Bunda, jangan malu untuk memeriksakan diri ke dokter bila memiliki herpes genital. Terlebih bila Bunda sedang hamil. Sebab herpes genital pada ibu hamil bisa berakibat fatal untuk kehidupan bayi di masa depan.
Mengenal seluk beluk herpes genital
Herpes genital merupakan salah salah satu penyakit infeksi pada alat kelamin yang bisa terjadi pada pria maupun wanita. Penyakit yang dikenal pula dengan sebutan herpes kelamin ini disebabkan karena Herpes Virus Simpleks atau HSV.
Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid menjelaskan, “Herpes Genital merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diakibatkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 dan 2.”
“Biasanya tipe 1 ditularkan melalui oral ke oral sedangkan tipe 2 melalui aktivitas seksual, tetapi dengan semakin berkembangnya bentuk aktivitas seksual maka terkadang ditemukan HSV tipe 1 di area genital,” tambahnya
Virus ini sangat mudah menular dan menetap di dalam tubuh seseorang. Penularan virus ini terjadi melalui kontak kulit dengan seseorang yang sedang terinfeksi.
“Misalnya melalui ciuman, hubungan seks kelamin dan kelamin, atau mulut dan mulut.” ujar Wresti.
Mirisnya, sekitar 80% orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka menderita herpes dan membawa HSV karena minimnya gejala. Jadi ketika mereka melakukan kontak fisik, mereka tidak sadar telah menularkan virus tersebut pada pasangannya.
Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K) M.Epid dalam acara Tanggap Herpes Genital: Kenali Penyakitnya Waspadai Penularanya, di Menteng, Jakarta, Kamis (16/5).
Selain itu, meskipun tidak mematikan tetapi herpes genital tidak bisa disembuhkan dan bersifat kronis selama bertahun-tahun atau seumur hidup. Tidak ada penyembuhan untuk herpes genital.
Jadi sekali seseorang mendapatkan virus ini, maka virus ini akan selalu berada di dalam ganglion syaraf di daerah kulit yang terinfeksi dan sewaktu-waktu teraktivasi.
Virus herpes tidak dapat diobati secara permanen. Adapun obat-obatan yang ada sekarang hanyalah untuk mengurangi risiko kambuhnya penyakit tersebut. Herpes genital bersifat periodik, kemunculannya akan bergantung pada daya tahan tubuh pasien
“Herpes Genital bukan hanya menyerang fisik namun juga psikis, seperti menimbulkan rasa malu, tidak percaya diri, bahkan dapat mempengaruhi hubungan antarpasangan.”
“Jika sudah menemukan gejala atau tanda herpes seperti sariawan di area genital, segera konsultasikan ke dokter untuk diobati, hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan, mengingat masyarakat sering tidak sadar bahwa mereka sudah terkena virus herpes,” himbau Wresti.
Bahaya herpes genital pada ibu hamil
Herpes genital bisa memberikan risiko berbahaya pada ibu hamil dalam dua cara. Cara pertama, ketika herpes genital baru terdiagnosis saat ibu hamil. Cara kedua, ketika herpes genital sudah terdiagnosis sebelum ibu dinyatakan hamil.
Wresti menjelaskan bila herpes genital baru terdiagnosis saat ibu hamil, maka risiko bahaya dapat terjadi selama proses kehamilan. Sebab selama proses itu, virus HSV beredar di dalam aliran darah ibu dan dapat masuk ke dalam plasenta.
Akibatnya bayi bisa lahir dengan gejala herpes genital yang menyebar di seluruh tubuh. Tidak hanya di alat kelamin.
“Bagi ibu hamil yang baru saja terkena virus HSV akan sangat berbahaya bagi bayinya. Karena virus HSV saat pertama kali masuk ke dalam tubuh, dia masih bisa beredar di darah. Lalu dalam kasus ibu hamil, virusnya masuk ke plasenta lewat aliran darah.
“Dari plasenta virus HSV akhirnya mempengaruhi bayinya. Dan bila bayinya positif terkena virus herpes, maka dia akan mengalami gejala herpes seperti orang dewasa tapi di seluruh tubuh. Jadi ada lepuhan-lepuhan merah di seluruh tubuhnya,” ungkap Wresti.
Adapun bila herpes genital sudah terdiagnosis sebelum ibu hamil, maka risiko bahaya baru terjadi ketika bayi akan dilahirkan. Bayi berisiko terinfeksi virus HSV ketika melewati jalan lahir sang ibu.
“Oleh karena itu, bila ibu hamil yang sebelumnya telah terdiagnosis mengalami herpes genital. Biasanya akan disarankan dokter kandungan untuk melakukan proses persalinan caesar. Dengan begitu, bayi akan terhindar dari risiko terinfeksi virus HSV karena tidak melewati jalan lahir,” jelas Wresti.
Wresti kemudian menegaskan para ibu hamil agar tidak takut ketika menjalani serangkaian pengobatan herpes genital saat hamil. Sebab obat-obatan yang digunakan telah terbukti aman untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
“Bila ibu hamil ini kita obati, masih ada kemungkinan bila bayi ini bisa terhindar dari risiko terinfeksi virus HSV. Ibu-ibu tidak perlu takut karena obat-obat yang diberikan pada ibu hamil umumnya tidak berbahaya untuk janin,” tutupnya.
Tanda atau gejala herpes genital
Dalam beberapa kasus, herpes genital tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala khusus. Namun dalam beberapa kasus lainnya, infeksi ini menimbulkan tanda-tanda atau gejala seperti:
- Adanya lepuhan-lepuhan kecil di daerah mulut atau kemaluan yang bisa pecah dan menjadi luka.
- Luka berkembang menjadi keropeng (kerak) yang sembuh 1 atau 2 minggu.
- Pada wanita, lepuhan herpes biasanya timbul di daerah vagina, uretra, serviks.
- Pada pria, lepuhan herpes biasanya timbul di penis, uretra, buah zakar. Lepuhan ini menimbulkan rasa sakit saat mengeluarkan air seni.
- Kadangkala lepuhan herpes timbul di dubur, bawah pinggang, tangan, payudara, jari, tubuh bagian belakang, dan tubuh bagian lainnya.
- Tidak hanya lepuhan, herpes jenis ini juga biasanya hanya memperlihatkan gejala kemerahan yang kecil dan kulit pecah-pecah.
- Sakit punggung bagian bawah.
Segera lakukan konsultasi pada dokter bila mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Dengan begitu, dokter dapat segera memberikan penanganan dan pengobatan yang tepat.
Baca juga
Dokter Kelamin Bagikan 3 Tips Cegah Herpes Genital pada Pria dan Wanita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.