Bedanya Hilang Indra Penciuman karena Covid-19 dengan Flu Biasa

Kondisi hilang indra penciuman atau anosmia sering dialami pasien Covid-19. Apakah yang membedakan anosmia karena Covid-19 dengan flu biasa?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pernahkah Anda mengalami tidak dapat mencium aroma apapun? Anosmia atau kondisi hilang indra penciuman merupakan salah satu gejala yang umum dirasakan pasien Covid-19.

Dalam sebuah studi yang dilakukan November 2020, Office for National Statistics (ONS) menyebutkan, anosmia tidak hanya terjadi pada pasien bergejala, tapi juga oleh kelompok asimptomatik atau orang tanpa gejala (OTG). Berikut ini penjelasan lengkap mengenai anosmia.

Bedanya Hilang Indra Penciuman karena Covid-19 dengan Flu Biasa

Virus Covid-19 Sebabkan Anosmia

Anosmia biasanya terjadi sementara karena gangguan yang disebabkan oleh hidung tersumbat karena pilek, alergi atau infeksi sinus. Tapi di masa pandemi Covid-19 ini, kondisi hilang indra penciuman juga banyak dialami oleh para pasien Covid-19.

Harvard Medical School juga mengatakan, anosmia paling umum terjadi pada orang yang terkonfirmasi Covid-19. Dan tingkatan anosmia yang paling sering dialami pasien Covid-19 adalah yang sifatnya sementara. Dari analisis mereka, pasien Covid-19 27 kali lebih mungkin kehilangan penciuman, dan hanya sekitar 2,2 hingga 2,6 kali yang lebih mungkin juga mengalami demam, batuk, atau kesulitan pernapasan.

Artikel terkait: Perbedaan Parosmia dan Phantosmia, Dua Gejala COVID-19 Terbaru

Bagaimana Virus Corono merusak Indra penciuman?

Berikut ini penjelasan dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L(K), melansir dari Kompas.com.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut dr Delfitri, bagi virus corona ditularkan melalui percikan dan airbone, dan rongga hidung merupakan tempat favorit bagi virus ini.

"Di hidung, aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu," terang Delfitri.

Dr Delfitri menjelaskan lebih dalam, atap hidung yang melengkung membuat partikel-partikel yang terbawa dari luar akan terbentur dan menyangkut di sana.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Virus pun terperangkap di dalamnya dan menyebabkan saraf penghidu terinfeksi virus corona. Sudah menjadi sifat dari virus ini merusak sel dan mengakibatkan peradangan sehingga membuat saraf penciuman terganggu dan hilang indra penciuman.

Artikel terkait: 15 Gejala COVID-19 yang Sudah Ditemukan, Jangan Anggap Remeh!

Beda Anosmia karena Covid-19 dan Flu Biasa

Kalau anosmia yang terjadi karena pilek atau influenza, peradangan terjadi pada selaput lendir di seluruh hidung. Kondisi ini membuat hidung mampet dan penderitanya tidak bisa menghirup udara.

“Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup," ujarnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi ini membuat partikel-partikel udara yang membawa bau itu tidak bisa masuk karena tertutup lubang hidung.

"Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu," kata dr. Delfitri.

Bedanya anosmia yang disebabkan virus corona, saat hilang indra penciuman ia masih bisa menghirup udara atau bernapas dengan normal.

Penyebab Anosmia Secara Umum

Selain alergi, virus, dan sinus, masih ada banyak sekali penyebab dari anosmia menurut WebMD. Di antaranya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Polip hidung, yaitu pertumbuhan kecil non-kanker di hidung dan sinus yang menghalangi saluran hidung.
  • Cedera hidung dan saraf penciuman yang diakibatkan operasi atau trauma kepala.
  • Paparan bahan kimia beracun, seperti pestisida atau pelarut.
  • Obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, antidepresan, obat antiinflamasi, obat jantung, dan lain-lain.
  • Penyalahgunaan kokain.
  • Semakin tua usia Anda, indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman oun akan menjadi lebih lemah. WebMD menulis, indra penciuman seseorang paling tajam antara usia 30 dan 60 tahun, dan setelah itu kemampuannya mulai menurun.
  • Kondisi medis tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, kekurangan nutrisi, kondisi bawaan, dan gangguan hormonal.
  • Pengobatan radiasi kanker kepala dan leher.

Artikel terkait: Hilang Indra Penciuman Pertanda Baik bagi Pasien COVID-19, Ini Penjelasannya

Gejala dan Diagnosis Anosmia

Image: Unsplash

Tanda yang jelas dari anosmia adalah hilangnya penciuman. Orang yang mengalami anosmia akan menyadari mengalami anosmia ketika ada perubahan dalam hal bau, seperti tidak mampu membaui aroma favoritnya.

Jika Anda mengalami ini padahal sedang tidak pilek atau alergi dan tidak juga membaik lebih dari satu atau dua minggu, ada baiknya segera mengonsultasikan masalah Anda ke dokter.

Pengujian lebih lanjut ke dokter spesialis THT mungkin diperlukan jika dokter menemukan gejala yang lebih dari itu. untuk menentukan penyebab anosmia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

CT scan mungkin diperlukan agar dokter dapat melihat area tersebut dengan lebih baik.Kemampuan untuk mencium juga mempengaruhi kemampuan kita untuk merasakan. Tanpa indera penciuman, indera pengecap kita hanya dapat mendeteksi beberapa rasa, dan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda.

demikian penjelasan hilang indra penciuman yang disebabkan Covid-19. Jika Anda mengalaminya di masa pandemi ini tanpa disertai flu, pilek atau batuk, mungkin ada baiknya Anda segera swab PCR atau antigen.

Baca juga: