Hidrokel merupakan kondisi kesehatan yang terjadi ketika cairan mengisi skrotum pria (organ reproduksi pria berbentuk menyerupai kantong kulit yang menggantung di bagian pangkal penis) sehingga menyebabkan pembengkakan.
Meskipun tidak menyebabkan kematian, tetapi hal ini membuat banyak pria dewasa merasa kurang nyaman dan tidak percaya diri. Kondisi ini biasanya terjadi sejak bayi laki-laki lahir daripada menimpa orang dewasa.
Melansir dari Clevel and Clinic, sekitar 10% bayi laki-laki yang baru lahir mengidap hidrokel. Namun, dalam banyak kasus, hal ini akan hilang tanpa perawatan atau pengobatan intensif, khususnya dalam beberapa tahun pertama kehidupan bayi.
Sementara itu, hidrokel juga bisa menimpa pria dewasa, tetapi hanya sekitar 1% saja yang mengalaminya dan dapat hilang dengan sendirinya. Lantas, bagaimana gejala, penyebab, dan cara mengobatinya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Artikel Terkait: Pijat Penis, Apakah Aman dan Efektif Dilakukan? Cek Faktanya!
Gejala Hidrokel
Umumnya, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga banyak pria yang tidak sadar mengalaminya. Namun, satu-satunya gejala yang muncul ketika Ayah atau si kecil mengalami hidrokel ialah skrotum yang membengkak.
Pada laki-laki dewasa, mungkin Ayah merasakan sesuatu yang berat dan mengganjal di bagian skrotum. Dalam beberapa kasus, pembengkakan akan terlihat jelas di pagi hari dibandingkan malam hari dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Segera cari perawatan medis apabila Ayah atau si kecil merasakan sakit yang tak tertahankan dan tiba-tiba di bagian skrotumnya. Ini bisa menjadi tanda kondisi lain yang disebut torsio testis. Torsio testis terjadi ketika testis menjadi terpelintir atau terputar, biasanya karena cedera atau kecelakaan.
Meskipun torsio testis ini jarang terjadi, tetapi ini adalah keadaan darurat medis karena dapat menyebabkan suplai darah yang tersumbat ke testis dan akhirnya kemandulan jika tidak diobati.
Oleh sebab itu, apabila Ayah atau si kecil mengalami torsio testis, segera pergi ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat untuk penanganan terbaik.
Diagnosis Hidrokel
Untuk mendiagnosis hidrokel, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Jika Ayah mengalami kondisi ini, maka bagian skrotum akan membengkak dan seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Kemudian, dokter akan memeriksa testis melalui kantung berisi cairan untuk memeriksa kelembutan di skrotum dan menyinari skrotum yang disebut transiluminasi.
Cara ini memungkinkan dokter untuk menentukan apakah ada cairan di skrotum. Jika ada cairan, skrotum akan bertransmisi cahaya dan tampak menyala dengan cahaya yang melewatinya.
Akan tetapi, jika pembengkakan skrotum disebabkan oleh massa padat (kanker), maka cahaya tidak akan bersinar melalui skrotum. Tes ini tidak memberikan diagnosis pasti, tetapi bisa sangat membantu.
Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel darah atau urine untuk menguji infeksi. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan USG untuk memeriksa hernia, tumor, atau penyebab lain dari pembengkakan skrotum.
Artikel Terkait: Kapan Penis Laki-Laki Berhenti Tumbuh? Berikut Penjelasannya!
Penyebab Hidrokel
Penyebab pada laki-laki dewasa maupun bayi lelaki berbeda. Penting untuk mengetahui penyebab hidrokel pada keduanya karena penanganan dan perawatannya pun juga tak sama. Berikut penyebabnya pada bayi lelaki dan pria dewasa.
1. Penyebab Hidrokel pada Bayi Laki-Laki
Hidrokel dapat berkembang sebelum lahir. Biasanya, testis turun dari rongga perut bayi yang sedang berkembang ke dalam skrotum. Kantung testis memungkinkan cairan untuk mengelilingi testis. Biasanya, setiap kantung menutup dan cairan diserap.
Akan tetapi, terkadang cairan tetap ada setelah kantung menutup (non communicating hydrocele). Cairan biasanya diserap secara bertahap dalam tahun pertama kehidupan. Namun, tak menutup kemungkinan kantung tetap terbuka (communicating hydrocele).
Kantung bisa berubah ukuran atau jika kantung skrotum tertekan, cairan bisa mengalir kembali ke perut yang menyebabkan hernia inguinalis.
2. Penyebab Hidrokel pada Pria Dewasa
Hidrokel dapat berkembang sebagai akibat dari cedera atau peradangan di dalam skrotum. Peradangan mungkin disebabkan oleh infeksi pada testis atau pada tabung kecil melingkar di belakang setiap testis (epididimitis).
