Bunda, tahukah apa itu hiperprolaktinemia? Ini merupakan kondisi di mana seseorang memiliki kadar hormon prolaktin dalam darah lebih tinggi dari kadar normal. Biasanya kondisi ini dialami oleh ibu hamil, karena fungsi utama prolaktin adalah untuk merangsang produksi ASI setelah melahirkan.
Selain itu, fungsi lain prolaktin yaitu untuk memengaruhi kadar homon seks wanita dan pria, seperti estrogen dan testosteron. Hormon prolaktin diproduksi di kelenjar hipofisis, organ seukuran kacang yang ditemukan di pangkal otak.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat seseorang akhirnya memiliki kadar hormon prolaktin yang tinggi? Nah, patut Anda ketahui, salah satu penyebab utama hiperprolaktinemia adalah pertumbuhan jaringan atau tumor pada kelenjar hipofisis yang disebut prolaktinoma.
Tumor tersebut menghasilkan prolaktin yang tinggi hingga 250 nangoram/mililiter, serta ukuran tumor pun bisa besar atau kecil, tapi biasanya jinak atau tidak bersifat kanker. Namun, untuk ukuran tumor yang besar bisa menyebabkan sakit kepala, masalah penglihatan, atau keduanya.
Penyebab hiperprolaktinemia terjadi
Dikutip dari situs Alodokter, selain karena tumor, hiperprolaktinemia bisa terjadi pada ibu hamil karena hal-hal berikut:
- Ibu dalam kondisi pasca menopause
- Baru saja melahirkan atau masih dalam periode pasca persalinan.
- Pernah menjalani operasi histerektomi
- 1-2 jam setelah mengalami kejang-kejang yang parah
- Pasien penyakit gagal ginjal
- Pasien sirosis atau kanker hati
Tak hanya itu, obat juga ternyata menjadi salah satu faktor pemicu lainnya. Pasalnya, beberapa obat dari dokter dapat membuat kadar prolaktin menjadi tinggi, yaitu hingga 500 nanogram/mililiter, misalnya obat-obatan seperti ini :
- Obat tekanan darah tinggi, seperti antagonis kalsium dan metildopa.
- Antidepresan, seperti antidepresan trisiklik.
- Obat antipsikotik, contohnya risperidon dan haloperidol.
- Sejenis obat pereda mual dan muntah, misalnya domperidone.
- Obat pereda nyeri, seperti morfin.
- Terapi pengganti hormon, seperti estrogen.
Dalam kasus tertentu, hormon prolaktin tinggi juga dapat dipicu oleh kondisi hipertiroid, hipotiroid, tumor yang memengaruhi kelenjar pituitari, atau radiasi di area dekat kelenjar pituitari. Akan tetapi, ada juga penyebab yang tidak diketahui, kondisi ini disebut sebagai hiperprolaktinemia idiopatik.
Gejala mengalami hormon prolaktin yang tinggi yang harus diwaspadai
Dilansir dari Hormone Health Network, baik wanita maupun pria jika mengalami kondisi prolaktin yang tinggi bisa berisiko mandul, penurunan gairah seks dan tulang keropos. Sementara itu, khusus untuk wanita, akan muncul gejala seperti:
- Vagina kering, sehingga menyebabkan rasa sakit saat melakukan hubungan seksual.
- Menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi.
- Terus menghasilkan ASI, walaupun sedang tidak hamil atau menyusui.
Sedangkan pada pria, gejalanya dapat berupa :
- Disfungsi ereksi
- Pembesaran payudara atau disebut dengan ginekomastia.
- Massa otot dan rambut tubuh berkurang.
- Jumlah sperma berkurang.
Cara mendiagnosis kondisi prolaktin yang tinggi
Untuk mendeteksi apakah Anda mengalami kelebihan prolaktin atau tidak yaitu dengan melakukan tes darah. Apabila kadar prolaktin tinggi, akan dilakukan tes lebih lanjut untuk memeriksa kadar hormon tiroid dalam darah.
Kadar hormon tiroid yang normal menyingkirkan hipotiroidisme sebagai penyebab hiperprolaktinemia. Nantinya dokter juga akan bertanya tentang kondisi lain, seperti riwayat penyakit, serta riwayat pengobatan pasien.
Jika diduga terdapat tumor atau prolaktinoma, maka perlu dilakukan tes MRI (magnetic resonance imaging) pada otak dan kelenjar pituitari. Tes MRI menghasilkan gambaran jaringan tubuh yang dapat mengungkapkan tumor hipofisis dan menunjukkan ukurannya.
Pengobatan kondisi hiperprolaktinemia
Bila Anda positif mengalami hiperprolaktinemia, maka perawatan yang dilakukan dokter akan didasarkan pada kondisi, penyebab, serta riwayat medis pasien. Apabila disebabkan oleh tumor, maka penanganannya dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
- Diberikan obat, misalnya bromocriptine yang berfungsi untuk menurunkan produksi hormon prolaktin.
- Melakukan operasi pengangkatan tumor.
- Terapi radiasi untuk memperkecil tumor.
Sedangkan pada pasien hipotiroid dengan kondisi hiperprolaktinemia, dokter akan memberikan hormon tiroid sintetis untuk mengembalikan kadar hormon prolaktin ke normal. Sementara, jika prolaktin tinggi akibat obat-obat yang sedang dikonsumsi, maka dokter akan menyesuaikan dosisnya agar kadar hormon prolaktin kembali normal.
Itulah kondisi hiperprolaktinemia yang sepatutnya Anda waspadai.
Semoga bermanfaat, ya!
Baca juga :
Fungsi hormon prolaktin bagi ibu menyusui, Bunda wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.