Virus Hepatitis D atau Delta dalam dunia medis dikenal sebagai virus yang bisa menyerang hati. Hepatitis jenis ini bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, khususnya yang juga sudah terinfeksi Hepatitis B.
Infeksi pada saat yang sama dengan Hepatitis B ini dikenal dengan koinfeksi . Sementara bila seseorang terinfeksi Hepatitis B setelah mengalami Hepatitis B kronis disebut juga dengan kondisi superinfeksi.
Virus satu ini bisa menginfeksi saat seseorang bersentuhan dengan darah maupun cairan tubuh orang lain yang terinfeksi, khususnya pada anak yang daya tahan tubuhnya masih cukup rentan. Di sisi lain, ibu yang mengalaminya juga bisa menularkan kepada bayi dalam kandungan.
Risiko komplikasi Hepatitis D
Bila kondisi hepatitis D ini berlangsung lebih dari 6 bulan, penyakit ini dikategorikan kronis. Saat ini terjadi, risiko komplikasi bisa mengintai sehingga kita patut mewaspadainya.
Infeksi kronis yang tidak terobati ini bisa berlanjut lebih parah hingga mengakibatkan seseorang mengalami sirosis atau jaringan parut hati yang parah. Selain itu, risiko seseorang mengalami penyakit pada liver maupun kanker liver bisa mungkin terjadi.
Artikel Terkait : Hepatitis pada ibu hamil dan risikonya terhadap janin, Bumil wajib tahu!
Gejala Hepatitis D
Ada beberapa gejala Hepatitis D yang bisa dialami oleh anak dan sebaiknya diwaspadai setiap orangtua
Gejala-gejala infeksi virus ini mirip dengan kondisi seseorang yang terinfeksi Hepatitis B. Beberapa gejala yang patut diwaspadai terjadi pada si kecil, antara lain:
- Mengalami jaundice atau kulit dan mata yang menguning.
- Mengeluarkan urin yang berwarna gelap.
- Masalah pada organ pencernaan seperti merasa mual, muntah, dan sakit perut parah.
- Nyeri pada persendian.
- Kehilangan nafsu makan.
- Kelelahan yang ekstrem.
Diagnosis
Penanganan Hepatitis D pada anak disesuaikan dengan kondisinya
Kondisi Hepatitis ini bisa didiagnosis menggunakan tes darah. Bila si kecil mengalaminya, antibodi anti-Delta akan menunjukkan hasil yang positif.
Artikel Terkait : Kenali ciri dan faktor risiko hepatitis A agar kita dapat mencegahnya
Penanganan
Untuk pasien yang mengalami Hepatitis D, sebetulnya tidak ada pengobatan khusus yang akan diberikan. Umumnya seseorang akan menerima penanganan berupa pengobatan yang sama dengan penyakit Hepatitis B.
Kondisi anak bisa berbeda-beda Parents, begitu juga penanganan yang akan diterimanya. Umumnya, perawatan akan memakan waktu beberapa tahun, namun kondisi ini tidak akan sama pada setiap anak.
Hepatologis atau dokter spesialis hati akan menentukan perawatan yang tepat berdasarkan hasil laboratorium maupun pemeriksaan fisik yang dilakukan.
Pencegahan Hepatitis D
Parents lakukan beberapa hal yang dilakukan untuk mencegah penyakit Hepatitis D pada anak
Salah satu cara efektif untuk mencegah kondisi ini terjadi pada si kecil ialah dengan menghindarkannya dari infeksi Hepatitis B. Beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan untuk mengurangi risikonya, antara lain :
Lakukan vaksinasi
Vaksinasi untuk Hepatitis B sebaiknya dilengkapi oleh setiap anak untuk mencegah komplikasi dan infeksi yang berlanjut ke Hepatitis D.
Jenis vaksin ini biasanya akan diberikan dalam tiga kali suntikan selama enam bulan. Orang dewasa yang memiliki faktor risiko pun disarankan untuk melakukannya juga, Parents.
Pastikan ibu hamil aman dari hepatitis
Ibu hamil yang mengalami Hepatitis bisa berisiko menularkan penyakit ini pada anaknya. Oleh karena itu, pastikanlah saat sebelum hamil seorang ibu tidak terjangkit kondisi ini. Segera konsultasikan dengan dokter bila ibu hamil mengalaminya.
Jaga daya tahan tubuh si kecil
Setelah melakukan vaksin, tetaplah jaga daya tahan tubuh si kecil dengan membiasakan konsumsi makanan bergizi seimbang, cukup istirahat, dan aktivitas fisik ringan secara teratur.
Pastikan sanitasi lingkungan terjaga
Faktor eksternal seperti menjaga lingkungan sekitar tetap terjaga menjadi hal lain yang penting dilakukan, Parents. Biasakan si kecil untuk mencuci tangan secara teratur.
Bila perlu, biasakan ia untuk menggunakan piring, sendok, gelas, dan alat makan lain terpisah dari anggota keluarga maupun orang lain.
Nah Parents, bila si kecil mengalami gejala di atas sebaiknya segera periksakan pada dokter, ya. Khususnya bila mengalami gejala Hepatitis B, segeralah tangani dengan baik untuk mencegah komplikasinya terjadi.
Baca Juga :
Parents, kenali beberapa gejala hepatitis A pada anak berikut ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.