Hubungan menantu dan mertua selalu menjadi momok. Bahkan, tak jarang memicu konflik. Namun, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari konflik antara menantu dan mertua semakin besar. Psikolog Rany Moran memaparkan lebih lanjut bagaimana cara menghadapinya dan apa saja tanda red flag yang harus diatasi.
Kenali Tanda Hubungan Menantu dan Mertua Tidak Sehat
Konflik bisa terjadi dalam jenis hubungan apa pun, termasuk dalam hubungan menantu dan mertua. Namun jika dibiarkan, konflik ini bisa berdampak pada rumah tangga, bahkan kondisi mental anak-anak. Lebih parah lagi, jika mertua dan menantu tinggal dalam satu rumah, dan tidak ada ruang privasi untuk menyelesaikan masalah.
Menurut psikolog Rany Moran, kita harus kita harus mengetahui bagaimana tanda-tanda hubungan menantu dan mertua yang tidak sehat. Menurutnya, dengan mengetahui tanda hubungan yang tidak sehat antara mertua dengan menantu ini, kita bisa menghindari munculnya konflik yang lebih besar dan tidak perlu.
“Ini harus kita tahu. Kalau bisa dari awal kita manage (konflik), jangan kita tunggu sampai seperti gunung meletus. Impact-nya nanti bisa besar. Makanya, ini yang harus dipikirkan. Perlu atau tidak hal-hal kecil diributkan?” ungkap Rany Moran dalam Instagram Live Peran Mertua dalam Rumah Tangga beberapa waktu lalu.
Berikut tanda-tandanya:
- Sering mengkritik satu sama lain, misalnya mertua mengkritik sikap menantu atau sebaliknya.
- Mulai suka menyindir satu sama lain atau passive aggressive.
- Menghindari atau membatasi interaksi dengan mertua ketika sedang ada konflik. Menurut Rany, hal ini malah tidak menyelesaikan masalah. “Misalnya, kalau lagi kesal nggak mau dekat-dekat atau membatasi untuk bertemu. Nggak mau ketemu dulu, deh. Hal ini malah bikin nggak menyelesaikan masalah,” tambahnya.
- Tidak ada privasi dalam rumah tangga. Mertua kerap ikut campur dalam masalah rumah tangga.
- Adanya perbuatan yang manipulatif dari kedua belah pihak, dari menantu ataupun mertua.
- Adanya sikap membanding-bandingkan, seperti membandingkan mertua Anda dengan mertua lain, atau sebaliknya.
Artikel terkait: 9 Tipe Ibu Mertua yang Sering Ditemui beserta Tips untuk Menghadapinya
Jika Konflik dengan Mertua Sudah Terjadi, Apa yang Harus Dilakukan?
Konflik dengan mertua mungkin seringkali tidak terhindarkan. Jika sedang terjadi konflik, Rany Moran menyarankan beberapa hal, di antaranya:
- Anda harus memiliki skill untuk tidak merespons secara reaktif. “Pikirkan, perlu nggak saya menjadikan kondisi ini sebagai konflik? Perlu nggak sih saya jadikan ini sebagai argumen?” ungkap Rany Moran. Menurutnya, Anda harus pintar memilih mana reaksi yang tidak perlu atau perlu Anda ungkapkan.
- Fokus mencari solusi dari sebuah masalah, bukan menambah masalah.
- Jangan hanya menjaga konflik, kita juga harus memberikan usaha-usaha baik untuk menghindari hal-hal buruk terjadi. Misalnya, tetap memberi kejutan-kejutan kecil atau hadiah untuk sang mertua.
- Pikirkan hal-hal positif dari sikap mertua, jangan fokus kepada hal negatif.
- Kalau masalah tidak juga bisa diselesaikan, Anda bisa minta bantuan mediator atau pihak ketiga seperti ahli, penengah di dalam keluarga yang bisa bersikap netral untuk membantu menyelesaikan konflik.
Rany juga menambahkan agar kita tidak oversharing kepada mertua. Hal ini menurutnya juga bisa mengurangi konflik. “Kadang, batasan itu penting. Tidak semua harus kita ceritakan ke mertua. Itu salah satu cara untuk menjaga. Dan paling penting, melatih kemandirian rumah tangga kita,” tutupnya.
Itulah beberapa tanda dan cara mengatasi hubungan menantu dan mertua yang tidak sehat. Semoga membantu, Parents.
Baca juga:
id.theasianparent.com/video-mamah-dedeh-menjawab-hubungan-mertua-dan-menantu
id.theasianparent.com/artis-tinggal-dengan-orang-tua
Agar Tak Cekcok, Ini 6 Cara Atur Uang untuk Bantu Orang Tua dan Mertua