X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Ibu Depresi Minta Suami Memilih: Diriku atau Bayi Down Syndrome?

Bacaan 4 menit
Saat Samuel Forrest menggendong putranya untuk pertama kalinya, dokter mengatakan bahwa bayi Leo mengalami down syndrome.
Tak disangka, Ruzan, istri Samuel, langsung panik dan memberi ultimatum: berikan anak itu kepada orang lain untuk diadopsi, atau ia akan meninggalkan mereka.
Ultimatum ini terlontar dari mulutnya dan ternyata ia serius. Entah apa yang merasuki pikirannya, Ruzan berkata demikian tanpa pernah menggendong Leo, buah hatinya sendiri.

Istri Samuel memberikan pilihan: dirinya atau anak Down Syndrome Istri Samuel memberikan pilihan: dirinya atau anak Down Syndrome. Foto: Samuel Forrest.

Samuel berkata, "Leo ganteng dan begitu sempurna. Aku akan tetap bersamanya."

Lalu Samuel dan istrinya pun mengurus perceraian. Sang istri pun meninggalkannya. Menyedihkan sekali bukan?

Setelah perceraian itu, sebagai single parent Sam memutuskan untuk kembali ke tempat asalnya di New Zealand. Ia membesarkan Leo di sana, agar dekat dengan keluarga dan sanak saudaranya.

Tiga bulan kemudian, Ruzan, mantan istrinya, bagaikan baru sadar dari mimpi menghubungi Sam kembali. "Ia tetap berkomunikasi denganku sebagai kawan melalui Skype. Aku akhirnya setuju untuk menemuinya, dan ia pun menggendong Leo untuk pertama kalinya."

Depresi paska melahirkan 1

Ruzan pun akhirnya kembali ke jalan yang benar

Keputusan Ruzan untuk meninggalkan buah hatinya sendiri diakibatkan oleh ketidaktahuannya tentang Down Syndrome, ditambah dengan depresi dan keegoisannya.

Kini Leo sudah berusia 1 tahun, dan menjalankan terapi fisik maupun terapi untuk perkembangan intelektual. Ia mulai merangkak, dapat menekan tombol, dan berkata "Dad" serta berusaha memanggil "Mom".

 

Leo merayakan ulang tahun pertama bersama ayah dan ibunya. Foto: Samuel Forrest. Leo merayakan ulang tahun pertama bersama ayah dan ibunya. Foto: Samuel Forrest.

"Aku sangat mencintainya," kata Ruzan. "Setahun lalu, tak dapat kubayangkan bagaimana aku bisa hidup bersamanya. Namun kini, tak dapat kubayangkan bagaimana aku dapat hidup tanpanya. Aku seperti orang yang berbeda saat ini."

Depresi Menjadi ayah

Hikmah yang dapat dipetik

Memiliki anak Down syndrome bukanlah sesuatu yang menakutkan. Dengan penanganan yang baik sejak awal, ditambah dengan pengetahuan yang cukup dari kedua orangtuanya, anak down syndrom dapat hidup normal dan bahagia.

Parents, semoga berita di atas dapat menyadarkan kita semua, bahwa depresi pasca melahirkan perlu ditangani sesegera mungkin, dan juga memiliki anak Down Syndrom adalah suatu karunia tersembunyi. Setiap anak adalah hadiah terindah bagi orangtuanya.

Ibu Depresi Minta Suami Memilih: Diriku atau Bayi Down Syndrome?

Tips untuk Orang Tua dengan Anak Down Syndrome

Down Syndrome (DS) adalah kelainan kromosom yang paling umum terjadi. Setiap tahun, sekitar 6.000 bayi di Amerika Serikat dilahirkan dengan DS — sekitar 1 dari setiap 691 bayi. Biasanya, inti setiap sel memiliki 46 kromosom, tetapi mereka yang memiliki DS, karena alasan yang tidak diketahui, memiliki salinan kromosom 21 yang penuh atau sebagian. Bahan genetik tambahan mengubah arah perkembangan.

Hal ini menyebabkan karakteristik fisik yang umumnya terkait dengan DS, seperti tonus otot rendah, perawakan kecil, mata miring ke atas, dan lipatan dalam tunggal di bagian tengah telapak tangan. Anak yang menderita DS juga memiliki tingkat masalah kesehatan tertentu yang lebih tinggi dan sejumlah keterlambatan kognitif. Meskipun karakteristik ini umum pada mereka yang memiliki DS, setiap orang adalah individu yang unik.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Ketika mendidik anak-anak dengan DS, hal-hal yang Parents ajarkan seharusnya tidak berbeda dari anak lain. Mereka harus mengembangkan keterampilan baru, mempelajari perilaku yang sesuai, dan berusaha mencapai tingkat kemandirian. Di bawah ini adalah beberapa tips bermanfaat bagi mereka yang memiliki anak dengan DS, menurut Napa Center:

  1. Pelajari tentang DS. Semakin banyak Anda tahu, semakin banyak Anda dapat membantu Anda dan anak Anda.
  2. Cintai dan bermain bersama dengan anak Anda. Perlakukan dia seperti Anda memperlakukan anak tanpa difabel.
  3. Punya harapan tinggi untuk anak Anda. Bersikaplah antusias dan memberi semangat.
  4. Dorong anak Anda untuk mandiri, misalnya berpakaian, mandi, dan lain-lain.
  5. Berikan tugas-tugas anak Anda, tetapi pastikan untuk mempertimbangkan kapasitas dan kemampuannya.
  6. Tawarkan bantuan Anda saat dibutuhkan dan segera berikan dukungan positif ketika dia menghasilkan respons yang benar.
  7. Jika anak Anda membuat kesalahan, jangan katakan, "itu salah." Minta dia untuk mencoba lagi, atau berikan respons yang benar.
  8. Sabar dan berharap. Anak Anda memiliki hidup yang panjang di depan mereka untuk belajar dan tumbuh.

Referensi: ph.theAsianparent.com

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Theva Nithy

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Ibu Depresi Minta Suami Memilih: Diriku atau Bayi Down Syndrome?
Bagikan:
  • Ibu ini tahu bayinya Down Syndrome saat melahirkan secara water birth

    Ibu ini tahu bayinya Down Syndrome saat melahirkan secara water birth

  • Hamil di atas 35 tahun tingkatkan risiko bayi down syndrome? Cek faktanya di sini!

    Hamil di atas 35 tahun tingkatkan risiko bayi down syndrome? Cek faktanya di sini!

  • Tangguh! 10 Artis Korea Ini Ternyata Seorang Single Mother

    Tangguh! 10 Artis Korea Ini Ternyata Seorang Single Mother

  • Rekomendasi tepung kue instan praktis dan lezat, suami dijamin betah di rumah!

    Rekomendasi tepung kue instan praktis dan lezat, suami dijamin betah di rumah!

  • Ibu ini tahu bayinya Down Syndrome saat melahirkan secara water birth

    Ibu ini tahu bayinya Down Syndrome saat melahirkan secara water birth

  • Hamil di atas 35 tahun tingkatkan risiko bayi down syndrome? Cek faktanya di sini!

    Hamil di atas 35 tahun tingkatkan risiko bayi down syndrome? Cek faktanya di sini!

  • Tangguh! 10 Artis Korea Ini Ternyata Seorang Single Mother

    Tangguh! 10 Artis Korea Ini Ternyata Seorang Single Mother

  • Rekomendasi tepung kue instan praktis dan lezat, suami dijamin betah di rumah!

    Rekomendasi tepung kue instan praktis dan lezat, suami dijamin betah di rumah!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.