rencananya setelah berada di Puskesmas Cengkareng, Wahati akan dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Duren Sawit, Jakarta Timur untuk menjalani proses penyembuhan psikisnya.
Sementara itu bayi mungil berjenis kelamin laki-laki anak Wahati akan dirawat sementara di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Kedoya sebelum nantinya diserahkan ke Panti Sosial Asuhan Anak Cipayung, Jakarta Timur.
Hal tersebut disepakati setelah adanya surat pernyataan yang ditandatangani Wahati dan sang suami yang bersedia menyerahkan buah hatinya karena tidak mampu mengurus karena ketiadaan biaya.
“Kondisi mentalnya memang terganggu. Saat melahirkan di 2018 kemarin juga memang sudah terganggu kondisinya,” kata Masyudi.
Sebenarnya, pada 2018 Wahati dan anaknya sempat dikirimkan ke Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih, Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat. Namun, ia tak mengerti jalan cerita Wahati bisa kembali ke jalanan lagi hingga akhirnya melahirkan.
Setahu Masyudi, Wahati masih memiliki keluarga yang tinggal di wilayah Jakarta Timur.
“Dia juga punya anak yang sudah bekerja dan pernah membesuk orangtuanya sekitar tahun 2019 awal, sebelum dia (Wahati) kita serahkan ke Panti Kebon Kosong waktu itu untuk pembinaan ibu dan anak,” sambung Masyudi.
Perceraian diduga menjadi penyebab Wahati kini mengalami depresi. Wahati sendiri menjadi korban perselingkuhan mantan suaminya yang membuat kondisi kejiwaannya terguncang.
Kini, pihak puskesmas memutuskan akan memantau kesehatan si bayi sebelum melakukan langkah selanjutnya.
“Kemungkinan sekitar tiga hari kita cek kondisinya dengan staf kita dan perawat yang ada sebelum kita serahkan ke panti sosial asuhan anak untuk merawat bayi ini,” tutup Masyudi.
Kita doakan bersama ya Parents, semoga kondisi mental ibu yang melahirkan di semak-semak ini bisa pulih dan bayinya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sumber: Pikiran Rakyat, Tempo
Baca juga :
Mendadak Melahirkan di Pinggir Jalan, Proses Persalinan Sang Ibu Dibantu Kades
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.