Hipertiroid pada kehamilan ternyata bisa menyerang siapa saja, lho, Parents! Kondisi ini akan muncul ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang berlebihan, lho! Kehamilan adalah salah satu penyebab adanya perubahan besar pada kadar hormon tersebut.
Kelenjar tiroid sendiri merupakan kelenjar berbentuk seperti kupu-kupu yang berfungsi memproduksi hormon tiroid, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh.
Hormon ini memiliki fungsi menjaga suhu tubuh agar tetap selalu hangat serta menunjang kinerja organ-organ tubuh, seperti otot, jantung atau pun otak.
Oleh karena itu, penyebab atau pun gejala hipertiroid ini harus diwaspadai oleh para perempuan hamil. Inilah sejumlah penjelasan tentang hipertiroid pada kehamilan yang wajib Anda ketahui.
Artikel terkait: Dikira hanya asam lambung, seorang dokter ternyata mengalami penyakit jantung
Penyebab Hipertiroid pada Kehamilan
Penyebab umum hipertiroid pada kehamilan adalah penyakit Graves. Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan membentuk antibodi (protein kekebalan) yang menyerang tiroid.
Hal ini menyebabkan kelenjar membesar dan membuat terlalu banyak hormon tiroid. Kebanyakan wanita dengan penyakit Graves akan mendapatkan pengobatan sebelum mereka hamil.
Kemudian, ibu hamil yang mual dan muntah parah atau mereka yang mengharapkan anak kembar dapat mengalami hipertiroid sementara.
Disebut tirotoksikosis gestasional transien, hipertiroid ini disebabkan oleh tingginya kadar hormon kehamilan yang disebut human chorionic gonadotropin atau hCG.
Karena sembuh pada minggu ke 14 hingga 18 kehamilan, ibu hamil tidak memerlukan obat antitiroid untuk mengobati kondisi ini.
Terkadang, hipertiroid muncul selama kehamilan karena adanya nodul (benjolan kecil) di tiroid. Nodul ini membuat terlalu banyak hormon tiroid.
Tiroid juga bisa menjadi terlalu aktif setelah melahirkan. Pada tahun pertama setelah melahirkan, sekitar 7% wanita mengalami tiroiditis postpartum (radang tiroid).
Masalah ini dimulai dengan hipertiroid. Paling sering, hipertiroid hilang tanpa pengobatan dalam beberapa minggu atau bulan.
Akan tetapi, terkadang peradangan ini menyebabkan hipotiroidisme, kondisi sebaliknya di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid. Dalam kebanyakan kasus, hipotiroidisme ini bisa hilang dengan sendirinya.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa penyebab lain dari hipertiroid pada kehamilan:
- Hipertiroidisme gestasional sementara.
- Gondok multinodular toksik.
- Adenoma toksik tunggal.
- Tiroiditis subakut.
- Tumor trofoblas.
- Hipertiroidisme yang diinduksi iodida.
- Struma ovarium.
- Aktivasi reseptor tirotropin.
Artikel terkait: Tumbuh kembang anak bisa terganggu karena anemia, waspadai gejalanya
Gejala-Gejala Hipertiroid pada Kehamilan
Berikut ini adalah gejala-gejala hipertiroid pada kehamilan, seperti dikutip Hormone.org:
- Merasa terlalu panas ketika orang lain merasa nyaman.
- Detak jantung berdegup sangat cepat.
- Tangan gemetar
- Penurunan berat badan meskipun Anda cukup makan.
- Kelelahan dan/atau sulit tidur.
- Merasa mudah tersinggung dan cemas.
Bagaimana Hipertiroid pada Kehamilan Didiagnosa?
Dalam beberapa kasus, cara wanita mengetahui bahwa mereka mengalami hipertiroid adalah sebelum mereka hamil. Untuk mendeteksi hipertiroid, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik dan memerintahkan tes darah untuk mengukur kadar hormon tiroid.
Jika hasil diagnosa adalah kadar TSH yang rendah, ditambah kadar T4 yang tinggi (juga disebut tiroksin), hal itu menunjukkan hipertiroid.
Tes lain untuk hipertiroid adalah tes penyerapan yodium radioaktif. Namun, wanita yang sudah hamil dan menyusui ternyata tidak boleh menjalani tes ini, jadi beri tahu dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui ya Parents!
Tes ini demi mengukur berapa banyak yodium yang diserap tiroid, karena tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid.
