Perjuangan ibu saat melahirkan memang luar biasa. Dan tentunya, banyak keajaiban yang terjadi saat persalinan. Salah satunya, kisah ibu melahirkan anak dalam keadaan koma.
Ibu ini mengejutkan para dokter ketika ia terbangun dari koma selama 23 hari setelah bayinya yang baru lahir ditempatkan di pelukannya. Bagaimana kisahnya?
Kisah ibu melahirkan anak dalam keadaan koma
dok. foto: Daily Mail
Amanda da Silva, seorang ibu berusia 28 tahun yang saat itu menderita epilepsi, mengalami kejang saat hamil 37 minggu. Menurutnya, hal ini dipicu oleh perdebatan panas dengan suaminya.
Amanda yang juga telah memiliki dua anak, yang berusia 4 dan 2 tahun, dilarikan ke rumah sakit dengan kejang akut menjelang kehamilan 9 bulan.
Kejang tersebut tentu mengancam hidup ibu dan sang bayi, karena rendahnya jumlah oksigen yang mencapai otak dan rahimnya.
Karena khawatir kejang itu bisa mengancam nyawanya dan bayi yang ada di dalam kandungannya, sang dokter membius Amanda dan terpaksa melahirkan putranya, Victor melalui operasi caesar darurat pada bulan Februari lalu.
Akibat komplikasi, Amanda dinyatakan koma secara medis untuk menstabilkan kondisinya. Sementara itu, sang bayi berhasil dilahirkan seberat 2,1 kilogram.
Victor lahir dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan masalah pernapasan karena obat yang dikonsumsi ibunya untuk menstabilkan epilepsi selama kehamilan. Karena itu Victor harus menjalani perawatan intensif neonatal.
Amanda dipindahkan ke perawatan intensif tetap dalam keadaan koma. Ibu muda itu sempat membuka matanya, tetapi tidak dapat menanggapi atau bereaksi terhadap komunikasi apa pun.
Ahli kebidanan Carlos Alencar mengatakan, “Lebih dari seminggu setelah dia dirawat di rumah sakit, kami mulai memberikan obat penenang yang membuatnya tertidur, tetapi dia tidak merespon seperti yang kami harapkan. Meskipun semua tes menunjukkan respons neurologis yang baik, dia tetap tidak bergerak.”
“Kami menerapkan rangsangan rasa sakit, tetapi dia tidak bereaksi. Ujian menunjukkan aktivitas otak, tetapi ia tidak menanggapi apa pun yang spesifik, bahkan terhadap suara kerabatnya. Dia tidak menggerakkan tangan, kakinya, atau apa pun.”
Tim medis sempat kehabisan ide, sampai akhirnya menemukan suatu cara yang luar biasa.
Terbangun setelah skin to skin dengan sang bayi
Setelah berminggu-minggu Amanda tidak dapat bergerak atau berkomunikasi, sang perawat Fabíola Sá menyarankan untuk menempatkan Victor di dada Amanda. Tak disangka, tindakan itu menyebabkan detak jantung Amanda menjadi cepat dan air mata mengalir turun di wajahnya dan menghasilkan ASI.
dok. foto: Daily Mail
“Begitu Amanda merasakan sentuhan kulit bayi di bibirnya, air mata mulai mengalir di pipinya. Mungkin itu adalah luapan cinta,” terang sang perawat.
Wanita asal Fortaleza, Brasil itu pun perlahan mulai membaik. Dua puluh hari setelah dia pertama kali menggendong putranya, Amanda akhirnya bisa pulang setelah hampir 3 minggu masa penyembuhan.
dok. foto: Daily Mail
“Kami tidak memiliki jawaban ilmiah atas apa yang terjadi, tetapi jelas kita tidak boleh meremehkan pentingnya kontak kulit antara ibu dan anak,” ungkap perawat Fabíola Sá.
Namun, Amanda mengaku sama sekali tidak ingat bagaimana ia melahirkan. “Hal pertama yang saya ingat adalah memeluk Victor, melihat kepala kecilnya dan mencium bau harumnya. Itu adalah situasi yang luar biasa, tetapi juga membingungkan.”
“Saya sempat bertanya kepada ayah saya apa bayi itu adalah milik saya. Saya meletakkan tangan di perut, dan menyadari bahwa saya tidak lagi hamil,” lanjutnya.
Fabíola Sá, sang perawat ruang perawatan intensif di Ceara Assis Chateubriand Maternity Hospital mengatakan, “Setelah ia 23 hari koma, reaksinya tidak dapat dijelaskan. Kami tidak pernah mengharapkan perubahan secepat itu dan semua orang di tim medis menangis bahagia dan lega,” jelasnya.
Namun karena obat yang dikonsumsinya, dokter masih belum memperbolehkannya menyusui sang bayi.
Ibu melahirkan anak saat koma sudah menderita epilepsi sejak kecil
Amanda ternyata menderita epilepsi kronis dan telah minum obat sejak berusia 7 tahun.
Pada kehamilan anak ketiga yang tidak direncanakan ini, dokter menyarankannya untuk menghentikan salah satu perawatan epilepsinya karena risiko kelainan janin.
Kasus ini sedang dipelajari oleh tim medis untuk menilai pentingnya obat khusus pada wanita hamil dengan epilepsi.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya selalu menjaga kesehatan selama hamil. Jangan lupa banyak berdoa dan yakin keajaiban Tuhan selalu datang.
Baca juga:
Ibu Alami Koma 5 Tahun Paska Melahirkan, Keluarga Minta Suntik Mati
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.