Kekerasan terhadap perempuan tak henti-hentinya terjadi. Beberapa waktu lalu, viral kisah seorang ibu di Bangka Belitung menjadi korban KDRT suaminya sendiri sampai membuat kedua matanya buta. Tak hanya itu, kabarnya korban juga mengalami luka di sekujur tubuhnya hingga cedera di wajah. Berikut fakta-fakta kisah tragisnya.
Ibu Korban KDRT di Bangka Alami Kebutaan Hingga Mulut Robek
Seorang wanita di Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menjadi korban KDRT yang membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Wanita berusia 34 tahun itu diketahui mendapat kekerasan fisik dari suaminya sendiri.
Karena kekerasan tersebut, sang korban yang berinisial N mengalami luka di sekujur tubuhnya. Bukan itu saja, mirisnya ibu di Bangka korban KDRT itu juga harus mengalami cedera di mulutnya hingga robek sampai kedua matanya buta.
Artikel terkait: Kisah Tragis Sania Khan, Alami KDRT hingga Mati di Tangan Mantan Suami
Penyebab KDRT Diduga Faktor Cemburu
Kepala Kepolisian Sektor Tempilang Iptu Intan Diputra mengatakan, terduga pelaku adalah suami siri korban bernama Supri (49). “Penganiayaan berat oleh suami korban terjadi di rumah korban. Mengalami luka serius di bagian wajah, terutama di mata yang terkena benda tajam,” kata Intan, seperti dikutip sumber Kompas.
Saat penganiayaan, N hanya bisa mengerang kesakitan. Ia tak bisa berteriak minta tolong karena mulutnya dilukai oleh suaminya, sementara tangannya patah.
Peristiwa keji ini terjadi pada Minggu (26/11/2023) lalu sekitar pukul 03.00 WIB, namun baru dilaporkan pada polisi dua hari kemudian.
“Kakak korban melaporkan kejadian ke Polsek Tempilang setelah korban tidak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit. Sayangnya, mata korban kini buta dan masih diperban,” tambah Intan. Narasumber juga mengungkapkan, tindakan penganiayaan diduga terjadi karena masalah keuangan rumah tangga dan perasaan cemburu.
Menurut sang adik ipar korban, Nurhayati, kakak iparnya baru dua tahun menikah secara siri dengan pelaku. Ia juga mengatakan, Supri memang dikenal sebagai sosok yang tempramental dan kerap emosi meski menghadapi masalah sepele. Supri juga dikenal pencemburu.
Kejadian Disaksikan oleh Sang Anak
Ternyata, perselisihan antara korban dan suami sirinya itu kerap terjadi hingga puncaknya pada hari naas itu. Miris, kejadian itu ternyata juga disaksikan oleh anak korban yang berumur 13 tahun, yang sempat lari keluar rumah minta tolong.
Sang pelaku diketahui sempat kabur malam itu juga dengan menggunakan sepeda motor setelah mengemasi barang-barang pribadinya. ia pun sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)
Artikel terkait: “Saya Mengalami KDRT Disaksikan Anak Saya yang Umur 3 Tahun” Curhat Seorang Ibu
Pelaku Sudah Meninggal Dunia
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan, polisi akhirnya berhasil meringkus Supri di persembunyiannya di kawasan tambang timah Kuruk, Bangka Tengah, Senin (4/12/2023) lalu pukul 03.00 WIB.
Dikutip dari laman Detik, saat akan diringkus pelaku melakukan perlawanan dengan menyerang menggunakan parang sehingga petugas terpaksa mengeluarkan tembakan tegas untuk melumpuhkannya. Pelaku pun dilarikan ke Puskesmas Lubuk Besar untuk diberikan perawatan, namun petugas menyatakan kondisi tersangka dinyatakan meninggal dunia.
Kondisi Terkini Korban, Terbaring Tak Berdaya Bersama Bayi 8 Bulan
Saat ini, korban masih terbaring di rumah sakit dengan perban membalut bagian wajah dan tangannya. Pada bagian tangan terdapat luka robek dan tulang retak yang diduga karena hantaman benda keras.
Sumber: Tiktok @jessicaabellita
Ternyata, ibu korban kdrt sampai buta di Bangka itu juga memiliki seorang bayi yang masih berusia delapan bulan. N kini harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT), Kota Pangkapinang. Sementara bayinya yang masih berusia delapan bulan ikut tidur di ranjang sang ibu. Potretnya juga sempat viral di media sosial Tiktok yang diberi kredit akun @mama_zhifa. N juga diketahui tak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena keterbatasan kondisinya saat ini.
Nurhayati mengatakan korban harus menjalani operasi di bagian tangan yang mengalami patah. Sedangkan untuk kedua matanya sudah di operasi, tapi penglihatannya selamanya sudah tidak bisa kembali seperti sedia kala.
Mengapa Kekerasa pada Perempuan Terus Terjadi?
Bertepatan dengan Hari Peringatan Kekerasan terhadap Perempuan yang jatuh pada 6 Desember, dan melihat kebelakang kasus-kasus kekerasan yang masih marak terjadi seperti kasus di atas, pertanyaan ini masih ada di benak kita. Kenapa masih marak dan masih saja muncul?
Dikutip dari laman Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dalam survei Badan Pusat Statistik pada 2017, satu dari tiga perempuan Indonesia pernah mengalami kekerasan dalam hidupnya, terutama yang dilakukan oleh pasangan atau orang yang dekat dengan mereka. Kekerasan terhadap perempuan berakar dari ketidakseimbangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. Perempuan korban kekerasan menghadapi berbagai tantangan dalam pemenuhan hak mereka atas keamanan, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
Karena itu, mengakhiri kekerasan pada perempuan harus menjadi prioritas pemerintah Indonesia dan tentu saja didukung oleh kita masyarakat. Semoga para pelaku kekerasan yang masih ada di luar sana diberi hukuman sesuai aturan yang berlaku. Stop kekerasan!
***
Baca juga:
11 Artis yang Mengalami KDRT Baik Kekerasan Verbal Maupun Fisik
Jangan Didiamkan, Ini 6 Langkah Menghadapi Pasangan yang Selalu Bersikap Kasar
Sering Dialami Keluarga Indonesia, Pahami Jenis, Dampak, Siklus, dan Cara Menghadapi KDRT
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.