Bagi mereka yang memiliki kondisi khusus seperti hamil atau menyusui, ibadah puasa haruslah dipersiapkan dengan matang. Hal ini ditujukan agar puasa tidak menganggu kesehatan mereka. Berbicara mengenai ibu menyusui dan ibu hamil puasa, berikut ini hal yang perlu diperhatikan oleh Bumil dan Busui yang ingin atau akan berpuasa.
Tentang Ibu Hamil Puasa
Dokter Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. GK, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, menjelaskan bahwa sebelum memutuskan berpuasa ibu hamil harus mempertimbangkan status gizinya.
“Ibu hamil bisa berpuasa jika status gizinya baik. Namun jika memiliki penyakit khusus, baiknya konsultasikan dengan dokter sebelum puasa. Selain itu, ibu hamil dengan diabetes gestasional atau diabetes tipe 2, baiknya tidak berpuasa,” tuturnya saat ditemui dalam acara Small Media Discussion RS Pondok Indah.
Artikel terkait: Mengenal Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil
Juwalita juga mengungkapkan bahwa banyak penelitian yang menyebutkan puasa pada trimester pertama kehamilan, dapat memicu bayi mengalami BBLR (Berat badan lahir rendah).
“Ada penelitian yang mengatakan bahwa ibu hamil trimester pertama yang menjalankan puasa, akan melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah. Selain itu, pembentukan organ janin juga terjadi pada trimester pertama, jadi ibu hamil harus berhati hati, dan harus konsultasi ke dokter sebelum memutuskan puasa,” tambahnya.
Bumil aman untuk berpuasa pada bulan ke 4-7 kehamilan. Namun, jika terdapat tanda di bawah ini, Bumil wajib membatalkan puasa:
- Berat badan tidak naik atau malah turun saat puasa
- Haus berlebihan
- Buang air kecil jarang atau urin berwarna gelap
- Sakit kepala atau demam
- Mual dan muntah
- Gerak janin berkurang
- Nyeri perut seperti kontraksi.
Jika menemui kondisi di atas saat sedang berpuasa, Bumil baiknya membatalkan puasa.
Selain itu, Bumil juga baiknya tidak minum teh dan coklat saat buka puasa, karena dapat menghalangi penyerapan zat besi nabati. Bumil juga baiknya mengonsumsi minuman kaya vitamin C saat puasa, untuk membantu penyerapan zat besi, yang sangat dibutuhkan selama kehamilan.
Artikel terkait: Apakah puasa saat hamil berdampak buruk pada bayi? Simak ulasan dan tipsnya ini
Tentang Puasa pada Ibu Menyusui
Juwalita juga menambahkan, bahwa banyak penelitian yang mengungkapkan, puasa tidak mempengaruhi produksi ASI. Namun ada penelitian lain yang justru menyatakan bahwa puasa akan mengurangi komponen gizi ASI.
Lebih lanjut, Juwalita menyatakan ada penelitian mengenai puasa pada ibu menyusui. Menurut penelitian Rackicioglu (2006), yang mengungkapkan bahwa puasa Ramadan tidak berpengaruh pada komposisi makronutrien ASI, serta pertumbuhan pada bayi. Namun kandungan Zn, Mg, dan K dalam ASI akan menurun.
Sementara itu, penelitian oleh Salah, et al (2016) menyebutkan, puasa Ramadan mempengaruhi kualitas ASI (yakni kandungan protein, karbohidrat dan elektrolitasnya akan menurun)
Artikel terkait: Busui ingin berpuasa? Ini 5 tips agar Bunda tahan lapar dan ASI tetap lancar
Busui yang masih memberikan ASI eksklusif juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Selain itu, berikut tanda Busui harus segera membatalkan puasa:
- Jumlah ASl menurun
- Haus berlebihan
- Buang air kecil lebih jarang atau urin berwarna gelap
- Sakit kepala atau demam
- Mual dan muntah
- Bayi yang disusui rewel terus menerus, buang air kecil bayi berkurang.
Sekarang sudah tahu kan, apa saja tanda yang harus diwaspadai dan tidak boleh meneruskan puasa bagi Bumil dan Busui. Semoga informasi ini bermanfaat, ya Bunda…
Baca juga:
Ternyata ini 8 manfaat puasa bagi kecantikan dan kesehatan tubuh