Ada beragam penyakit yang bisa menyebabkan komplikasi selama kehamilan, salah satunya adalah hipertensi pada ibu hamil.
Kondisi tekanan darah tinggi selama kehamilan ini dikaitkan dengan beragam risiko kesehatan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada janin.
Seorang ibu hamil dikatakan mengalami tekanan darah tinggi saat tensi darah menunjukkan angka 140/90. Hal ini diungkapkan oleh dr. Arie Aldila Pratama, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Primaya Evasari Hospital dalam wawancara secara eksklusif bersama theAsianparent Indonesia.
Dr. Arie mengungkapkan berbagai hal yang sebaiknya diwaspadai oleh ibu hamil, khususnya mengenai kondisi hipertensi. Berikut berbagai pertanyaan yang kerap muncul dan sebaiknya diwaspadai oleh setiap ibu hamil.
Pertanyaan Seputar Hipertensi pada Ibu Hamil
Apakah Kondisi Hipertensi Ini Umum Terjadi pada Ibu Hamil?
Jawaban: “Terkait dengan hipertensi ini, kondisinya memang cukup umum terjadi pada ibu hamil. Namun, kondisinya bisa berbeda antara satu ibu dengan ibu yang lainnya karena hipertensi ini pun memiliki berbagai jenis.
Mengingat angka kejadiannya yang masih tinggi di Indonesia, setiap ibu hamil sebaiknya mewaspadainya. Terlebih risikonya juga tinggi sehingga kita harus berhati-hati.”
Apa Saja yang Dapat Meningkatkan Risiko Ibu Hamil Bisa Mengalami Hipertensi?
Jawaban: “Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang ibu hamil bisa mengalami hipertensi selama kehamilan. Beberapa risiko tersebut antara lain:
- Ibu berusia di atas 40 tahun
- Ibu memiliki riwayat hipertensi pada hamil sebelumnya, bahkan dikatakan risikonya bisa meningkat 7 kali
- Kehamilan untuk pertama kalinya
- Seorang ibu memiliki riwayat penyakit ginjal
Bagi ibu yang memiliki faktor risiko tersebut memang sebaiknya tidak lupa mengecek kesehatan selama kehamilan.”
Artikel Terkait: Pendarahan saat hamil 9 bulan, berbahayakah? Ini penjelasannya!
Jenis Hipertensi Apa yang Sebetulnya Banyak Terjadi dan Sebaiknya Diwaspadai oleh Ibu Hamil?
Jawaban: “Sebetulnya ada beragam jenis hipertensi saat kehamilan, namun yang kerap terjadi ialah preeklampsia. Preeklampsia adalah peningkatan tekanan darah saat hamil di atas 20 minggu.
Jika tekanan darah ibu di atas 140/90, dokter akan merujuk cek urin untuk melihat ada atau tidaknya protein. Apabila ada protein dalam urin, berarti itu kondisi preeklampsia.
Selain pun itu, kondisi preeklampsia ini pun bisa ditinjau dari hasil lab lain seperti dari trombosit, enzim di liver, serta ginjal.”
Apa Dampak yang Bisa Dialami oleh Ibu Hamil dan Janin Bila Preeklampsia Ini Terjadi?
Jawaban: “Ada banyak risiko yang bisa dialami oleh ibu dan janinnya. Pada ibu hamil bisa terjadi kejang, tidak sadarkan diri, kebutaan, stroke, bahkan kematian.
Komplikasi jangka panjang pun bisa terjadi mulai dari gangguan jantung, ginjal, dan lainnya. Pada janin risikonya pun juga bisa membahayakan.
Preeklampsia bisa menyebabkan aliran darah menurun sehingga aliran makanan ke bayi akan terhambat sehingga Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), tekanan darah tak terkontrol hingga memicu kelahiran dini atau prematur, air ketuban juga dapat berkurang, ari-ari pun bisa lepas, dan menyebabkan ibu alami perdarahan hebat.”
Apa Saja Kriteria Ibu yang Bisa Lebih Berisiko Mengalami Preeklampsia?
Jawaban: “Ada beragam faktor risiko yang bisa lebih memungkinkan ibu hamil mengalami preeklampsia. Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
- Kehamilan yang pertama kalinya
- Memiliki riwayat hipertensi di keluarga
- Mengalami hamil kembar
- Kondisi obesitas atau penyakit bawaan lainnya
Tentu, untuk menurunkan risikonya sebaiknya ibu hamil selalu mengikuti arahan dokter kandungan.”
Bagaimana Bila Ibu Hamil Didiagnosis Hipertensi? Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Jawaban: “Kalau sudah hipertensi kehamilan, hal yang harus dilakukan adalah rutin kontrol ke dokter. Dokter biasanya akan melakukan screening risiko preeklampsia, meresepkan obat antihipertensi yang harus dikonsumsi sesuai anjuran.
Lalu, pasien pun dianjurkan untuk mengonsumsi kalsium karena dapat mengurangi risiko hipertensi kehamilan. Di sisi lain, dokter pun akan melihat kondisi seorang ibu hamil dan menyarankan konsumsi zat pengencer darah pada beberapa kasus, biasanya diberikan di akhir trimester pertama.”
Artikel Terkait: Keluar darah saat hamil muda, perlukah merasa khawatir?
Itulah berbagai pertanyaan seputar hipertensi pada ibu hamil yang kerap ditanyakan oleh ibu hamil. Semoga bermanfaat, ya!
***
Baca Juga:
Bisa Tingkatkan Risiko Bayi Prematur, Waspadai 8 Penyebab Hipertensi Saat Hamil Ini!
Catat 5 Jenis Hipertensi yang Terjadi pada Ibu Hamil, Hati-hati Bun!
Mencegah preeklampsia pada kehamilan kedua, ini saran dokter kandungan