Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini tengah menjadi bahan perbincangan terkait dengan momen peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 1 Desember 2021 lalu. Peringatan yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube tersebut malah menuai kritikan karena Bu Risma dianggap memaksakan anak Tunarungu untuk berbicara. Hal itu mengundang banyak respon, salah satunya surat dari ibu dengan anak Tunarungu, Iies Arum Wardhani.
Sang Bunda mengaku datang langsung peringatan Hari Disabilitas Internasional. Setelah melihat langsung acara tersebut, ia menyampaikan kekecewaan karena sikap ibu Menteri yang dianggap tidak menghormati para penyandang Tunarungu.
Surat dari Ibu dengan Anak Tunarungu untuk Risma
Parents begini isi surat dari Bunda Iies untuk Menteri Risma.
“Yth. Ibu Menteri Sosial RI Dengan hormat, Perkenalkan ibu @tri_rismaharini_kemensos, saya adalah orang tua dari anak Tuli @laaangit__ Sebelumnya saya apresiasi dan ucapkan terima kasih atas di selenggarakannya peringatan Hari Disabilitas Internasional. Alhamdulillah kami bisa menghadiri secara langsung acara di @kemensosri Dan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada ibu, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Saya merasa sedih dan terluka ketika ibu mengatakan memaksimalkan pemberian Tuhan dengan meminta anak Tuli untuk berbicara. Mohon maaf dengan sangat. Tuhan menciptakan makhluknya sudah dalam kondisi sempurna Saya percaya itu. Keberagaman kondisi adalah warna yang Tuhan berikan untuk manusia saling belajar memahami dan saling menghormati. Memaksimalkan anak Tuli bukan dengan meminta mereka berteriak “Hore, Aaaa, Iiiiii, Uuuu”. BUKAN. Memaksimalkan anak Tuli adalah dengan memberikan akses yang tepat untuk mereka bisa menerima informasi dan pengetahuan. Memberikan mereka kesempatan untuk berkarya. Membersamai mereka untuk push the limit dalam karya-karya mereka. Sedih hati saya Bu, sulit bagi orang tua untuk menjelaskan kenapa kami menerima keikhlasan anak-anak kami yang menitipkan pendengaran mereka kepada Tuhan. Sulit juga bagi kami awalnya menerima kondisi ini. Tapi ini bukan akhir Bu, kita semua berproses. Mari kita bertumbuh bersama, membersamai mereka Jika ibu berkenan, kami pun bersedia untuk berdiskusi dengan ibu Kejadian kemarin sangat melukai saya dan anak saya. Tapi itu tidak mengurangi sayang kami kepada ibu Mari Bu……..kita membersamai mereka untuk bertumbuh Hormati dan hargai pilihan mereka untuk generasi ke depan lebih baik dan lebih maju Salam sayang kami untuk ibu Menteri Sosial RI”
Artikel Terkait: Kisah Haru Pemuda Difabel Berjualan Jeruk demi Sang Ibu, Bahagia Dagangan Diborong
Klarifikasi Risma
Mengenai tindakannya tempo hari, Risma mengatakan bahwa itu untuk kebaikan para Tunarungu. Hal ini bisa membantu mereka, misalnya ketika ada di kondisi darurat.
“Saya ingin mengoptimalkan kemampuan dia kalau memang dia bisa bicara. Itu pilihan setelah itu dia mau bicara atau tidak,” ujar Risma, melansir Kompas.com.
“Untuk apa saya memaksa karena nggak ada gunanya buat saya. Tapi bahwa saya pengen di saat mereka di kondisi terpepet tadi, minimal dia bisa minta tolong atau dia bisa berjuang untuk itu, untuk mengamankan dirinya, karena kasih.” tuturnya lagi.
Artikel Terkait: Tanpa Bantuan Suami, Seorang Ibu Mengurus Anak Kembarnya yang Obesitas dan Difabel
Ibu dengan Anak Tunarungu menanggapi Klarifikasi dari Risma
“Bismillahirrahmanirrahim
Selamat Hari Disabilitas Internasional
Walaupun momen ini terciderai oleh sikap seorang ibu yang harusnya menjadi pengayom bagi difabel, tapi sudah lah setiap pribadi punya sikap.
Tapi jujur saya semakin sedih, susah payah saya mengajarkan anak-anak tentang 3 kata ajaib
TOLONG, MAAF, TERIMA KASIH
Lagi-lagi ilmu itu terpatahkan oleh seorang IBU yang saya yakin beliau pun mengajarkan itu kepada putra putrinya.
Ibu terkasih,
Alasan ibu untuk meminta Tuli untuk berbicara agar Tuli bisa menyelamatkan diri, sangat terlihat defensif bagi saya.
Keamanan warga negara adalah tanggung jawab negara
Bagaimana negara berkewajiban menciptakan support system untuk melindungi disabilitas
Yok bisa yok mas @laaangit__ , mbak Lintang, adek mBulan
Kalau butuh bantuan katakan TOLONG
Kalau sudah dibantu katakan TERIMA KASIH
Kalau berbuat salah katakan MAAF”
Kronologis Kejadian Hari Disabilitas Internasional
Dalam acara tersebut, Risma mengundang para Tunarungu untuk naik ke atas panggung. Di saat itu, ia meminta salah seorang anak, Aldi, untuk naik dan menyuruhnya untuk berbicara.
Risma ingin Aldi menyampaikan isi pikirannya mengenai lukisan pohon yang ia buat. Ia yakin Aldi bisa bicara dan tetap memintanya untuk berbicara tanpa alat bantu.
Sontak seorang perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan tunarungu Indonesia (Gerkatin) bernama Stefanus mengkritik hal yang baru saja terjadi. Stefanus menyampaikan bahwa bahasa isyarat dan alat bantu dengar merupakan hal yang penting bagi para Tunarungu sehingga ia mengaku kaget dengan perkataan dan sikap ibu menteri.
Artikel Terkait: Saat anak bertanya tentang disabilitas, begini cara orangtua menjelaskannya
Itu dia surat dari ibu dengan anak Tunarungu pada Menteri Risma. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.
****
Baca Juga:
Kangen Ibu, 2 Anak Buta dan Bisu Berjuang Pulang ke Kampung Halaman
Merangkak 3 km untuk bersekolah, begini perjuangan sang bocah SD