Belum lama ini masyarakat Sampang, Madura digegerkan dengan adanya peristiwa tak terduga, ibu melahirkan di depan rumah. Tepatnya, sang ibu melahirkan di depan rumah bidan yang praktik di sekitar tempat tinggalnya di Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang.
Peristiwa tersebut hingga kini masih menjadi buah bibir di kalangan masyarakat sekitar.
Selain melahirkan dengan cara yang spontan dan membuat geger, kejadian tersebut pun berimbas pada izin praktik sang bidan. Karena disebutkan menyalahi kode etik, izin praktik bidan tersebut terancam dicabut karena peristiwa tersebut.
Kronologis ibu melahirkan di depan rumah bidan
Sumber : Tribunnews
Malam itu, tepatnya pada 4 Juli 2020 kejadian mengejutkan tersebut terjadi. Sang ibu bermama Aljannah (25) melahirkan secara mandiri di depan rumah bidan Sri Fuji di Desa Ketapang.
Bukan tanpa alasan, dia sampai melahirkan sendiri lantaran tak kunjung dilayani untuk bersalin.
Sang suami, yakni Zainuri (28) membenarkan bahwa istrinya tersebut melahirkan tanpa bantuan bidan. Ia juga membenarkan bahwa persalinan tersebut dilakukan di depan rumah bidan Sri Fuji.
Bersama sang istri, malam itu Zainuri berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor, sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah melalui 30 menit perjalanan ke rumah bidan, Aljannah sudah terlihat akan segera melahirkan.
Saat tiba di kediaman sang bidan, sang suami memanggil bidan terkait untuk segera melakukan penanganan pada istrinya itu. Namun, bidan tersebut tak kunjung merespon, bahkan hingga satu jam menunggu bidan tak kunjung datang untuk menangani Aljannah.
Setelah menunggu selama satu jam, suami dari bidan tersebut mendatangi dan mengatakan bahwa sang bidan sedang sakit. Tak berselang lama, kemudian anak sang bidan menyusul dengan memberikan pernyataan beda. Ia mengatakan bahwa ibunya tidak bisa melayani karena tidak ada asisten.
Artikel Terkait : Trauma melahirkan di Rumah Sakit, ibu ini melahirkan di rumah tanpa bantuan dokter
Sakit dan mulas semakin tak tertahankan
Di tengah kondisinya yang sudah kritis tersebut, Aljannah semakin meronta kesakitan saat belum mendapatkan pertolongan.
Di tengah kondisinya yang sudah kritis tersebut, Aljannah semakin meronta kesakitan saat belum mendapatkan pertolongan. Kejadian tersebut pun mengundang kehadiran warga sekitar untuk mendatangi lokasi kejadian. Tak tinggal diam, Zainuri pun menghubungi keluarga untuk membantu.
Tak bisa menahan, tepat pada pukul 23.00 WIB Aljannah pun melahirkan secara mandiri. Kejadian tersebut berlangsung cukup dramatis karena ia melahirkan di tengah tontonan warga sekitar.
Saat mengetahui Aljannah sudah melahirkan, suami sang bidan tersebut masuk ke rumah untuk memberitahukan tersebut pada istrinya. Tidak lama berselang, bidan Sri Fuji keluar rumah untuk memberi pelayanan dengan menggunakan APD COVID-19 lengkap.
Saat telah berhasil lahir, Zainuri, Aljannah, dan sang bayi diarahkan masuk ke dalam rumah. Aljannah dan buah hatinya pun dibersihkan. Sang bayi yang telah keluar tersebut diletakkan di dalam inkubator selama kurang lebih 15 menit.
Untuk pelayanan tersebut, Zainuri masih harus membayar biaya sebesar Rp 800.000. Sekitar pukul 23.30 WIB Zainuri, sang istri beserta bayi perempuan ya diminta untuk pulang.
Pasca melahirkan di depan rumah bidan, Aljannah mengalami perdarahan berat
Sesampainya di rumah, ada hal lain yang membuat Zainuri menjadi kembali tidak tenang. Aljannah rupanya masih mengalami pendarahan.
Dirinya yang tak tenang, kembali memanggil bidan keesokan harinya, untuk mendapatkan pertolongan. Pendarahannya cukup parah sampai membuat wajah sang istri terlihat sangat pucat.
Khawatir mengalami kejadian seperti semalam saat melahirkan, Zainuri pun memutuskan untuk pergi ke bidan lain.
Artikel Terkait : 9 Tanda yang diberikan tubuh seminggu sebelum melahirkan, Bunda harus tahu!
Bidan Sri Fuji terancam dicabut izin praktiknya
Terkait dengan kejadian ini, DPRD Sampang memanggil Dinas Kesehatan Sampang untuk membahas insiden tersebut. Dalam pertemuan tersebut, anggota Komisi IV bidang kesehatan DPRD Sampang meminta pihak terkait untuk menangani kasus tersebut lebih serius.
Ketua DPRD Sampang Komisi IV Bidang Kesehatan, Musaddak Halili mengungkapkan bahwa pihaknya menegaskan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, namun tidak akan memberikan deadline pada Dinas Kesehatan.
Di sisi lain, menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sampang, Agus Mulyadi, kejadian tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut. Menurutnya, pencabutan izin praktik perlu dilakukan sesuai dengan prosedur.
Pemberhentian dan pencabutan izin praktik ini dinilai harus berdasarkan penilaian Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Hasilnya, bila memang menyalahi aturan akan ada pencabutan izin dari Bupati Sampang.
Itulah kisah ibu melahirkan di depan rumah bidan akibat sang bidan tak segera memberikan penanganan. Semoga kejadian ini tak terulang lagi kepada ibu lainnya.
Baca Juga :
Biaya Persalinan 10 Rumah Sakit di Wilayah Jakarta Barat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.