Cara Mengobatinya
Jika si kecil mengalami permasalahan ini sejak bayi, bisa jadi hal itu akan hilang dengan sendirinya, maksimal hingga bayi berusia 1 tahun. Jika hidrokel anak tidak hilang dengan sendirinya atau menjadi sangat besar, maka diperlukan pembedahan oleh ahli urologi.
Sementara itu, pada orang dewasa, hidrokel biasanya hilang dalam waktu enam bulan. Namun, dibutuhkan pembedahan apabila hingga menyebabkan ketidaknyamanan atau jika itu adalah hidrokel komunikan, yang dapat menyebabkan hernia.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanganinya.
1. Operasi
Pembedahan untuk mengangkat hidrokel dilakukan dengan anestesi. Dalam kebanyakan kasus, pasien dapat segera kembali ke rumah beberapa jam usai pembedahan. Operasi ini dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil di perut atau bagian skrotum (tergantung pada lokasi hidrokel) dan hidrokel diangkat melalui pembedahan.
Dokter bedah akan menempelkan perban atau penutup pada sayatan tersebut. Tergantung pada lokasi dan ukurannya, dokter juga memerlukan tabung drainase selama beberapa hari.
Kompres es, tali penyangga untuk skrotum, dan banyak beristirahat akan mengurangi ketidaknyamanan setelah operasi. Penyedia layanan kesehatan kemungkinan akan merekomendasikan pemeriksaan karena hidrokel dapat muncul kembali.
2. Aspirasi Jarum
Pilihan lain untuk pengobatan hidrokel adalah dengan mengeringkannya dengan jarum panjang. Jarum dimasukkan ke dalam kantung untuk mengeluarkan cairan.
Dalam beberapa kasus, obat dapat disuntikkan untuk mencegah kantung terisi kembali. Aspirasi jarum umumnya dilakukan pada pria yang berisiko tinggi mengalami komplikasi selama operasi. Efek samping yang paling umum dari aspirasi jarum adalah rasa sakit sementara di skrotum dan risiko infeksi.
Dengan melakukan operasi, rasa sakit mungkin akan hilang dalam waktu sekitar seminggu. Dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri jika dirasa perlu.
Walau begitu, Ayah tidak akan bisa segera beraktivitas normal selama beberapa minggu termasuk menghindari gerakan duduk atau berdiri ngangkang, mengendarai sepeda, setidaknya selama 3 minggu. Selain itu, aktivitas berat juga harus dihindari selama masa pemulihan pascaoperasi.
Jahitan di tempat sayatan biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi dokter akan memeriksanya kembali usai beberapa minggu operasi. Menjaga area tetap bersih menggunakan pancuran atau mandi spons akan membantu mencegah infeksi.
Artikel Terkait: 8 Kelainan Penis, Ini Gejala dan Dampaknya bagi Kesehatan Reproduksi
Kapan Sebaiknya Menemui Dokter?
Segera temui dokter apabila Ayah atau si kecil mengalami pembengkakan skrotum. Penting untuk menyingkirkan penyebab lain dari pembengkakan yang mungkin memerlukan perawatan. Misalnya, hidrokel mungkin terkait dengan titik lemah di dinding perut yang memungkinkan lengkung usus meluas ke skrotum (hernia inguinalis).
Hidrokel bayi biasanya hilang dengan sendirinya. Namun, jika hidrokel bayi tidak hilang setelah satu tahun atau jika membesar, mintalah dokter anak untuk memeriksa hidrokel.
Dapatkan perawatan medis segera jika Ayah atau si kecil tiba-tiba mengalami nyeri skrotum yang parah atau bengkak, terutama dalam beberapa jam setelah cedera pada skrotum.
Tanda dan gejala ini dapat terjadi dengan sejumlah kondisi, termasuk aliran darah yang tersumbat di testis yang terpuntir (torsio testis). Torsio testis harus dirawat dalam beberapa jam sejak awal tanda dan gejala untuk menyelamatkan testis.
Apakah Hidrokel Bisa Dicegah?
Tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi terkena hidrokel. Untuk pria remaja dan dewasa, perlindungan terbaik terhadap hidrokel adalah menjaga testis dan skrotum bebas dari cedera. Misalnya, jika mengambil bagian dalam olahraga kontak, gunakan cup atletik untuk melindungi skrotum.
Meskipun hidrokel biasanya bukan masalah kesehatan utama, tetapi beri tahu penyedia layanan kesehatan tentang kelainan atau pembengkakan pada skrotum. Penyakit atau kondisi lain mungkin menyebabkan kelainan tersebut.
Itulah serba serbi mengenai hidrokel, mulai dari penjelasan apa itu hidrokel hingga pengobatannya. Jika Parents mengalami gejala hidrokel yang disebutkan di atas, segera hubungi dokter untuk melakukan pengobatan atau perawatan lebih lanjut.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Waspadai Testis Tidak Turun pada Bayi Laki-Laki, Ini Bahayanya!
Testis anak tidak turun, apa saja risiko dan bagaimana pengobatannya?
Testis balita ini terjepit saat mandi di bathtub, bagaimana melepaskannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.