Ibu hamil keguguran bisa terjadi karena banyak faktor. Namun, dapatkah makanan yang dikonsumsi menjadi salah satu faktor penyebabnya?
Lima kali keguguran, itulah yang harus dirasakan Mummy Charlotte. Hingga akhirnya ia bisa hamil lagi dan melahirkan putra pertamanya, Nate. Ia sangat bersyukur atas perubahan besar dalam hidupnya tersebut.
Terutama karena pola makan bebas gluten yang dilakukannya sebelum ia hamil lagi. Pola makan bebas gluten terrsebut ia jalani selama masa kehamilannya yang ke-6.
Hal itu memunculkan pertanyaan, apakah gluten berdampak negatif bagi kehamilan? Mungkinkah gluten, yaitu zat protein dalam produk-produk yang berasal dari biji-bijian ini menyebabkan keguguran?
Artikel terkait : Perlu tahu! Ini 5 hal penting yang harus diperhatikan setelah keguguran
Jawabannya, iya. Lalu, akibatnya makin serius apabila tubuh mengidap intoleransi terhadap gluten, termasuk saat sedang hamil. Ibu hamil dengan penyakit celiac yang belum terdiagnosis juga bisa keguguran karena konsumsi gluten.
Penyakit celiac merupakan kondisi autoimun ketika tubuh salah mengenali senyawa yang terkandung di dalam gluten. Tubuh pengidap celiac menganggap gluten sebagai ancaman yang membahayakan, akibatnya tubuh malah membentuk antibodi untuk mengatasinya dan menyerang jaringan tubuh yang sehat.
Bila tetap mengonsumsi gluten, maka penderita celiac tidak bisa menyerap vitamin, zat besi, dan nutrisi lain dengan baik.
Apa yang terjadi ketika ibu hamil mengalami intoleransi gluten yang tidak terdiagnosis?
1. Risiko Keguguran menjadi lebih besar
Menurut Braverman IVF & Reproductive Immunology, pusat layanan kesuburan di New York, penyakit celiac adalah salah satu gangguan autoimun yang sering dikaitkan dengan kasus keguguran.
Statistik menunjukkan, perempuan dengan penyakit celiac yang belum terdiagnosis, secara signifikan lebih rentan mengalami keguguran dibandingkan yang tidak mengidap celiac. Penyakit celiac yang tidak terdiagnosis pada ibu hamil juga meningkatkan risiko anemia dan persalinan prematur.
Gluten Intolerance Group (GIG), sebuah organisasi non-profit di California, Amerika Serikat, yang mengkampanyekan gaya hidup bebas gluten, menemukan fakta yang sama. Bahwa, calon ibu dengan penyakit celiac yang belum terdiagnosis berisiko lebih tinggi mengalami keguguran, ketidaksuburan, dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
Lola O’Rourke, seorang ahli gizi, koordinator pendidikan di GIG mengatakan hal ini diakibatkan oleh proses mediasi imun dan kekurangan nutrisi.
Artikel terkait : 6 Penyebab keguguran berulang yang perlu Bunda ketahui
2. Ibu hamil keguguran : Dapat dipicu oleh gluten
Dijelaskan oleh O’rourke, penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh bereaksi terhadap gluten dengan cara merusak usus halus. Akibatnya usus halus tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik.
Hal ini berujung pada keadaan malnutrisi atau penyakit sejenisnya yang dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin. Padahal keduanya membutuhkan nutrisi yang lebih dalam masa perkembangan dan kesehatan mereka.
Beberapa gejala penyakit celiac yaitu merasa kembung, sakit perut, diare akut, muntah, gangguan pencernaan, sembelit, kelelahan, ruam kulit, nyeri tulang dan sendi, kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki. Gejala lainnya yaitu sulit hamil dan mengalami penurunan berat badan yang tak terduga.
Apabila Bunda mengalami gejala tersebut di atas, bila tubuh bereaksi negatif terhadap makanan yang mengandung gluten, atau jika memiliki kekhawatiran akan masalah kesuburan dan keguguran, maka berkonsultasilah dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan penyakit celiac.
Agar dokter dapat melakukan diagnosis yang tepat, maka ketika akan melakukan tes penyakit celiac, Bunda harus menjalani pola makan tertentu, tapi tidak harus pola makan bebas gluten. Tujuannya supaya dokter dapat memastikan bagaimana tubuh bereaksi terhadap zat gluten.
3. Tes darah dan biopsi untuk tes penyalit celiac
Sampel darah akan dianalisis selama pemeriksaan penyakit celiac. Dokter mungkin juga akan melakukan endoskopi, tergantung bagaimana hasil tes darah. Endoskopi memungkinkan dokter untuk mengetahui kondisi usus halus dan mengambil sampel jaringan usus halus.
Endoskopi dilakukan untuk memeriksa apakah ada kerusakan pada usus halus yang menggunakan kamera sangat kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Dengan cara itu, Bunda dapat terdiagnosis mengidap celiac, atau mungkin anda hanya sensitif terhadap gluten. Sensitivitas terhadap gluten disebut juga keadaan non celiac- gluten sensitivity.
Gejalanya mirip penyakit celiac, dan intoleransi laktosa. Namun, tak seperti penyakit celiac, gluten sensitivity tidak sampai merusak usus kecil.
4. Menjalani pola makan bebas gluten
Penyakit celiac belum diketahui obatnya, tapi dapat dikontrol dengan cara menghindari segala sumber gluten, dan benar-benar menghapuskannya dari menu makanan sehari-hari. Menjalani pola makan bebas gluten dapat menghentikan gejala celiac, menyembuhkan kerusakan pencernaan, dan meningkatkan kondisi kesehatan anda secara keseluruhan.
Sadari bahwa gluten tidak hanya ada pada makanan seperti barley, gandum hitam, gandum, malt, pasta, kentang goreng, sup, dan kecap. Kandungan gluten juga ada dalam beberapa barang yang Bunda pakai sehari-hari seperti lip balm, obat-obatan, dan vitamin.
Ahli gizi GIG O’rourke menyarankan agar Bunda selalu berkonsultasi dengan penasihat kesehatan pribadi, mengingat kebutuhan diet dan nutrisi yang unik. Terutama selama masa kehamilan, ketika tubuh membutuhkan nutrisi seperti zat besi, asam folat, dan kalsium dalam jumlah yang besar.
Sangat penting untuk mengikuti pola makan bebas gluten, terutama bila Bunda telah didiagnosis mengidap celiac. Jika Bunda khawatir kalau pola makan bebas gluten kurang nutrisinya dibandingkan pola makan normal anda, maka tidak usah dilakukan.
“Secara umum, dengan mengganti biji-bijian yang mengandung gluten dengan biji-bijian utuh non gluten, maka pola makan bebas gluten ini sama bernutrisinya dengan pola makan yang mengandung gluten,” jelas O’Rourke.
***
Demikianlah informasi tentang Ibu hamil keguguran akibat konsumsi gluten, semoga anda dapat menjaga kesehatan dengan pola makan yang baik dan kaya nutrisi.
Artikel ini disadur dari tulisan Regina Posadas di theAsianparent Singapore
Baca juga :
Perlukah Melakukan Kuret Saat Keguguran? Berikut Penjelasan Lengkapnya, Bun!