Artikel terkait: 6 Tanda penyakit jantung pada wanita yang tidak disadari, salah satunya sakit perut
Hipertiroid pada Kehamilan Bisa Sebabkan Komplikasi
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Endokrinologi & Metabolisme Klinis Masyarakat Endokrin menunjukkan bahwa risiko komplikasi meningkat baik untuk wanita dengan kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan mereka yang memiliki kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid).
Dilansir Healthline, penelitian ini menggunakan data dari Consortium on Safe Labor pada 223.512 kehamilan anak tunggal, peneliti menemukan bahwa kondisi ini dapat meningkatkan risiko masalah kebidanan, dan persalinan.
Dr. Pauline Mendola dari Institut Kesehatan Nasional Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Development (NICHD) mengungkapkan, perempuan membutuhkan kadar hormon tiroid yang tepat untuk mendukung kehamilan yang sehat, jadi sangat penting untuk memantau dengan cermat ibu hamil yang memiliki penyakit tiroid.
Perempuan dengan hipertiroid ini berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan yang serius, termasuk hipertensi dan kelahiran prematur. Mereka juga memiliki tingkat induksi persalinan dan intervensi kelahiran lainnya yang lebih tinggi.
Cara Melakukan Perawatan pada Pasien Hipertiroid
Perawatan hipertiroid pada kehamilan bisa dilakukan lewat dua fase, yaitu saat masa kehamilan dan menyusui:
1. Selama Masa Kehamilan
Perawatan yang disukai untuk ibu hamil dengan hipertiroid karena penyakit Graves adalah obat antitiroid. Obat-obatan ini mencegah tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. Namun untuk pasien hipertiroid sementara (gestasional), tidak memerlukan perawatan ini.
Perempuan hamil dengan hipertiroid Graves atau nodul tiroid harus memulai pengobatan obat antitiroid atau, jika sudah minum obat ini, temui dokter untuk membicarakan tentang dosisnya.
Hipertiroid karena penyakit Graves paling sering membaik seiring kemajuan kehamilan, tetapi dapat memburuk selama enam bulan pertama setelah melahirkan. Oleh karena itu, dokter mungkin perlu mengubah dosis obat antitiroid selama dan setelah kehamilan.
Pada trimester pertama kehamilan, obat pilihan untuk mengobati hipertiroid adalah propiltiourasil (PTU). Sementara, obat antitiroid lain, methimazole dapat menyebabkan cacat lahir jika dikonsumsi selama awal kehamilan.
Perempuan mungkin perlu mengonsumsi methimazole dalam tiga bulan pertama kehamilan jika mereka tidak dapat mentolerir PTU. Obat antitiroid dapat mengobati sebagian besar kasus penyakit Graves pada kehamilan.
Sementara itu, ibu yang sedang hamil tidak boleh menerima pengobatan dengan yodium radioaktif. Obat radioaktif ini biasanya menghancurkan kelenjar tiroid pasien agar tidak terlalu aktif dan dapat membahayakan tiroid bayi yang belum lahir.
2. Selama Masa Menyusui
Wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak mendapatkan pengobatan yodium radioaktif. Mereka dapat melanjutkan terapi obat antitiroid jika mereka meminum obat sesuai resep yang diberikan.
Apakah Bayi Butuh Perawatan Spesial?
Kebanyakan orang dengan penyakit Graves memiliki antibodi terukur dalam darah mereka yang dikenal sebagai imunoglobulin perangsang tiroid. Pada wanita hamil dengan penyakit Graves, antibodi ini dapat melewati plasenta ke bayi.
Meskipun tidak sering terjadi, hal ini dapat menyebabkan penyakit tiroid dan masalah medis lainnya bisa tertular pada bayi yang baru lahir.
Sehingga, semua bayi baru lahir dari ibu dengan penyakit Graves yang positif antibodi ini harus diperiksa tanda-tanda masalah tiroid dan diobati jika diperlukan.
Yang berpotensi lebih mengkhawatirkan bayi adalah ketika ibu telah dirawat karena penyakit Graves (misalnya yodium radioaktif atau pembedahan) dan tidak lagi memerlukan obat antitiroid.
Sangat penting untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah dirawat karena Penyakit Graves di masa lalu sehingga pemantauan yang tepat dapat dilakukan untuk memastikan bayi tetap sehat selama kehamilan.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
3 Prinsip Metode Gentle Birth Agar Proses Persalinan Lancar, Nyaman, dan Minim Trauma
Perkembangan Janin 16 Minggu, Panduan Kehamilan dari Minggu ke Minggu
Waspada Kondisi Hipotiroid pada Ibu Hamil, Bisa Jadi Penyebab Keguguran