Virus corona yang tengah menjadi pandemi kembali merenggut nyawa. Kabar duka kali ini datang dari India dan Inggris. Dua ibu hamil positif covid-19 di sana dikabarkan meninggal dunia saat hendak melahirkan buah hati mereka.
Ibu hamil positif Covid-19 meninggal ketika hendak melahirkan
Seorang ibu hamil asal Nallasopara, India menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (4/4). Ia meninggal saat hendak melahirkan di Rumah Sakit Nair, Mumbai, India.
Para dokter menduga, meninggalnya perempuan berusia 30 tahun itu disebabkan oleh virus corona yang telah menginfeksi dirinya saat hamil.
Perempuan tersebut juga diketahui sempat mengalami komplikasi pernapasan. Ia dirujuk ke Rumah Sakit Nair setelah kondisinya memburuk. Oleh karena itu, untuk saat ini, dokter menduga bahwa ibu hamil tersebut meninggal karena Covid-19. Meski demikian, pihak rumah sakit akan membentuk tim khusus untuk meninjau kembali penyebab pasti dari kematian tersebut.
Diketahui, sang buah hati dari ibu hamil yang positif Covid-19 itu juga tidak dapat diselamatkan. Pasalnya, pihak dokter menjelaskan bahwa bayi sudah dalam keadaan meninggal di dalam kandungan sebelum sang ibu dilarikan ke rumah sakit.
Di sisi lain, suami dari mendiang juga dilaporkan tengah menjalani masa karantina, dan sedang menunggu hasil tes terkait virus corona.
Hal serupa terjadi di London
Sementara itu, ibu hamil positif Covid-19 di London juga meninggal selama proses persalinan. Berbeda dengan ibu hamil di India, sang bayi dari ibu hamil ini berhasil dilahirkan secara selamat oleh dokter.
Dilansir dari laman New York Post, seorang sumber menjelaskan mengenai hal ini. “Para tenaga medis di rumah sakit menangis. Sang ibu positif virus corona, tetapi belum pasti apakah penyakit itu yang menjadi penyebab kematiannya.”
“Kabar baiknya, sang bayi masih terselamatkan,” ungkap sang sumber.
Belum ada rincian lain terkait kasus tersebut. Laman The Sun juga melaporkan, sang bayi tersebut diyakini tidak terinfeksi Covid-19.
Secara keseluruhan, hingga berita ini ditulis sudah ada 6 kasus kematian baru akibat Covid-19 di London. Sementara di Maharashtra, India jumlah total kasus paparan virus corona naik menjadi 891 disertai 45 orang yang meninggal, menjadikan kota tersebut memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di India.
Bayi di Ukraina berhasil diselamatkan
Hal serupa pun terjadi pada ibu hamil di Ukraina. Perempuan yang terinfeksi virus corba ini pun dilaporan meninggal setelah melahirkan.
Adalah Galina, perempuan berusia 36 taun yang berasal dari kota Ivano-Frankivsk ini diduga terpapar patogen pada masa perinatal. Media lokal Ukraina menuliskan kalau Galina sebelumnya tidak mengalami gejala virus corona.
Namun dirinya sempat dibawa ke fasilitas kesehatan. Setelah 19 hari tinggal di sana, ia pun jatuh sakit. Volodymyr Chemny, selaku juru bicara dinas kesehatan lokal memaparkan kondisinya.
Seperti yang telah diberitakan Daily Mail Sabtu (4/4/2020), ia menerangkan kondisi Galina akhirnya kian. Demam hingga 39 derajat Celsius, bahkan kadar oksigen dalam darahnya menurun hingga sulit bernapas dan mengalami pneumonia.
Di hari yang sama, Galina melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan yang sehat dengan berat 2,5 kilogram. Sayangnya setelah melahirkan, kondisinya kian memburuk sampai membutuhkan ventilator. Namun, nyawanya tetap tidak tertolong.
Yury Pavlushynsky, kepala rumah sakit menyatakan kalau bayi Galina tidak tertular Covid-19, namun sampai saat ini kondisinya masih terus dipantau.
Tingkat risiko yang perlu diwaspadai
Seperti yang kita tahu, virus corona penyebab Covid-19 terbilang sangat baru, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih banyak untuk mengetahui sifat pasti dari virus ini. Tak terkecuali studi mengenai paparan virus corona dan risikonya pada ibu hamil, pun masih perlu ditinjau lebih dalam.
Menurut keterangan Centers for Disease Control and Prevention (DCD), saat ini masih belum diketahui apakah ibu hamil lebih rentan mengalami komplikasi terkait Covid-19 daripada masyarakat umum, atau malah sebaliknya.
Namun yang pasti, CDC memaparkan bahwa ibu hamil cenderung mengalami beberapa perubahan fisiologis yang dapat meningkatkan risiko. Termasuk risiko terinfeksi virus dari famili corona yang menyebabkan masalah pernapasan seperti penyakit flu dan Covid-19.
Kjersti Aagaard, MD, Ph.D, dokter spesialis Fetomaternal di Texas Children’s Pavilion for Women juga mengatakan bahwa ibu hamil mungkin saja mengalami peningkatan risiko infeksi virus pada pernapasan yang cukup serius.
“Kita tahu bahwa perempuan hamil lebih berisiko. Perbandingan perempuan hamil berusia 35 tahun dengan perempuan 35 tahun yang tidak hamil tanpa komplikasi, misalnya. Dalam semua kasus infeksi pernapasan tingkat rendah pun, ibu hamil jelas lebih rentan,” jelas Kjersti seperti yang dikutip dari Texas Medical Center.
Sementara itu, beberapa penelitian mengatakan bahwa virus pernapasan seperti SARS dan MERS menimbulkan dampak yang cukup parah pada ibu hamil. Hal ini, menurut Kjersti, menyebabkan Covid-19 pun bisa saja memiliki dampak yang sama, mengingat virus yang menginfeksi berasal dari famili serupa.
Dokter perempuan itu pun kembali menjelaskan, “Ini pun tidak jauh berbeda dengan kasus virus corona sekarang. Namun memang, terkait Covid-19 ini, seberapa tingkat paparan risikonya belum jelas. Pasti berbeda dengan MERS, SARS, atau influenza. Tapi dengan contoh dampak ketiganya, ibu hamil memang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas terkait masalah pernapasan yang lebih tinggi.”
Di sisi lain, Kjersti menegaskan bahwa hingga saat ini masih belum ada penelitian pasti mengenai tingkat risiko Covid-19 dan ibu hamil. Meski demikian, ia berharap bahwa ibu hamil tetap perlu waspada terkait hal ini.
Kjersti menjelaskan, “Belum ada jawaban pasti. Sayangnya, kami sebagai dokter juga masih belum tahu mengenai sifat virus ini. Dengan demikian, ada baiknya kita tetap bijaksana untuk menerapkan langkah pencegahan Covid-19 pada ibu hamil secara maksimal.”
“Tetap hati-hati, jaga kesehatan dan kebersihan. Rajinlah cuci tangan dan jauhi keramaian. Jika sudah mulai tidak enak badan, batuk kronis, atau demam tinggi, segera konsultasi dengan dokter kandungan Anda,” tutupnya.
***
Referensi: Texas Medical Center, New York Post, India Today
Baca juga:
Kapan harus cek kandungan di tengah pandemi corona? Ini pendapat dokter!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.